Mohon tunggu...
Maylla
Maylla Mohon Tunggu... UNEJ IR'23 Student

Maylla loves to read, she writes when she's bored but has to be in a mooddddd รักนะจุ๊บๆ

Selanjutnya

Tutup

Politik

QRIS Lintas Negara: Menyongsong Sistem Pembayaran yang Terhubung Antarnegara

2 Mei 2025   10:15 Diperbarui: 2 Mei 2025   10:15 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber: BCA - Edukatips)

Dalam beberapa tahun terakhir, sistem moneter internasional menghadapi tantangan yang kian nyata. Ketergantungan pada dolar Amerika Serikat (AS) sebagai mata uang dominan dalam transaksi global memunculkan banyak kerentanan, terutama bagi negara-negara berkembang. Di tengah menguatnya narasi dedolarisasi, Indonesia mengambil langkah strategis melalui pengembangan teknologi sistem pembayaran digital, salah satunya adalah ekspansi QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) lintas negara.

Awalnya, QRIS diperkenalkan sebagai sistem pembayaran digital nasional untuk memudahkan transaksi domestik. Namun, kini perannya meluas. Indonesia mulai menjalin kerja sama dengan negara-negara seperti Thailand, Malaysia, serta Singapura untuk memungkinkan transaksi lintas batas cukup dengan memindai kode QR melalui aplikasi dompet digital masing-masing. Inovasi ini bukan hanya soal kemudahan belanja lintas negara, melainkan juga simbol pergeseran arah dalam sistem moneter internasional.

Dominasi Dolar dan Ketimpangan Global

Sejak Perang Dunia II, sistem moneter global berporos pada penggunaan dolar AS. Hampir 60% cadangan devisa dunia disimpan dalam dolar, dan sebagian besar perdagangan internasional, termasuk komoditas utama seperti minyak, juga dihargai dalam mata uang ini. Situasi ini menciptakan ketimpangan, di mana kebijakan ekonomi AS memiliki pengaruh besar terhadap kestabilan ekonomi negara lain (Eichengreen, 2011).

Ketika The Fed menaikkan suku bunga, misalnya, banyak negara berkembang mengalami gejolak mata uang dan aliran modal keluar. Ketergantungan seperti ini membuat banyak negara mulai mempertimbangkan strategi dedolarisasi sebagai upaya untuk mengurangi penggunaan dolar dalam transaksi global dan beralih ke mata uang lokal.

QRIS dan Peluang Sistem Pembayaran Alternatif

Pengembangan QRIS lintas negara menjadi salah satu langkah konkret Indonesia dalam menghadapi tantangan sistem moneter global tersebut. Dengan sistem ini, warga Indonesia yang bepergian ke Thailand dapat membayar dalam rupiah dan otomatis dikonversi ke baht tanpa perlu membawa dolar atau melakukan penukaran mata uang secara manual. Begitu pula sebaliknya.

Inovasi ini bukan hanya efisien dan praktis, tapi juga menunjukkan arah kebijakan baru yang lebih berdaulat secara moneter. QRIS lintas negara mendukung penggunaan mata uang lokal dalam perdagangan lintas batas, sehingga secara bertahap bisa mengurangi dominasi dolar di kawasan Asia Tenggara.

Kerja sama semacam ini juga memperkuat integrasi keuangan regional. Melalui kolaborasi antar bank sentral dan otoritas moneter kawasan, Indonesia bersama negara-negara ASEAN sedang membentuk fondasi sistem pembayaran regional yang saling terhubung (Bank Indonesia, 2023). Bagi negara-negara yang sering kali menjadi objek dalam sistem keuangan global, langkah ini menjadi peluang untuk meningkatkan posisi tawar mereka.

Dampaknya bagi Ekonomi dan Diplomasi

Implementasi QRIS lintas negara memiliki dampak nyata bagi pelaku ekonomi, terutama UMKM dan wisatawan. Proses pembayaran menjadi lebih cepat, biaya konversi lebih rendah, dan nilai tukar lebih transparan. Hal ini tentu mendorong pertumbuhan perdagangan dan pariwisata lintas negara.

Namun lebih dari itu, inisiatif ini mencerminkan bagaimana negara-negara seperti Indonesia mulai menggunakan inovasi teknologi finansial sebagai bagian dari strategi diplomasi ekonomi. Ketika sistem pembayaran menjadi lintas batas dan saling terhubung, maka terbuka ruang baru untuk kerja sama, ketergantungan yang sehat, dan negosiasi kebijakan antarnegara.

QRIS lintas negara juga menunjukkan bahwa dalam dunia yang semakin terdigitalisasi, peran negara tidak hanya ditentukan oleh kekuatan militer atau politik luar negeri, tetapi juga oleh kemampuannya dalam menciptakan infrastruktur keuangan yang modern dan inklusif.

Tantangan di Tengah Harapan

Meski potensinya besar, implementasi QRIS lintas negara tetap menghadapi berbagai tantangan. Salah satunya adalah harmonisasi regulasi antarnegara. Masing-masing negara memiliki kebijakan privasi data, sistem keamanan, dan mekanisme perbankan yang berbeda. Diperlukan kesepakatan dan standardisasi agar sistem ini benar-benar bisa berjalan optimal.

Selain itu, tantangan dari sisi pengguna juga ada. Masih banyak masyarakat yang belum memahami manfaat transaksi digital lintas negara, dan sebagian besar pelaku usaha masih mengandalkan pembayaran tunai atau dolar sebagai acuan. Perlu edukasi dan kampanye yang konsisten agar perubahan perilaku dapat terjadi secara luas.

Tak kalah penting, keberlanjutan dari kerja sama antarnegara juga menentukan keberhasilan sistem ini. Dalam konteks ASEAN, semangat integrasi ekonomi kawasan harus terus dijaga agar tidak berhenti pada pilot project semata.

Penutup

QRIS lintas negara adalah langkah kecil dengan potensi dampak besar. Di balik kemudahan transaksi digital, tersimpan ambisi Indonesia untuk turut membentuk masa depan sistem moneter global yang lebih adil dan tidak terlalu terpusat pada satu mata uang.

Melalui pendekatan teknologi, kerja sama regional, dan penggunaan mata uang lokal, Indonesia sedang memperkuat fondasi untuk sistem keuangan yang lebih berdaulat. Bagi pembaca yang mengikuti perkembangan isu global, ekonomi, atau hubungan antarnegara, fenomena ini merupakan contoh nyata bagaimana kekuatan lunak dapat digunakan secara strategis dalam kancah internasional.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun