Mohon tunggu...
Khoirul Amin
Khoirul Amin Mohon Tunggu... Jurnalis - www.inspirasicendekia.com adalah portal web yang dimiliki blogger.

coffeestory, berliterasi karena suka ngopi.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Indonesia Nol Emisi, Dimulai dari Mana?

24 Oktober 2021   21:44 Diperbarui: 24 Oktober 2021   22:12 438
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi emisi karbon mobil (news.ddtc.co.id/diunduh)

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas merilis, harus dilakukan penurunan intensitas energi secara signifikan hingga tingkat efisien energi rata-rata berada di kisaran 6-6,5 persen. Dan tingkat efisiensi energi saat ini yang masih berada di kisaran 1 persen.

Kabar menggembirakan terjadi di balik pandemi hampir dua tahun terakhir. Berdasarkan catatan Wahana Lingkungan Hidup (Walhi), didapati pada 2020 lalu, emisi fosil menurun 7% dibandingkan tahun sebelumnya karena pandemi Covid-19 dan perlambatan ekonomi global. Padahal, dalam kurun 1990 sampai 2019, emisi mencapai 38 gigaton karbondioksida. Angka menunjukkan terjadi kenaikan rata-rata 0,9% per tahun dalam satu dekade terakhir.

Bisa jadi, tren emisi fosil yang turun lumayan signifikan ini sebagai sebuah optimisme bagi terwujudnya Net Zero Emissions. Akan tetapi, tentu saja berkurangnya emisi atau gas buang dari bahan bakar ini bukan sebagai bonus semata, sebagai faktor keberuntungan situasi pandemi.

Karena itu pula, NZE butuh kerja keras dan tidak sebatas imbauan atau upaya penyadaran moral. Dekarbonasi menuju nol emisi harus menjadi upaya konkret yang didukung regulasi sistemik yang bersifat memaksa. Keduanya harus ditempuh dalam proses yang tidak singkat, hingga tahapan dan titik tujuan akhir tercapainya NZE pada 2070 mendatang.


Transisi upaya dekarbonasi memang sudah dilakukan pemerintah, dan ini bisa menjadi kebijakan sistem energi lebih menyeluruh nantinya. Melalui ketentuan perpajakan misalnya, kini sudah diatur untuk kendaraan bermotor yang sudah tua. Pajak juga dikenakan pada kendaraan yang terlalu banyak mengeluarkan emisi gas buang, yang bisa mengotori udara kita. Berkurangnya emisi yang terbuang dari kendaraan tua ini, diyakini akan bisa mengurangi polusi. Termasuk, mengurangi penggunaan bahan bakar rendah oktan melalui pengurangan subsidi BBM dan alternatif Energi Terbarukan.

Berbagai alternatif solusi sudah menjadi atensi untuk bisa diterapkan nantinya untuk mengurangi emisi karbon. Terdapat empat pilar penting yang mampu mendukung upaya dekarbonasi dalam sistem energi di Indonesia. Yakni, energi terbarukan, elektrifikasi, mengurangi penggunaan bahan fosil, dan penggunaan bahan bakar bersih.

Mulai dari Pribadi dan Lingkungan
Mewujudkan upaya dekarbonasi di atas tentu saja bukan perkara mudah dan butuh proses panjang. Banyak kendala yang harus diantisipasi dan disikapi pemerintah, termasuk bagaimana mendorong kontribusi rakyat untuk secara perlahan-lahan mengurangi ketergantungan pada karbon dalam kesehariannya.

Dalam kaitan ini, transisi penggunaan bahan bakar bersih dan menurunkan pemakaian bahan bakar fosil adalah yang paling mudah, sekaligus mendesak dilakukan. Semakin rendah mobilitas dan pemenuhan konsumsi penduduk yang menggunakan energi karbon, maka mencapai nett emission akan lebih cepat. Pun, sebaliknya.

Kesadaran masyarakat untuk bertransisi ke produk-produk ramah lingkungan juga menjadi tantangan nyata mencapai Net-Zero Emission (NZE). Nah, dalam konteks mempercepat pencapaian NZE, maka bisa dimulai dari pribadi atau diri sendiri dan keluarga. Pemahaman edukasi berbasis keluarga terkait energi ramah lingkungan dan emisi perlu banyak-banyak dilakukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun