Kata Kunci : Reog Ponorogo, Klaim Malaysia, Kebudayaan Indonesia dan Hubungan Kerjasama.Â
PendahuluanÂ
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan dan kesenian budaya terbanyak di dunia. Kekayaan dan kesenian budaya ini didapankan dari nenek moyang yang telah turun temurun ditradisikan untuk dijaga dan senantiasa dikenalkan kepada masyarakat untuk dikenang budaya tersebut. Negara tanpa memiliki budaya dan seni maka tidak memiliki identitas atau ciri khas untuk diingat skala internasional. Keberagaman kebudayaan dan kesenian indonesia tertunya memiliki nilai sejarah dan tingkat estetika yang tinggi salah satunya budaya tarian dari ponorogo Jawa Timur yaitu Reog Ponorogo.
Kelahiran seni Reog dimulai pada tahun saka 900. Latarnya adalah kisah Prabu Kelana Sewandana, raja kerajaan Bantarangin, yang sedang mencari calon ratunya. Bersama pasukan berkuda, dan Pati setianya, Bujanganon. Akhirnya menemukan gadis yang dicintainya, Dewi Sanggalangit, putri Kediri. Namun sang putri menetapkan syarat bagi raja untuk menciptakan seni baru sebelum menerima cinta raja. Maka dari sanalah seni Reog tercipta. Bentuk Reog sebenarnya adalah A sarkasme, yang artinya raja (kepala harimau) telah didorong atau sangat dipengaruhi oleh ratunya.
Karya Reog sendiri berasal dari Reyog, yang huruf-hurufnya mewakili huruf pertama kata-kata dalam lagu macapat pocung, Bunyinya sebagai berikut: Roso Kidung/Engwang sukma adiluhung/Yang Widhi/Olah kridaning Gusti/Degree roll kersaning Kang Maha Maha. Penamaan Reog digantikan oleh Reog yang dikatakan untuk "tujuan pembangunan" pada saat itu, memicu perdebatan. Bupati Ponorogo Markum Singodimejo menginspirasi Reog yang nama ini diterjemahkan sebagai Resik iku agawe roughasan, Endah katon tenang sinawang edipeni, tentang Reog Ponorogo 4 Omber tinarbuka kesepian ing egois rame gawe, selamat gumirang ngudi tenang dan damai.
Rasa nasionalisme dan patriotisme masyarakat Indonesia sangat kokoh. Seni budaya asli milik bangsa akan dibela sekuatnya. Reog Ponorogo yang sudah terkenal milik masyarakat Indonesia, saat ini sedang diklaim oleh Malaysia ke UNESCO. Reog Ponorogo menjadi pembicaraan hangat lagi. Kesenian tradisional khas Ponogoro Jawa Timur itu lagi-lagi menjadi bahan klaim. Padahal sudah jelas-jelas Reog Ponorogo asli Ponorogo. Kalaupun ada di daerah lain, grup kesenian ini pun tetap dinamakan Reog Ponorogo.Â
Hal ini menyebabkan banyak konflik antara kedua negara karena klaim budaya yang dibuat oleh Malaysia, mempengaruhi hubungan kerjasama antara Indonesia dan Malaysia, termasuk: penganiayaan dan pelecehan terhadap pekerja migran Indonesia di Malaysia, hambatan investasi di kedua negara, kemungkinan konsekuensi ekonomi Berkurang pendapatan, semakin sedikitnya pekerja migran yang datang ke Malaysia setiap tahunnya, berkurangnya pertukaran pelajar antar negara tersebut, dan kurangnya kerjasama antara mahasiswa Malaysia yang belajar di Indonesia. Besarnya tenaga kerja di Malaysia sedang membangun Malaysia. Reaksi yang ditunjukkan merupakan indikasi tidak langsung dari keengganan pemerintah Indonesia untuk mengakuisisi budayanya dari negara lain.
Hal ini mencerminkan kecintaan masyarakat Indonesia terhadap budaya yang diturunkan oleh nenek moyangnya.
Bahan Dan Metode
Dalam penelitian ini, membahas mengenai Pengaruh Negara Malaysia Klaim Warisan Kebudayaan dan Kesenian Reog Ponorogo Indonesia Terhadap Hubungan Kerjasama Antar Negara, melalui data-data yang dihimpun dari studi pustaka yang relevan dengan topik terkait, termasuk penelitian terdahulu untuk mempermudah penulis dalam mengkaji sebuah topik. Â
Penelitian ini penulis menggunakan jenis     data   sekunder.     Data   sekunder merupakan data yang dikumpulkan oleh peneliti      dan    dipublikasikan       kepada masyarakat    pengguna     data (Erlina,Â