Dalam beberapa tahun terakhir, sistem moneter internasional menghadapi tantangan yang kian nyata. Ketergantungan pada dolar Amerika Serikat (AS) sebagai mata uang dominan dalam transaksi global memunculkan banyak kerentanan, terutama bagi negara-negara berkembang. Di tengah menguatnya narasi dedolarisasi, Indonesia mengambil langkah strategis melalui pengembangan teknologi sistem pembayaran digital, salah satunya adalah ekspansi QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) lintas negara.
Awalnya, QRIS diperkenalkan sebagai sistem pembayaran digital nasional untuk memudahkan transaksi domestik. Namun, kini perannya meluas. Indonesia mulai menjalin kerja sama dengan negara-negara seperti Thailand, Malaysia, serta Singapura untuk memungkinkan transaksi lintas batas cukup dengan memindai kode QR melalui aplikasi dompet digital masing-masing. Inovasi ini bukan hanya soal kemudahan belanja lintas negara, melainkan juga simbol pergeseran arah dalam sistem moneter internasional.
Dominasi Dolar dan Ketimpangan Global
Sejak Perang Dunia II, sistem moneter global berporos pada penggunaan dolar AS. Hampir 60% cadangan devisa dunia disimpan dalam dolar, dan sebagian besar perdagangan internasional, termasuk komoditas utama seperti minyak, juga dihargai dalam mata uang ini. Situasi ini menciptakan ketimpangan, di mana kebijakan ekonomi AS memiliki pengaruh besar terhadap kestabilan ekonomi negara lain (Eichengreen, 2011).
Ketika The Fed menaikkan suku bunga, misalnya, banyak negara berkembang mengalami gejolak mata uang dan aliran modal keluar. Ketergantungan seperti ini membuat banyak negara mulai mempertimbangkan strategi dedolarisasi sebagai upaya untuk mengurangi penggunaan dolar dalam transaksi global dan beralih ke mata uang lokal.
QRIS dan Peluang Sistem Pembayaran Alternatif
Pengembangan QRIS lintas negara menjadi salah satu langkah konkret Indonesia dalam menghadapi tantangan sistem moneter global tersebut. Dengan sistem ini, warga Indonesia yang bepergian ke Thailand dapat membayar dalam rupiah dan otomatis dikonversi ke baht tanpa perlu membawa dolar atau melakukan penukaran mata uang secara manual. Begitu pula sebaliknya.
Inovasi ini bukan hanya efisien dan praktis, tapi juga menunjukkan arah kebijakan baru yang lebih berdaulat secara moneter. QRIS lintas negara mendukung penggunaan mata uang lokal dalam perdagangan lintas batas, sehingga secara bertahap bisa mengurangi dominasi dolar di kawasan Asia Tenggara.
Kerja sama semacam ini juga memperkuat integrasi keuangan regional. Melalui kolaborasi antar bank sentral dan otoritas moneter kawasan, Indonesia bersama negara-negara ASEAN sedang membentuk fondasi sistem pembayaran regional yang saling terhubung (Bank Indonesia, 2023). Bagi negara-negara yang sering kali menjadi objek dalam sistem keuangan global, langkah ini menjadi peluang untuk meningkatkan posisi tawar mereka.
Dampaknya bagi Ekonomi dan Diplomasi