Membaca tulisanmu, sembari membayangkan dirimu adalah kebiasaanku. Menjelajahi setiap kata yang kau ukir. Aku pengagum kata-katamu.
Kata-kata adalah sihir. Kata-kata adalah hiptotik. Kata-kata adalah ekspresi jiwa, ekspresi rasa.
Terpaut bayang dirimu dihiasi oleh kata-kata di sebuah taman kota. Aku duduk menikmati sisa senja bersamamu-kata-katamu. Tak terlukis, seolah tulismu adalah kata hati paling jujur.
Seperti katamu di suatu terik, tulisan adalah hati. Kalau menulis dengan hati, akan sampai pada hati pula.
Pengagum kata-kata adalah riak kehidupan yang realistik. Pulpen tak pernah dusta, juga tinta tak pernah lupa, bahkan kertas rela dihina, dicaci---menderita.
Pula apa sebab, ketika kata-katamu bicara adalah doa-doamu sepi---menari, memesona diri bagaimana kau menghibur pembacamu.