Halo sahabat pena!Â
Puisi adalah suara hati. Setiap untaiannya adalah doa dan harap.Â
Berikut ini adalah puisi-puisi dalam rangka memeringati hari Ibu yang akan jatuh pada tanggal 22 Desember.
Meski masih lama, tapi apa salahnya kita menyambutnya hehehe...
Puisi ini teruntuk malaikan tanpa sayap, yang telah memberikan segalanya bagi saya. Maaf seribu maaf, karena pribadi tak mampu membayar keringat tulus ikhlas Ibu.
Semoga Ibu dalam keadaan sehat, dimudahkan segala urusan. Aamiin.
Inilah puisinya. Beberapa puisi di bawah ini termuat di Buku Babu Tetek (2018).
Lukisan SejarahÂ
: surat untuk Ibu
Ibu, ada fajar yang tak sempat kucatat hari ini. melangkah bersama menyusuri tanah tanah kota merana. kelaparan ia. daun daun menangis tertampar angin. ia tak bisa apa. tak sempat kucatat bongkahan jiwa sejarah hidup fana atas ketertiadaan.
Ibu, ada senja yang tak sempat kucatat pula hari ini. kesenjangan ekonomi menjadi prahara yang tak ingin kusimak. sebentar, menjual waktu. riuh riuh para panglima mengeruk tanah. tak sempat kucatat derik lirik kehidupan mencekik.