2. Sisihkan 10% dari uang bulanan buat tabungan atau dana darurat.
3. Cari tahu produk keuangan yang aman dan diawasi OJK.
4. Ikut literasi keuangan atau pelatihan proteksi finansial yang sering diadakan kampus atau lembaga seperti Prudential.
5. Bangun kebiasaan sadar risiko. Kalau ada tawaran investasi cepat untung, jangan asal percaya.
Dengan langkah kecil itu, mahasiswa bisa mulai membentuk "perisai" finansialnya sendiri. Nggak perlu langsung kaya, tapi cukup punya ketenangan bahwa kalau ada situasi mendesak, masih ada pegangan.
Hidup di usia muda sering identik dengan mencoba hal baru, tapi di antara semua itu, belajar menjaga keuangan juga sama pentingnya. Karena perlindungan finansial bukan soal menahan diri, tapi tentang memberi ruang untuk hidup lebih tenang. Mahasiswa yang mampu mengelola uangnya sendiri akan tumbuh jadi pribadi yang lebih mandiri dan siap menghadapi masa depan. Dan kalau setiap langkah kecil disertai dengan kesadaran melindungi diri secara finansial, kebahagiaan di masa depan bukan lagi sekadar impian.
Seperti semangat kampanye "PRUteksi Finansial, Bahagia Kemudian", mahasiswa hari ini bisa mulai membangun versi terbaik dari dirinya: yang bukan hanya cerdas akademik, tapi juga tangguh dalam mengelola keuangan. Karena pada akhirnya, bahagia finansial itu bukan datang tiba-tiba tapi hasil dari kebiasaan kecil yang dimulai hari ini.
Referensi:
https://www.prudentialsyariah.co.id/id/news/pengumuman/edukasi-finansial-prudential-syariah/
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI