Mohon tunggu...
Suci Ayu Latifah
Suci Ayu Latifah Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Satu Tekad Satu Tujuan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Hakikat Valentine yang Terlupakan

15 Februari 2019   06:13 Diperbarui: 15 Februari 2019   06:18 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Katanya,  tanggal 14 Februari kemarin disebut hari Valentine. Di media sosial pada tanggal itu, seseorang gencar-gencarnya menyuarakan hari untuk mengungkapkan rasa kasih dan sayang teruntuk orang yang dicintai. Baik kepada orang tua, saudara, sahabat, bahkan kekasih hati bagi remaja yang dimabuk cinta.

Valentine. Budaya perayaan hari valentine, sejatinya bukanlah budaya yang ada di Indonesia. Namun permasalahannya, budaya hasil adopsi budaya asing (barat) itu sudah mengakar kuat di negara kita. Hal ini terjadi, karena adanya kebiasaan masyarakat, kesukaan masyarakat, dan lain sebagaianya, sehingga masing-masing masyarakat memiliki  sikap, kebiasaan, dan kesukaan yang beragam.

Dalam hal ini, tidak menutup kemungkinan budayalah kekuatan sosial yang paling atas. Budaya dengan mudah menyebar, menguasai, dan mewarnai kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, bisa terjadi perubahan budaya, pergantian budaya atau adopsi budaya masyarakat.

Makna kasih sayang merupakan salah satu sifat yang harus dimiliki oleh setiap orang sebagai anggota sosial masyarakat. Sebagai warga negara, kita selalu bercita-cita dapat mewujudkan kehidupan yang damai, harmonis, sejahtera, dan rukun dalam rangka membangun masyarakat yang maju. 

Dalam kesempatan ini, oleh karena masyarakat Indonesia mayoritas adalah beragama Islam, maka tidak ada salahnya penulis berbicara pemaknaan hari kasih sayang dari sudut pandang Islam.

Dalam Alquran kita dikenalkan sifat-sifat manusia, baik-buruknya. Alquran, kitab suci umat Islam bertujuan untuk memperbaiki budi pekerti manusia dan mendorong perubahan sifat buruk manusia ke arah sifat yang lebih baik.

Hakikatnya, sifat baik manusia sudah ditunjukkan oleh suratul Fatikhah, yaitu induk dari kitab Alquran yang hanya terkandung satu sifat manusia---ar-rahman ar- rahim (sifat kasih sayang). Untuk itu, terciptanya sifat tersebut akan menjamin adanya sifat-sifat baik pada diri manusia.

Dalam hadits Bukhari-Muslim mengatakan, "Perumpamaan orang-orang mukmin tentang hal berkasih sayang dan saling mencintai, layaknya sebatang tubuh. Jika salah satu dari anggota tubuh merasa sakit, maka seluruh anggota tubuh pun demikian."

Dari sini, kita menemukan pembelajaran baru dalam bentuk empati. Yakni merasa saling mengerti, memahami, merasakan, membantu dalam kesulitan, dan memberlakukan keadilan.

Sebagai makhluk Zoon Politicon atau makhluk sosial, kata filosof , Aristoteles, manusia tidak dapat hidup sendiri---selalu membutuhkan orang lain untuk berinteraksi. Interaksi sendiri merupakan salah satu media komunikasi manusia hidup bersosial masyarakat.

Hidup berdampingan dengan latar belakang dan pemikiran yang beragam adalah warna warni kehidupan. Kendati itu, manusia harus memiliki tenggang rasa, toleransi, musyawarah mufakat, satu padu, dan bahu-membahu untuk menciptakan kehidupan yang damai, adil, guyup rukun, dan sejahtera.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun