Latar Belakang
Bahasa sebagai sarana yang digunakan manusia untuk berkomunikasi, tanpa bahasa manusia akan  mengalami  kesulitan  dalam  berinteraksi  antar sesama. Dalam kehidupan yang masih menghargai nilai-nilai sosial budaya ini, remaja menginginkan adanya pembaruan bahasa yang lebih inovatif dan menyegarkan agar percakapan menjadi lebih dekat atau untuk menjauhkan dari kejenuhan. Perubahan tersebut muncul bersamaan dengan kreativitas remaja itu sendiri dalam penggunaan bahasanya. Mereka menggunakan pemanfaatan variasi bahasa itu sebagai wujud kreativitas (Pangabean & Nabila., 2022).
Selain sebagai sarana komunikasi, bahasa juga menjadi simbol budaya dan identitas kelompok. Remaja perkotaan cenderung menciptakan bahasa gaul sebagai penanda generasi yang dinamis, kreatif, dan berbeda dari kelompok lain. Melalui media sosial, bahasa gaul menyebar dengan cepat sehingga menjadi bagian dari budaya populer dan pembentukan identitas kolektif (Zai & Sihite, 2024).
Pembahasan
Bahasa gaul dan Identitas SosialÂ
Bahasa gaul muncul sebagai bentuk kreativitas linguistik yang khas pada kalangan remaja. Menurut Damanik dkk. (2025), penggunaan bahasa gaul di kalangan remaja merupakan upaya membangun gaya komunikasi yang lebih santai, akrab, dan sesuai dengan perkembangan zaman. Dengan demikian, bahasa gaul berfungsi sebagai "kode sosial" yang menegaskan keanggotaan kelompok dan identitas generasi muda. Fenomena ini tidak hanya memengaruhi cara remaja berinteraksi, tetapi juga menggambarkan dinamika budaya populer yang berkembang di perkotaan.
Putri & Nelfira (2022) menunjukkan bahwa penggunaan bahasa gaul remaja di Padang berbeda menurut gender, namun secara umum berfungsi untuk mempererat solidaritas dan membangun kedekatan emosional. Hal ini sejalan dengan temuan Zai & Sihite (2024) yang menekankan bahwa media sosial menjadi ruang utama berkembangnya istilah-istilah baru yang memperkaya bentuk komunikasi remaja.
Bahasa gaul dan popular
 Fenomena ini tidak hanya memengaruhi cara remaja berinteraksi, tetapi juga menggambarkan dinamika budaya populer yang berkembang di perkotaan.Bahasa gaul banyak muncul akibat pengaruh budaya populer contohnya music, film, dan konten sosial media. Istilah seperti healing, cringe, atau bestie berasal dari interaksi global dan kemudian diadopsi ke dalam percakapan sehari-hari. Fenomena ini memperlihatkan bagaimana budaya populer global berbaur dengan budaya lokal, menciptakan bentuk bahasa yang bersifat hibrid (Amalia, Mulyono, & Savitri, 2025). Fenomena ini tidak hanya memengaruhi cara remaja berinteraksi, tetapi juga menggambarkan dinamika budaya populer yang berkembang di perkotaan.
Dampak penggunaan Bahasa gaulÂ
Seiring berkembangnya zaman dan adanya perkembanagn teknologi komunikasi menyebabkan  perkembangan Bahasa menjadi pesat. Selain kemajuan teknologi komunikasi ini mendorong evolusi bahasa, tetapi juga menimbulkan isu mengenai eksistensi penggunaan Bahasa Indonesia yang tepat dan benar. Ini didukung oleh kemunculan situs sosial media di dunia maya yang dimanfaatkan oleh masyarakat. Pemanfaatan sosial media ini memudahkan individu untuk mengikuti perkembangan bahasa yang ada (Azizah, 2019).
Penggunaan bahasa gaul dapat mempersulit pengguna bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Hal ini dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan Bahasa Indonesia. Kurangnya kesadaran untuk mencintai dan menggunakan Bahasa Indonesia di negeri sendiri akan berdampak lunturnya atau hilangnya Bahasa Indonesia dalam penggunaan nya dalam masyarakat terutama di kalangan remaja (Riadoh, 2021).
Penutup/Kesimpulan
Dengan demikian Bahasa gaul bukan hanya sekedar variasi bahasa tetapi juga pembentukan identitas. Selain itu Bahasa gaul juga memperlihatkan bagaimana para remaja mewujudkan kreativitas, menjaga identitas, serta merefleksikan keterhubungan mereka dengan budaya populer. Oleh karena itu, memahami bahasa gaul berarti juga memahami dinamika budaya remaja dalam konteks urban dan digital. Fenomena ini tidak hanya memengaruhi cara remaja berinteraksi, tetapi juga menggambarkan dinamika budaya populer yang berkembang di perkotaan.
Referensi
Amalia, A. R., Mulyono, & Savitri, A. D. (2025). Bentuk idiom ragam gaul di media sosial pada generasi milenial: Tinjauan sosiolinguistik. ESTETIK: Jurnal Bahasa Indonesia, 8(2).
Azizah (2019). Penggunaan Bahasa Indonesia Dan Bahasa Gaul di Kalangan Remaja. Jurnal Skripta: Jurnal Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas PGRI Yogyakarta.Â
Iswatiningsih, D., Fauzan, & Pangesti, F. (2023). Ekspresi remaja milenial melalui penggunaan bahasa gaul di media sosial. Kembara: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya, 9(2).
Pangabean, Dewi Sartika & Nabila, Putri (2022). Development of Indonesian Language Among Adolescents (Slang). REKOGNISI: Jurnal Pendidikan dan Kependidikan.
Riadoh (2021). Pengaruh Bahasa Gaul Terhadap Penggunaan Bahasa Indonesia di Kalangan Remaja. EUNOIA (Jurnal Pendidikan Bahasa Indonesia), 1(2).
Putri, Y. P., & Nelfira, N. (2022). Bahasa gaul remaja Kota Padang berdasarkan jenis kelamin ditinjau dari bidang sosiolinguistik. Konfiks: Jurnal Bahasa dan Sastra Indonesia, 9(2).
 Zai, F. S., & Sihite, M. C. A. (2024). Perkembangan bahasa gaul remaja milenial dalam media sosial. Identik: Jurnal Ilmiah Bahasa dan Sastra, 3(1).
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI