PENGARUH NEGARA MALAYSIA KLAIM WARISAN KEBUDAYAANÂ
DAN KESENIAN REYOG PONOROGO INDONESIA TERHADAP HUBUNGAN KERJASAMA ANTAR NEGARAÂ
Â
Bagas Bayu Priyambodo1 Niada Alvia Nita2 Mayylda Finalies Intan Pamadi3Â
Dra.Ekapti Wahjuni Dj.M.SiÂ
Prodi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Â
Universitas Muhammadiyah PonorogoÂ
bagasbayupriyambodo15@gmail.com1 alvianita1217@gmail.com2 finalies.pamadi@gmail.com3 Â ekaptiwahyuni@gmail.comÂ
Â
AbstrakÂ
Reyog adalah budaya nasional dan soft power yang dapat digunakan Indonesia untuk mempengaruhi negara lain, oleh karena itu Indonesia sangat menjaga soft powernya. Indonesia menekankan soft power karena merupakan kekuatan yang sangat berguna untuk bekerja sama dengan negara lain. Karena Reog Ponorogo begitu populer, Malaysia mengklaim itu adalah budaya mereka. Dalam hal ini, penelitian ini menggunakan teori budaya nasional, hubungan nasional dan bilateral. dan metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan mengumpulkan data sekunder dari buku, jurnal dan literatur. Dalam hal ini, klaim budaya oleh Malaysia terhadap budaya Indonesia telah berdampak pada hubungan kerjasama kedua negara yang telah bekerjasama dalam berbagai bidang, dampak dari kasus ini antara lain: penganiayaan terhadap tenaga kerja Indonesia di Malaysia, penindasan terhadap kedua negara. Menurunnya investasi yang menyebabkan penurunan pendapatan ekonomi masyarakat, berkurangnya jumlah tenaga kerja Indonesia yang melakukan perjalanan kerja ke Malaysia setiap tahun, sedikitnya pertukaran pelajar antar negara dan kurangnya kerjasama antar pelajar, antar pekerja dan antar pengusaha dalam bekerja sama.Â
Kata Kunci : Reog Ponorogo, Klaim Malaysia, Kebudayaan Indonesia dan Hubungan Kerjasama.Â
PendahuluanÂ
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan dan kesenian budaya terbanyak di dunia. Kekayaan dan kesenian budaya ini didapankan dari nenek moyang yang telah turun temurun ditradisikan untuk dijaga dan senantiasa dikenalkan kepada masyarakat untuk dikenang budaya tersebut. Negara tanpa memiliki budaya dan seni maka tidak memiliki identitas atau ciri khas untuk diingat skala internasional. Keberagaman kebudayaan dan kesenian indonesia tertunya memiliki nilai sejarah dan tingkat estetika yang tinggi salah satunya budaya tarian dari ponorogo Jawa Timur yaitu Reog Ponorogo.
Kelahiran seni Reog dimulai pada tahun saka 900. Latarnya adalah kisah Prabu Kelana Sewandana, raja kerajaan Bantarangin, yang sedang mencari calon ratunya. Bersama pasukan berkuda, dan Pati setianya, Bujanganon. Akhirnya menemukan gadis yang dicintainya, Dewi Sanggalangit, putri Kediri. Namun sang putri menetapkan syarat bagi raja untuk menciptakan seni baru sebelum menerima cinta raja. Maka dari sanalah seni Reog tercipta. Bentuk Reog sebenarnya adalah A sarkasme, yang artinya raja (kepala harimau) telah didorong atau sangat dipengaruhi oleh ratunya.
Karya Reog sendiri berasal dari Reyog, yang huruf-hurufnya mewakili huruf pertama kata-kata dalam lagu macapat pocung, Bunyinya sebagai berikut: Roso Kidung/Engwang sukma adiluhung/Yang Widhi/Olah kridaning Gusti/Degree roll kersaning Kang Maha Maha. Penamaan Reog digantikan oleh Reog yang dikatakan untuk "tujuan pembangunan" pada saat itu, memicu perdebatan. Bupati Ponorogo Markum Singodimejo menginspirasi Reog yang nama ini diterjemahkan sebagai Resik iku agawe roughasan, Endah katon tenang sinawang edipeni, tentang Reog Ponorogo 4 Omber tinarbuka kesepian ing egois rame gawe, selamat gumirang ngudi tenang dan damai.
Rasa nasionalisme dan patriotisme masyarakat Indonesia sangat kokoh. Seni budaya asli milik bangsa akan dibela sekuatnya. Reog Ponorogo yang sudah terkenal milik masyarakat Indonesia, saat ini sedang diklaim oleh Malaysia ke UNESCO. Reog Ponorogo menjadi pembicaraan hangat lagi. Kesenian tradisional khas Ponogoro Jawa Timur itu lagi-lagi menjadi bahan klaim. Padahal sudah jelas-jelas Reog Ponorogo asli Ponorogo. Kalaupun ada di daerah lain, grup kesenian ini pun tetap dinamakan Reog Ponorogo.Â
Hal ini menyebabkan banyak konflik antara kedua negara karena klaim budaya yang dibuat oleh Malaysia, mempengaruhi hubungan kerjasama antara Indonesia dan Malaysia, termasuk: penganiayaan dan pelecehan terhadap pekerja migran Indonesia di Malaysia, hambatan investasi di kedua negara, kemungkinan konsekuensi ekonomi Berkurang pendapatan, semakin sedikitnya pekerja migran yang datang ke Malaysia setiap tahunnya, berkurangnya pertukaran pelajar antar negara tersebut, dan kurangnya kerjasama antara mahasiswa Malaysia yang belajar di Indonesia. Besarnya tenaga kerja di Malaysia sedang membangun Malaysia. Reaksi yang ditunjukkan merupakan indikasi tidak langsung dari keengganan pemerintah Indonesia untuk mengakuisisi budayanya dari negara lain.
Hal ini mencerminkan kecintaan masyarakat Indonesia terhadap budaya yang diturunkan oleh nenek moyangnya.
Bahan Dan Metode
Dalam penelitian ini, membahas mengenai Pengaruh Negara Malaysia Klaim Warisan Kebudayaan dan Kesenian Reog Ponorogo Indonesia Terhadap Hubungan Kerjasama Antar Negara, melalui data-data yang dihimpun dari studi pustaka yang relevan dengan topik terkait, termasuk penelitian terdahulu untuk mempermudah penulis dalam mengkaji sebuah topik. Â
Penelitian ini penulis menggunakan jenis     data   sekunder.     Data   sekunder merupakan data yang dikumpulkan oleh peneliti      dan    dipublikasikan       kepada masyarakat    pengguna     data (Erlina,Â
2008:24). Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan sumber data yang didapat dari buku, jurnal, artikel, dan internet. Pengumpulan data merupakan tahapan dalam proses penelitian yang penting untuk menghimpun data yang bertujuan mendapatkan jawaban dari penelitian (Sarwono,2006:123).Â
Data yang berkaitan dengan landasan teoritis penelitian ini diperoleh dari sumber-sumber referensi berupa buku mengenai Teori kebudayaan nasional, kekuatan nasional dan juga Hubungan Kerjasama antar Negara, dalam hal ini Pengaruh Negara Malaysia Klaim Warisan Kebudayaan dan Kesenian Reog Ponorogo Indonesia terhadap Hubungan Kerjasama Antar Negara. Serta dokumen lainnya yang relevan dengan penilitian ini seperti website resmi pemerintah Indonesia yang didapat dari internet, buku elektronik online dan situs resmi yang dapat dipertanggungjawabkan keabsahan datanya.
Hasil Dan Pembahasan
Indonesia merupakan negara yang telah memperoleh soft power dibandingkan dengan negara lain, yaitu memperoleh soft power melalui diplomasi, dan telah berusaha mengajukan hard power di bidang ekonomi dan politik serta diplomasinya di bidang militer, baik suatu negara efektif dalam menggunakan soft power. Oleh karena itu, Indonesia melihat budayanya sebagai soft power yang bekerja sama dengan negara-negara besar. Indonesia merupakan negara dengan budaya tari yang beragam, salah satunya adalah budaya tari Reog Ponorogo yang berasal dari Jawa Timur yaitu kota Ponorogo. Reog Ponorogo adalah seni budaya tari dimana beberapa orang memainkan lakon dan peran pemainnya memakai topeng Reog dalam bentuk lakon. Seni tari Reog Ponorogo yang berasal dari Indonesia terletak di kota Ponorogo Jawa Timur, sebenarnya Reog Ponorogo penuh dengan kebatinan dan kebatinan.
Karya seni harus selalu relevan dengan penikmatnya, seperti karya seni pada umumnya. George Santayana menulis bahwa kualitas keindahan pada suatu objek membawa kepuasan atau kesenangan ketika diasimilasi oleh manusia. Nilai estetika Untuk nilai eksternal dan nilai internal, objektif nilai dan nilai subjektif, nilai baik dan nilai buruk.
Resiko sebuah Popularitas terhadap sebuah kebudayaan, kesenian dan karya-karya yang lain adalah adanya upaya pembajakan atau penjiplakan, hal ini mulai terlihat dengan adanya upaya pengrajin di luar Ponorogo yang merubah corak, bentuk dan desain dari aslinya dengan berbagai alasan, dan pada bulan November 2007 masyakarat Ponorogo khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya dikejutkan dengan adanya klaim Negara Malaysia bahwa Tari Barongan (mirip seni Reog Ponorogo) adalah milik Negara Malaysia, hal ini menjadikan kekawatiran hilangnya kesenian Reog di Ponorogo di tanah kelahirannya dan hilangnya makna, peran dan filosofi
"pakem" Perangkat Seni Reog Ponorogo dimasa yang akan datang (Becker et al., 2015).Â
Pada rentang waktu 2007-2012, Malaysia sudah mengklaim tujuh budaya milik Indonesia dan mengakui itu sebagai warisan budaya mereka. Klaim budaya pertama      yang   dilakukan     Malaysia terhadap budaya asli Indonesia adalah pada November 2007 terhadap kesenian Reog Ponorogo. Selanjutnya, klaim itu berlanjut pada Desember 2008 yaitu klaim atas lagu Rasa Sayange dari Kepulauan Maluku. Daftar klaim berikutnya adalah pada Januari 2009 pada budaya batik, kemudian Tari Pendet juga diklaim oleh salah satu iklan pihak swasta yang muncul pada promo pariwisata di televisi pada program Discovery Channel berjudul enigmatic
Malaysia pada Agustus 2009.
Selanjutnya instrumen dan ansambel musik angklung pada Maret 2010 dan klaim Malaysia atas tari tor-tor dan Gondang Sambilan yang merupakan kesenian asli dari Sumatera Utara.
Malaysia adalah negara tetangga Indonesia yang secara geografis dan kebudayaan negara memiliki kesamaan antar kedua negara bahkan persamaan ini terjadi dalam hubungan sekutu, menjalin kerjasama dalam hal ekonomi, budaya, sosial dan politik. Namun, ada kasus di mana Malaysia mengklaim budaya
Indonesia dari sini, dan hubungan antara kedua negara putus, dengan salah satu klaim budaya adalah Reog Ponorogo pada tahun 2007. Isu klaim budaya membuat pemerintah Indonesia mengambil sikap untuk menyelamatkan kekayaan budaya Indonesia, memulai inventarisasi semua kekayaan budaya yang ada di Indonesia, baik berupa kesenian, adat istiadat, dan permainan tradisional. Hal ini sangat perlu dilakukan untuk menghindari tuntutan terhadap budaya Indonesia di kemudian hari oleh negara lain.
Klaim budaya yang dilakukan Malaysia ini berawal dari tarian barong milik Malaysia, yang jelas sangat mirip dengan Reog Ponorogo. (Tahun 2007, tari Barongan dipentaskan di Malaysia sebagai warisan budaya, tetapi dihapus setelah kejadian itu. Klaim itu ditemukan setelah Malaysia memperkenalkan Reog Ponorogo sebagai tarian budaya Malaysia ke publik internasional pada tahun 2007. Pertikaian lintas budaya ini Kasus dan Malaysia dimulai pada tahun 2007, dan pada tahun 2007, Tari Barongan yang "persis seperti Reog", menjadi bagian dari acara pariwisata Visit Malaysia 2007 "Malaysia Truly Asia". Yang paling mengganggu masyarakat Ponorogo adalah sosok Singo Barong, yang menjadi idola Reog, Mengenakan topeng Dada Meraknya yang terkenal, tidak ada kata "Reog Ponorogo" yang harus ada di mana pun Reog ditampilkan. Bahkan, kata-kata Reog Ponorogo diganti dengan satu kata: "Malaysia".
Keanekaragaman budaya yang dimiliki oleh negara ini tentunya mempunyai banyak sisi positif, salah satunya adalah Indonesia bisa dikenal dalam pergaulan dunia internasional melalui budayanya yang sangat kaya dan beragam. Selain itu pula, budaya ini bisa digunakan sebagai daya tarik atau pemikat untuk mendatangkan wisatawan asing ke Indonesia. Namun, kurangnya perhatian terhadap pelestarian budaya daerah, baik dari pemerintah maupun dari masyarakat mengakibatkan budayabudaya tersebut terancam hilang dari kedaulatan Indonesia. Sejak banyaknya klaim budaya yang dilakukan oleh Malaysia, Indonesia menjadi semakin terlihat hati-hati dalam menjaga kelestarian budayanya. Indonesia menyadari akan pentingnya menjaga budaya tersebut agar tidak mengalami pengklaiman oleh negara lain.
Kementerian   Pendidikan    dan Kebudayaan sedang menyiapkan untuk menetapkan warisan budaya nasional untuk seluruh mancanegara dan juga tindak ini untuk mencegah dari klaim klaim budaya.      Apalagi,      di     saat bersamaan, Malaysia berencana akan mendaftarkan seni reog Ponorogo sebagai warisan budaya mereka. Isu ini menjadi fokus pemerintah Indonesia untuk menjaga warisan budaya leluhur dengan bukti sejarah yang jelas. Agar hal-hal tersebut tidak terulang kembali, pemerintah harus mengambil tindakan untuk mendaftarkan semua produk budaya Indonesia ke UNESCO, sehingga ke depan tidak ada pihak luar yang mengklaim atau mengakui produk budaya Indonesia.
Budaya Indonesia dapat dipertahankan dan dilestarikan dengan berbagai cara. Masyarakat khususnya generasi muda dapat mendukung pelestarian budaya dan berpartisipasi dalam pelestarian budaya lokal melalui dua cara, yaitu melalui pengalaman budaya, yaitu akses langsung ke pengalaman budaya untuk pelestarian budaya. Misalnya dengan belajar dan berlatih menguasai dan memainkan tari Reog Ponorogo dapat dipentaskan pada acara-acara tertentu setiap tahun (pernikahan, khitanan, hari libur nasional) atau festival yang diadakan. Selain itu, melalui pengetahuan budaya, merupakan pelestarian budaya melalui pembuatan pusat informasi yang bertujuan untuk mendidik seni Reog Ponorogo.
Kondisi bangsa saat yang sedang dilanda berbagai masalah, seperti merebaknya korupsi, terorisme, krisis moralitas, kekerasan, dan berbagai ideologi yang kurang sesuai dengan Pancasila. Kondisi demikian akan melemahkan karakter bangsa, apabila dibiarkan bangsa Indonesia akan terjerumus ke dalam bangsa tuna-budaya dan tuna moral. Penanggulangannya, upaya menguatan nilai-nilai kebajikan esensial seperti yang terungkap dalam siprit-spirit yang terungkap dalam kesenian reog.
Kebudayaa dan kesenian tradisional reog Ponorogo dapat dipakai sebagai upaya membangun karakter bangsa. Pendalamannya, bahwa nilai kebangsaan dan nilai patriotisme dalam kesenian reog dapat direfleksikan ke arah pembangunan karakter bangsa. Upaya kultivasi seni budaya dalam perspektif yang lebih luas. Meningkatkan fungsi ekspresif dan fungsi instrumental terhadap nilai-nilai kesenian reog. Hal ini sejalan dengan keberadaan seni tradisional harus dilihat dari fungsi ekspresif dan instrumental. Fungsi ekspresif menunjukkan bahwa kesenian reog dengan peran utamanya terkait dengan kedudukan sosialnya. Fungsi instrumental menunjukkan bahwa kesenian reog dapat dijadikan media penyampaian pesan hal-hal yang terkait dengan pembangunan nasional.
Daftar Pustaka Dan Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dalam penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa upaya yang dilakukan indonesia untuk mempertahankan kebudayaan dan kesenian Reog Ponorogo sebagai warisan budaya bangsa dari nenek moyang yang telah di klaim oleh negara Malaysua sebagai kebudayaan negara. Hal ini menyebabkan banyak konflik antara kedua negara karena klaim budaya yang dibuat oleh Malaysia, mempengaruhi hubungan bilateral antara Indonesia dan Malaysia, termasuk: penganiayaan dan pelecehan terhadap pekerja migran Indonesia di Malaysia, hambatan investasi di kedua negara, kemungkinan konsekuensi ekonomi Berkurang pendapatan, semakin sedikitnya pekerja migran yang datang ke Malaysia setiap tahunnya, berkurangnya pertukaran pelajar antar negara tersebut, dan kurangnya kerjasama antara mahasiswa Malaysia yang belajar di Indonesia.
Besarnya tenaga kerja Malaysia sedang membangun Malaysia. Indonesia enggan mengambil budaya dari negara lain. Hal ini mencerminkan kecintaan masyarakat Indonesia terhadap budaya yang diturunkan oleh nenek moyangnya.
Â
Daftar Pustaka
Sarwono,     Jonathan.     2006.  Metode Penelitian    Kualitatif     dan Kuantitatif. Yogyakarta: Graha ilmu.
Erlina. 2008. Metodologi penelitian Bisnis:   Untuk Akutansi      dan Manajemen. Medan: USU Press.
Â
Â
Â
Uswatun hasanah. 2007. Reyog
Ponorogo, Media Pelestarian Seni dan Budaya Indonesia, Cakrawala Media, November 2007.
Prof. Dr. Lasiyo, MA.MM. 2012. Reog Ponorogo   dalam Tinjauan
Aksiologi Relevansinya dengan Pembangunan Karakter Bangsa, Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada.
Rido, Heri. 2018. Tentang Reyog Ponorogo. Ponorogo: Unmuh
Ponorogo Press.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI