Mohon tunggu...
Media Online
Media Online Mohon Tunggu... Editor - Penulis

Suka menulis membaca

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Antara Cita-cita dan Beban UKT: Dilema Lara Sang Puteri

2 Februari 2024   17:46 Diperbarui: 2 Februari 2024   17:50 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Lara, seorang gadis cerdas dari keluarga sederhana, bercita-cita menjadi dokter. Sejak kecil, Lara terinspirasi oleh kisah inspiratif dokter yang mendedikasikan hidupnya untuk membantu orang lain. Tekadnya bulat, ia ingin mengabdikan diri di bidang medis dan membawa perubahan bagi kesehatan masyarakat.

Namun, Lara dihadapkan pada kenyataan pahit. Impiannya untuk menempuh pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas Negeri terhambat oleh biaya Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang tinggi. Bagi Lara, nominal UKT tersebut bagaikan tembok tebal yang menghalangi jalannya menuju cita-cita.

Di satu sisi, Lara tak ingin menyerah. Ia ingin meraih mimpinya dan mengukir prestasi. Di sisi lain, Lara tak tega membebani kedua orang tuanya yang bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Dilema ini merenggut kebahagiaannya, menghadirkan keraguan dan kegelisahan.

Lara mencari solusi. Ia mencoba mencari beasiswa, namun peluangnya terbilang kecil. Lara juga mempertimbangkan untuk bekerja sambil kuliah, namun ia ragu apakah mampu membagi waktu antara belajar dan bekerja tanpa mengorbankan prestasinya.

Suatu hari, Lara mendapatkan undangan dari sebuah seminar tentang solusi UKT. Di sana, Lara bertemu dengan berbagai pihak, mulai dari perwakilan pemerintah, akademisi, hingga aktivis mahasiswa. Dalam seminar tersebut, Lara mendapatkan informasi tentang berbagai program bantuan dan solusi untuk meringankan beban UKT.

Lara mulai memahami bahwa UKT bukanlah hambatan yang tak teratasi. Ada banyak solusi yang tersedia, seperti keringanan UKT, program beasiswa, dan skema pembayaran cicilan. Lara pun termotivasi untuk mencari informasi lebih lanjut dan menindaklanjutinya dengan penuh semangat.

Beberapa bulan kemudian, Lara berhasil mendapatkan beasiswa penuh dari sebuah yayasan yang peduli terhadap pendidikan. Beban UKTnya terangkat, dan Lara dapat fokus mengejar mimpinya menjadi dokter.

Kisah Lara menunjukkan bahwa UKT bukanlah akhir dari segalanya. Bagi Lara, UKT bukan masalah yang melumpuhkan, melainkan batu loncatan untuk meraih cita-cita. Tekad, kerja keras, dan informasi yang tepat menjadi kunci untuk membuka pintu menuju pendidikan yang berkualitas.

Cerita Lara menjadi inspirasi bagi banyak mahasiswa yang mengalami kesulitan finansial. Di balik tembok tebal UKT, terbentang jalan menuju masa depan yang gemilang. Dengan semangat pantang menyerah dan solusi yang tepat, cita-cita dan pendidikan berkualitas bukan lagi mimpi yang tak terjangkau.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun