Mohon tunggu...
Mursyid Burhanuddin
Mursyid Burhanuddin Mohon Tunggu... Administrasi - Direktur

Dewan Pertimbangan Ikatan Penerbit Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Surat Elektronik untuk Bapak Menteri

31 Maret 2018   17:55 Diperbarui: 2 April 2018   09:07 467
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Mungkin saja sekolah tidak membekali anak saya dengan kecakapan paling mendasar untuk mengembangkan diri. Membaca adalah kecakapan dasar yang seharusnya diajarkan oleh sekolah kepada para siswa, demi menjadikan mereka manusia yang mencintai pengetahuan.

Satu hal penting lainnya yang masih menjadi titik lemah dari sekolah model sekarang karena tidak mengajarkan kepada anak didik, keterampilan menulis. Mungkin saja sekolah tidak tahu bahwa menulis adalah latihan terbaik untuk mendorong para siswa menggunakan pikiran, untuk meningkatkan kemampuan berpikir, dan untuk memperbaiki nalar.

Tetapi setahu saya, sekolah tidak melakukan hal-hal itu.

Jadi, Bapak Menteri, apakah saya salah, jika memprotes sekolah karena institusi ini tidak mampu membuat anak saya benar-benar mencintai buku? Dan apakah saya tidak punya hak untuk memprotes Bapak Menteri sebagai pimpinan tertinggi dalam urusan pendidikan di negeri ini, karena kurang memiliki perhatian dan menemukan cara terbaik untuk menjadikan warga negaranya sebagai pembaca dan pecinta buku?

Astagfirullah, maafkan saya, Pak Menteri. Saya benar-benar dibuat terkejut saat ini.

Ketika surat ini hampir rampung, tiba-tiba anak sulung saya datang menghampiri saya. Lalu, menunjukkan beberapa tulisannya yang sudah di-upload di beberapa media online.

Saya takjub!

Rupanya tanpa sepengetahuan saya, diam-diam ia telah menghasilkan banyak tulisan. Entah ia belajar dari mana, dan dengan cara apa? Saya jadi teringat kenapa ia ditunjuk untuk mewakili sekolahnya dalam Lomba Writing English tingkat provinsi. Mungkin sekolah sudah memperhitungkan bahwa ia memiliki kemampuan menulis.

Tapi, justru itu yang menambah rasa penasaran saya terhadap sekolahnya.

Penulis yang baik, biasanya juga pembaca yang tekun. Sebab, orang yang suka menulis tapi tak suka membaca, tak ubahnya seperti: Orang yang diare terus-menerus, tapi ogah makan.

Demikian Bapak Menteri yang dapat saya sampaikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun