Mohon tunggu...
Medio Podcast Network
Medio Podcast Network Mohon Tunggu... Lainnya - Medio by KG Media

Medio, sebagai bagian dari KG Radio Network yang merupakan jaringan KG Media, hadir memberikan nilai tambah bagi ranah edukasi melalui konten audio yang berkualitas, yang dapat didengarkan kapan pun dan di mana pun. Kami akan membahas lebih mendalam setiap episode dari channel siniar yang belum terbahas pada episode tersebut. Info dan kolaborasi: podcast@kgmedia.id

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Body Shaming dalam Keluarga: Emotional Abuse yang Tak Disadari

20 Mei 2022   08:33 Diperbarui: 20 Mei 2022   09:05 941
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Shaming (Medio by KG Media)

BODY shaming adalah tindakan yang kerap kali dirasakan oleh sebagian besar orang. Tanpa pandang bulu, pelakunya bisa berasal dari orang terdekat, misalnya keluarga. 

Banyak orang yang justru kerap menerima body shaming dari keluarga. Padahal, seharusnya orang-orang terdekat itu bisa menjadi support system untuk para korban. 

Bahkan, dari riset yang dilakukan oleh Parapuan tentang "Pengalaman Perempuan Menerima Ujaran Kebencian, Seksisme dan Misogini selama Pandemi Covid-19", didapatkan hasil bahwa sebanyak 32 persen dari total responden mengaku pelaku utama ujaran kebencian adalah dari keluarga. 

Perilaku ini kerap dilakukan saat bertemu dengan keluarga secara langsung. 

Biasanya, kalimat yang dilontarkan mencakup, "Eh, kamu gendutan, ya?", "Kok, kamu jerawatan, sih?" atau "Kurus banget kamu, gak makan, ya?". 

Kalimat-kalimat itu tak jarang melukai perasaan korban body shaming hingga mereka merasa trauma dan tak nyaman saat berkumpul dengan keluarga besar. 

Faktor-faktor yang melatarbelakanginya pun beragam, salah satunya adalah perbedaan pemahaman. 

Perbedaan ini bisa terjadi karena orang tua di dalam keluarga, merasa pertanyaan tersebut adalah hal lumrah untuk basa-basi. 

Mereka pun menganggap apa yang dilontarkan hanya candaan atau bahkan komentar terhadap penampilan fisik kita. 

Pada akhirnya, korban mau tak mau selalu menerima komentar negatif itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun