Mohon tunggu...
Beti.MC
Beti.MC Mohon Tunggu... -

Ibu rumah tangga yang memberi ruang untuk menulis pengalaman dan ikut mengkampanyekan "Kerja Layak PRT dan STOP PRT Anak

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Konferensi Cabang sebagai Bentuk Tanggung Jawab Berorganisasi

1 Oktober 2017   16:27 Diperbarui: 1 Oktober 2017   16:56 1493
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Emak-emak konferensi? Ah masa, keren amat kegiatannya. Apa mungkin ibu-ibu konferensi?

Ya, bagi sebagian orang yang belum mengenal tipe emak-emak yang satu ini, tentu ada rasa tidak percaya saat mendengar konferensi. Seolah-olah kegiatan itu hanya dilakukan kelompok tertentu yang biasa tampil di televisi. Konferensi seperti kegiatan yang teramat sulit dilakukan oleh para ibu, yang lebih sering wira-wiri di seputar rumah atau hanya melakukan aktivitas dengan keluarga.

Ya, pendapat orang tentu dipersilahkan karena sangat tergantung persepsinya. Tapi kali ini saya menjadi saksi bagaimana para ibu mempersiapkan diri untuk konferensi dan bersidang layaknya anggota dewan yang terhormat. Para ibu yang saya maksud adalah mereka yang aktif berorganisasi dalam wadah Wanita Katolik Republik Indonesia. Berdasarkan AD/ART yang menjadi dasar setiap langkah dan gerak organisasi, Konferensi menjadi bagian untuk proses pertanggungjwaban. Hari Sabtu, 30 September 2017 menjadi waktu Konferensi Cabang St.Mikael Kranji sebagai bentuk tanggung jawab kepengurusan periode tahun 2014-2017.

Konferensi, menjadi sarana untuk melihat apakah perencanaan di awal telah berjalan dan mengecek perkembangan organisasi termasuk melaporkan posisi keuangan secara terbuka. Walaupun semua kegiatan dilakukan secara sederhana, tetapi proses pencatatan, pengelolaan uang tetap menjadi pedoman. Kegiatan yang dilakukan haruslah dilaporkan untuk mendapat tanggapan bahkan koreksi jika dianggap tidak tepat. Inilah momen yang menurut saya patus diacungi jempol. Sesibuk-sibuknya para ibu dengan urusan yang lain, jika mereka sudah "nyemplung" di organisasi, penting untuk mereka merampungkan tugas dengan penuh tanggung jawab.

Apakah seribet itu harus melakukan konferesi? Sebenarnya, jika memahami tiap-tiap tahapannya, konferensi ini biasa saja, melakukan laporan dengan tata cara seperti panduan. Yang lebih penting sebenarnya adalah penyiapan semua itu yang memakan waktu beberapa bulan. Bagaimana tidak? Laporan yang baik tentu ditunjang bukti-bukti yang komplit. Pendelegasian tugas pada panitia dan melengkapi personil-personil yang siap membantu. Itulah yang memerlukan waktu. Terlebih karena dalam konferensi ini akan dilakukan pemilihan pimpinan yang baru, perlulah pendekatan kepada para kandidat untuk mau terlibat secara sukarela dan gembira. Nah, itu lho proses yang panjang........sebaik-baiknya konferensi sudah dilihat dari proses penyiapannya. Tak kurang dari awal tahun, para pengurus berbagi tugas dan peran untuk menata hal-hal yang dibutuhkan.

Jadi, inti konferensi ini ada tiga. Pertama pelaporan kegiatan selama 3 tahun, kemudian menyepakati rencana untuk periode selanjutnya dan yang paling dinanti dan menegangkan adalah proses pemilihan pimpinan yang mendebarkan hati. Antara mendukung calon favorit dan berharap yang terbaik untuk jadi pimpinan peroide selanjutnya.

Bagi saya, selain hal-hal diatas itu, yang menjadi topik pembicaraan selama persiapan adalah soal kostum. Ya, karena ini sifatnya formal, maka ada ketentuan juga untuk mengenakan seragam. Nah, beberapa ibu mungkin sudah lupa dimana meletakkan baju seragam atau sudah berubah ukuran dibanding 3 tahun sebelumnya. Belum lagi soal sepatu. Bagi yang tidak terbiasa menggunakan sepatu tertutup dan berhak, bisa jadi kerepotan tersendiri. Saya sendiri termasuk yang tidak biasa menggunakan model sepatu seperti itu. Menahan rasa tidak nyaman, sambil sesekali melepas sepatu saat ada kesempatan supaya tidak kram. Memang semuanya yang terjadi dalam konferensi ini unik.

Ah, rasanya lega, dari sidang pertama sampai kelima bisa terlaksana dengan dinamikanya masing-masing. Proses pemilihan juga berjalan lancar, lancar tegang. Tapi jempol (maning), penghitungan akurat dalam 1 kali putaran. Dengan 7 kandidat, terpilihlah 3 calon dengan perolehan nilai terbanyak. Semua suara SAH! Mantap. Rasanya tak dipungkiri lagi, lega seleganya semua proses berjalan mulus.

Dok.pribadi
Dok.pribadi
Pelantikan dan berkat Romo menjadi utama karena ini menjadi tugas pelayanan yang panjang, bahkan bisa kisah pelayanan yang tak terputus karena posisi atau jabatan. Menjadi pimpinan bukanlah ambisi tetapi lebih tepat menjadi sebuah misi untuk mau melayani. Dengan semangat bersama Wanita Katolik RI, kita mampu menjadi insan Pancasila, makin adil dan makin berada. Selamat melayani dalam organisasi tercinta ini, karya kasih ibu dinantikan banyak orang yang membutuhkan dan memberi warna pada gerak langkah sebagai individu maupun sebagai komunitas.

Sekali lagi, selamat berkarya, berkat Tuhan menyertai langkah para ibu.

Salam,

Beti.MC

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun