Intermittent fasting adalah metode pengaturan pola makan yang cukup terkenal, di Indonesia sendiri metode ini dipromosikan oleh banyak influencer kesehatan, seperti Ade Rai dan Dedi Corbuzier..
Intermittent fasting menjadi solusi untuk menjalankan hidup sehat dan hemat bagi semua kalangan, mulai dari anak kosan sampai dengan pekerja yang sedang ingin menabung.
Pasalnya ketika melakukan intermittent fasting kamu dituntut untuk membatasi jendela makan, atau waktu makanmu.
Jendela Makan Â
Intermittent fasting sama halnya dengan puasa tapi kamu tidak dibatasi untuk minum air putih, kopi, dan teh tanpa gula. Intinya asal tidak mengandung gula kamu bebas meminumnya.
Dalam Intermittent fasting ada yang disebut dengan jendela makan, atau waktu yang diperbolehkan untuk kamu menyantap makanan tapi dengan batasan.
Jendela makan terbagi menjadi beberapa bagian di antaranya 16/8 yang artinya kamu akan berpuasa selama 16 jam dan kamu  bisa berbuka selama 8 jam.
Misal kamu makan di jam 12 siang maka kamu boleh makan kembali mulai dari jam 4 pagi  sampai jam 12 siang, namun menurut saran dari Ade Rai dalam proposalnya di YouTube disarankan untuk tidak makan pagi.
Begitu juga dengan Dedi Corbuzier dalam buku OCD, dirinya tidak menganjurkan makan di pagi hari, setidaknya kamu boleh makan setelah 3 jam terbangun dari tidur.
Ada juga 18:6, jendela makan 20:4, dan puasa selama 24 jam.
Solusi Gaya Hidup Sehat dan Hemat
Menurut saya intermittent fasting bisa menjadi alternatif untuk menjalankan gaya hidup sehat dan hemat, seperti yang kita ketahui makanan adalah sumber penyakit terbesar.
Gaya hidup hemat juga bisa kita rasakan ketika melakukan intermittent fasting ini, sebagai contoh saya biasanya bisa menghabiskan uang sekitar 80 ribu dalam sehari untuk memenuhi keinginan makan saya.
Tapi setelah melakukan intermittent fasting saya hanya mengeluarkan uang 20 ribu rupiah per hari untuk memenuhi kebutuhan harian saya.
Sebuah penghematan yang luar biasa bukan?
Kendala yang akan kamu hadapi ketika intermittent fasting.
Ini berdasarkan pengalaman pribadi, hal ini harus saya sampaikan terlebih dahulu karena ketahanan tubuh setiap manusia berbeda.
yang saya rasakan pada saat awal menjalankan intermitten fasting ini, saya merasa lemas tapi masih bisa beraktifitas karena mungking memang bagian dari penyesuaian tubuh.
Tapi seteleh rutin melakukan selama 2 minggu, tubuh saya mulai terbiasa untuk melakukannya setiap hari.Â
