Ketupat bukan sekadar makanan, tetapi simbol dari perjalanan panjang menuju kemenangan. Setiap helai janur yang dijalin adalah lambang kesabaran, kesungguhan, dan keikhlasan. Tidak semua orang mampu merajut ketupat dengan sempurna, tetapi bukan itu yang terpenting. Yang lebih berarti adalah usaha dan niat yang menyertainya.
Ketika semua ketupat telah selesai dirajut, beras yang sudah dicuci dimasukkan ke dalamnya. Ada hitungan tak kasat mata yang diterapkan, tak boleh terlalu penuh agar beras bisa mengembang sempurna. Setelah itu, ketupat direbus dalam panci besar selama berjam-jam hingga matang sempurna.
Uap panas yang mengepul dari panci membuat suasana semakin terasa istimewa. Semua orang menunggu dengan harap-harap cemas, memastikan bahwa ketupat yang dibuat tidak terlalu lembek atau terlalu keras. Begitu panci dibuka dan ketupat matang sempurna, ada rasa bangga yang muncul dari dalam hati.
Perjuangan Memasak Rendang yang Sempurna
Rendang adalah hidangan yang membutuhkan kesabaran ekstra. Tidak bisa diburu-buru, karena setiap prosesnya harus dilakukan dengan penuh ketelitian. Daging yang telah dipotong rapi dimasukkan ke dalam kuali besar, bersama dengan santan dan bumbu yang telah dihaluskan. Api dinyalakan kecil, lalu rendang mulai dimasak dengan perlahan.
Perlahan tapi pasti, santan mulai menguap, meninggalkan minyak yang mengilap di permukaan daging. Aroma rempah yang berpadu dengan wangi daging membuat perut mulai berbunyi, tetapi tidak ada yang boleh tergesa-gesa. Rendang membutuhkan waktu berjam-jam hingga benar-benar matang sempurna.
Ada saat di mana harus terus mengaduk agar tidak gosong, ada saat di mana harus sabar menunggu hingga bumbu meresap ke dalam serat daging. Ini bukan sekadar memasak, tetapi seni yang membutuhkan kesabaran. Bagi yang sudah terbiasa, ada perasaan puas saat melihat rendang akhirnya menghitam sempurna.
Ketika rendang siap dihidangkan, ada kebahagiaan tersendiri yang sulit dijelaskan. Semua lelah terbayar ketika melihat panci besar berisi rendang yang pekat, dengan rasa yang sempurna. Sebuah kemenangan kecil sebelum kemenangan besar Idul Fitri dirayakan.
Malam Takbir yang Berakhir dengan Senyum
Menjelang tengah malam, dapur mulai lengang. Panci-panci besar telah dimatikan apinya, wajan-wajan telah dicuci bersih, dan aroma masakan masih tersisa di udara. Semua hidangan telah siap, tinggal menunggu hari esok untuk dinikmati bersama.
Ada rasa lega yang mengalir di tubuh yang lelah, tetapi hati penuh kepuasan. Ini adalah rutinitas yang akan selalu diulang setiap tahun, ritual yang menjadikan dapur sebagai jantung rumah tangga. Tidak ada yang lebih indah dari merayakan kebersamaan dalam kesederhanaan.
Malam takbir akhirnya berakhir dengan senyum. Di luar, gema takbir masih menggema, tetapi di dalam hati, ada kebahagiaan yang tak tergantikan. Dapur telah menyelesaikan tugasnya, kini saatnya menyambut hari kemenangan dengan penuh suka cita.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI