Mohon tunggu...
Yulianti
Yulianti Mohon Tunggu... Guru - Guru

Warga Negara Indonesia Asli, yang cinta dengan tanah air Indonesia. Seorang guru SMP Negeri 3 Pseksu, di Kabupaten Lahat, Provinsi Sumatera Selatan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jurnal Refleksi Dua Minggu Pertama di Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 7

8 November 2022   11:55 Diperbarui: 8 November 2022   15:02 989
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tulisan ini berisi tentang Jurnal Dwimingguan saya selama menjadi Calon Guru Penggerak, kali ini saya akan  akan merefleksi seluruh rangkaian kegiatan selama mempelajari modul 1.1. yaitu tentang Filosofis pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang Pendidikan.

Sesuai anjuran dari Instruktur saya, dalam mmerefleksi saya berdasarkan empat tahapan pertanyaan yang dikembangkan oleh Dr. Roger Greenaway yaitu: Facts (Peristiwa), Feelings (Perasaan), Findings (Pembelajaran), dan Future (Penerapan).

Dibawah ini adalah hasil refleksi yang telah saya lakukan :

Facts(Peristiwa)

Alhamdulillah wa syukurilah, karena saya dinyatakan lolos seleksi sebagai Calon Guru Penggerak Angkatan 7, pada tanggal 28 September 2022  karena atas ijin-Nya saya telah dinyatakan lolos untuk mengikuti Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 7, padahal saya sudah separuh berharap karena peminat yang mengikuti seleksi Guru Penggerak Angkatan 7 sangat banyak, dan saat itu saya sudah dilantik sebagai Kepala SMP Negeri 3 Pseksu. Ternyata bagi kepala sekolah, CGP ini bisa terus lanjut, jikalau mendaftar di awal masih sebagai guru. Alhamdulillah.


Dan, pada tanggal 20 Oktober 2022, CGP Angkatan 7 resmi dibuka oleh Kemendikbudristek yaitu Bapak Nadiem Makarim,B.A.,M.B.A. dan Dirjen GTK melalui zoom yang diikuti CGP Angkatan 7 se Indonesia dan juga live youtube di Channel Ditjen GTK Kemdikbud RI. 

sumber gambar : dokumen pribadi
sumber gambar : dokumen pribadi

Dan saya langsung disuguhi jadwal implementasi Program Pendidikan Guru Penggerak Reguler dan Berkognisi Angkatan 7 Tahun 2022, yang lumayan padatnya. Mulai Tanggal 21 Oktober 2022, saya sudah harus mengerjakan Pre-Test Pada Modul I di LMS masing-masing yang sejak saaat itu saya harus berakrab ria dengan LMS Pendidikan Guru Penggerak.

sumber gambar : dokumen pribadi
sumber gambar : dokumen pribadi

Setelah itu dilanjutkan dengan Lokakarya Orientasi, yang dilaksanakan di SMP Negeri 1 Lahat Selatan, pada hari Sabtu tanggal 22 Oktober 2022, pada pukul 08.00-16.30 WIB. Yang sangat padat kegiatannya, kegiatan ini juga mengundang Guru Senior, jika seperti saya yang Kepala Sekolah,  dan Kepala Sekolah bagi yang menjadi guru. Untuk menyamakan persepsi, dan bisa saling dukung, atau mensupport penuh  Calon Guru Penggerak (CGP). Di Lokakarya saya bertemu langsung dengaan Pengajar Praktik yang mendampingi saya, juga ditemukan dengan 5 CGP lainnya, yang merupakan teman satu kelompok dari beragam tingkat, ada 3 guru SD, dan 1 Guru SMK, dan 1  guru SMA.

sumber gambar : dokumen pribadi
sumber gambar : dokumen pribadi

Dalam Lokakarya Orientasi, ini kami benar-benar pokus menggali dan memperluas wawasan kami tentang mengenali siapa saya, apa yang belum dan sudah ada pada diri saya serta mengerjakan 5 LK dan mendiskusikannya untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam. Dengan bimbingan Ibu Liskawati, S.Pd., selaku Pengajar Praktik saya merasa lokakarya orientasi ini menjadi sangat menyenangkan sehingga waktu yang cukup lama tersebut menjadi tidak terasa. Kegiatan dimulai dengan membuat kesepakatan kelas, kemudian mempresentasikan harapan menjadi CGP.

sumber gambar : dokumen pribadi
sumber gambar : dokumen pribadi

Di hari berikutnya, Senin tanggal 24 Oktober 2022,kami mulai mengerjakan Tugas Mandiri Setelah itu dilanjutkan dengan mempelajari modul 1.1. yaitu mulai dari diri, eksplorasi konsep, eksplorasi konsep di forum diskusi dengan fasilitator, kolaborasi diruang kolaborasi dan setiap CGP berkolaborasi bersama kelompoknya masing-masing dengan didampingi fasilitator yang terus memberikan arahan dan motivasi kepada kami, melalui google meet, grup WA.

sumber gambar : dokumen pribadi
sumber gambar : dokumen pribadi

Lalu, kami mulai mengeksplorasi konsep pada tanggal 25 Oktober 2022, melalui forum Diskusi antar Kelompok yang di pandu oleh fasilitator Ibu Marlinda Wijaya, M.Pd., dan juga didampingi Pengajar Praktik kami Ibu Liskawati, S.Pd. Dan Kelompok kami menyusun hasil diskusi yang berupa paparan tentang pemikiran Ki Hajar Dewantara yang dapat diimplementasikan pada konteks lokal sosial budaya daerah, yang kami buat pada link ini https://www.canva.com/design/DAFQTs3LByo/2xLNrBwhnYNjChVxJ8nz0w/view?utm_content=DAFQTs3LByo&utm_campaign=designshare&utm_medium=link2&utm_source=sharebutton

Dan keesokkan harinya, kami Kembali mengeksplorasi Konsep dalam Forum Diskusi kali ini berdiskusi bersama kelompok lainnya, dengan dibimbing oleh Fasilitator, dan kembali berkolaborasi di tanggal 27-28 Oktober 2022.

sumber gambar : dokumen pribadi
sumber gambar : dokumen pribadi

Kegiatan demi kegiatan saya ikuti dengan baik, lalu saya membuat sebuah Demonstrasi Kontekstual mengenai metafora pemikiran Ki Hajar Dewantara dan Rencana kerja implementasiyang saya lakukan, terkait dengan pemahaman saya dan perubahan pemikiran saya setelah mempelajari Pemikiran Ki Hajar Dewantara, saat itu saya buat sebuah infografis dengan aplikasi Canva pada link ini https://www.canva.com/design/DAFQ264o2v0/Fii9AswCr4LuX-V5UrsKDA/view?utm_content=DAFQ264o2v0&utm_campaign=designshare&utm_medium=link&utm_source=publishsharelink

Setelah membuat demontrasi konstektual saya mengikuti elaborasi pemahaman bersama Bapak  Faisal Bahar melalui Google Meet. Bapak  Faisal Bahar menjelaskan  tentang dasar-dasar pemikiran Ki Hajar Dewantara, refleksi dan relevansinya dengan pendidikan di abad 21 ini.

sumber gambar : dokumen pribadi
sumber gambar : dokumen pribadi

Kemudian yang kedua kalinya saya mengunggah tugas modul koneksi antar materi, kesimpulan dan refleksi pemikiran Ki Hajar Dewantara di link https://www.kompasiana.com/mbak_yuli/63698fe84addee11c346a114/tugas-1-1-a-8-koneksi-antar-materi-kesimpulan-dan-refleksi-pemikiran-kihajar-dewantara?page=1&page_images=1

Feeling (Perasaan)

Perasaan  yang hadir Ketika baru memulai menjalani Pendidikan Guru Penggerk ini sebenarnya kekhawatiran, tidak bisa menjalaninya, karena banyaknya kewajiban yang ada. Namun, Ketika berkumpul bersama teman-teman di Lokakarya Orientasi, saya merasakan suasana bergeraknya, penuh semangat, sehingga saya kembali menjadi bersemangat. Yang menjadi kekhawatiran saya berikutnya karena tempat saya mengabdikan diri itu letaknya cukup jauh daripusat kota adalah kendala sinyal, jika mengikuti kegiatan PGP yang bersifat dalam jaringan.

Saya semakin tertarik dan senag Ketika mendapatkan pencerahan karena mempelajari pemikiran-pemikiran Seorang Ki Hajar Dewantara, yang luar biasa tentang Pendidikan. Pemikirannya membangkitkan semangat saya untuk memperbaiki diri dalam mendidik anak bangsa ini. Jadi saya merasa bahagia menjadi calon Guru Penggerak ini.

Dan tentu saja saya harus berdisiplin diri baik menjaga Kesehatan, membagi waktu antara pekerjaan, keluarga juga menyelesaikan tugas-tugas di PGP ini.

Findings (Pembelajaran)

Saya merasa mendapat pencerahan dan jadi merefleksi seperti apa pembelajaran yang saya lakukan selama ini dengan mempelajari pemikiran-pemikiran KHD ini. Sungguh masih banyak yang sangat kurang, dan harus diperbaiki.

 

Menurut Ki Hajar Dewantara (KHD), Pendidikan dan pengajaran tidak dapat dipisahkan. pengajaran (onderwijs) adalah bagian dari Pendidikan, yaitu proses pendidikan dalam memberi ilmu atau berfaedah untuk kecakapan hidup anak secara lahir dan batin. Sedangkan Pendidikan  (opvoeding) tentang Pendidikan dan pengajaran, hendaknya pendidikan itu bersifat menuntun, yaitu, memberi contoh, membangun semangat dan memotivasi anak seperti semboyan Ki hajar Dewantara " Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madyo Mangun Karso dan Tut Wuri Handayani", yangmenuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, sebagai manusia, dan sebagai masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.

Ki Hajar Dewantara meyakini bahwa untuk menciptakan manusia Indonesia yang beradab maka pendidikan menjadi salah satu kunci utama untuk mencapainya.

Lalu Menurut Ki Hajar Dewantara, kita harus mendidiklah anak sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zamannya. Dimana kodrat alam berkaitan dengan sifat dan bentuk lingkungan di mana anak berada, sedangkan kodrat zaman berkaitan dengan isi dan irama, Yang bermakna bahwa setiap anak sudah membawa sifat atau karakternya masing-masing, jadi sebagai guru kita tidak bisa menghapus sifat dasar tadi, yang bisa dilakukan adalah menunjukan dan membimbing murid, untuk menebalkan prilaku baiknya, dan menghilangkan prilaku atau sifat tidak baiknya.

sumber gambar : smkn2depoksleman.sch.id
sumber gambar : smkn2depoksleman.sch.id

Kodrat zaman bisa diartikan bahwa kita sebagai guru harus membekali keterampilan kepada siswa sesuai zamannya agar mereka bisa hidup, berkarya dan menyesuaikan diri, sesuai dengan perkembangan zamannya. Agar Pendidikan bisa berlangsung dengan optimal.

Dan, menurut Ki  Hajar Dewantara, dalam mendidik, bersikaplah seperti petani atau tukang kebun, jika anak adalah biji jagung yang di ditanam, maka tanamlah pada tanah yang subur, mendapatkan air dan sinar matahari yang baik, maka sekalipun bibit jagung kurang baik, maka akan tetap tumbuh dengam baik. Dan begitupun, sekalipun biji yang disemai berkualitas baik, namun di tanam dilahan gersang, yang tidak ada pengairan dan sinar matahari, serta mendapat perlakuan dengan baik, maka tidak akan tumbuh dengan optimal. Artinya, peran guru, kondisi lingkungan belajar yang aman dan mendukung, membuat kualitasnya akan menjadi baik, begitupun sebaliknya, diperlukan peningkatan kemampuan guru untuk menghasilkan output pendidikan yang berkualitas. Dan, seperti petani yang dapat menanam bermacam tanaman-tanaman yang berbeda, tentu saja dengan cara yang berbeda, juga dengan guru, setiap anak adalah unik, memiliki karakter yang berbeda, sehingga siswa harus juga diperlakukan sesuai dengan keadaannya.

Disamping itu mendidik anak menurut KiHajar Dewantara, wajib sekali mendidik anak sesuai dengan kodrat diri anak dan perkembangan zaman, serta tetap menuntun siswa agar menjadi pembelajar yang menemukan kemerdekaannya dalam belajar.

Ki Hajar Dewantara dalam pemikirannya, sekolah itu adalah sebuah taman, yang bermakna tempat bermain, karena kodrat anak suka bermain, harus ada kegembiraan di dalamnya, karena itu sekolah adalah tempat yang menyenangkan bagi anak untuk memperoleh Pendidikan.

Selanjutnya, menurut Ki Hajar Dewantara tempat terbaik untuk kecerdasan budi-pekerti, yang merupak pembentukan watak individual adalah pada keluarga, sehingga peran orang tua sebagai guru, penuntun dan pemberi teladan dan pembentuk karakter yang utama adalah pada keluarga.

Dan pada akhirnya, budi pekerti merupakan kunci untuk keselarasan dan keseimbangan hidup, dimulai dari guru yang akan menjadi tauladan yang baik dan keseimbangan hidup, dan hendaknya kita mengapresiasi peserta didik, sehingga anak dapat sentiasa bahagia dan selamat. Atau dengan kata lain kita diharapkan dapat memuliakan peserta didik, atau menghamba pada murid, yang bermakna melayani sepenuh hati tanpa memandang perbedaan dan suku bangsa, bahasa, dan hal yang lainnya.

Future (Penerapan)

Saya mengalami perubahan fikiran, saya jadi mengevaluasi dan merefleksi apa yang saya lakukan selama ini. Sungguh saya harus merubah. fikiran saya banyak mengalami pencerahan, seharusnya saya harus mendidik dengan memberikan tuntunan kepada anak didik dengan lebih sabar dan ikhlas, karena mereka masing-masing unik dan berbeda. Yang  harus saya lakukan adalah memberikan tauladan yang baik agar mereka melihat dan mencontoh, dan tidak perlu memberi hukuman yang sifatnya tidak mendidik.

Saya harus merancang pembelajaran yang menyenangkan bagi mereka dengan mencoba berbagai macam model pembelajaran, yang sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman anak.

Saya akan menerapkan pembelajaran yang sebaik-baiknya, banyak hal yang harus saya terapkan, diantaranya Saya harus melaksanakan pendidikan menuntun, harus memberikan tauladan yang baik, tidak memberikan hukuman-hukuman kepada siswa, lebih sabar dalam membimbing, mengenali lebih dalam karakter dan sifat murid, membangun hubungan secara dan latar belakang siswa (keluarga/lingkungan) dengan menjalin komunikasi dengan siswa, orang tuanya.

Mendesain pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa, berpihak dan berpusat pada siswa, melalui pemilihan media pembelajaran yang bervariasi baik berupa gambar, video maupun audio, atau pembelajaran yang berbasis permainan (game based learning), sesuai dengan perkembangan zaman yang ada, seperti mempersilahkan anak membawa gawai nya untuk mengoptimalkan pembelajaran.

Atau , kegiatan pembelajaran yang berpusat pada siswa yang menyenangkan, dan membuat siswa bahagia, tanpa ada perasaan tertekan.

Demikianlah,  refleksi dwimingguan saya dari dua minggu pertama menjalani  Pendidikan Calon Guru Penggerak.

Semoga bermanfaat.

Salam Guru Penggerak!

Guru Bergerak Indonesia Maju!

Jurnal Refleksi Dwimingguan 

Calon Guru Pengerak 

Modul 1.1

Yulianti, S.Pd., M.M.

SMP Negeri 3 Pseksu

Calon Guru Penggerak Angkatan 7

Kabupaten Lahat- Sumatera Selatan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun