Kalau mau belajar bahasa Jerman, sebaiknya di mana? Yang terbayang ketika muncul pertanyaan ini adalah kota Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Medan. Di empat kota itulah ada lembaga mentereng untuk studi bahasa Jerman: Goethe Institut. Menyebut nama-nama kota itu juga langsung terbayang level biaya hidup yang cukup tinggi. Sebut saja Surabaya, dimana sangat sulit menemukan tempat kost di sekitar lokasi GI (Goethe Institut) yang menarik bayaran dibawah 500ribu/bulan. Belum lagi biaya lainnya dalam proses belajar bahasa Jerman. Dan, faktanya, lembaga GI memang berada di lokasi-lokasi dengan kelas biaya hidup yang cukup mahal. Alternatif selain 4 kota itu, sekarang adalah Malang dan Jogja. Di Jogja ada PUSMAN-UGM, di Malang ada "Mayantara School", dan lembaga kursus lainnya untuk belajar bahasa Jerman. Di kedua kota pelajar itu, pastinya lebih mudah menemukan tempat kost dengan biaya di bawah 300ribu per bulan. Tapi kan di dua kota itu tidak ada GI? Bagaimana dengan sertifikasinya? Nah, untuk ambil sertifikat kecakapan bahasa Jerman di Indonesia memang hanya dikeluarkan GI. Namun, bukan berarti harus belajar di GI juga. Kalau semua harus belajar di GI, tentu sangat menyulitkan mahasiswa Bahasa Jerman yang ada di berbagai kampus. Belajarnya bisa dimana saja (termasuk secara mandiri), namun ujiannya baru lari ke GI. Saat saya menulis ini, saya baru berkenalan dengan dua orang pembelajar di "Mayantara School" yang berasal dari luar kota. Satunya seorang pemuda dari Tuban, dan satunya lagi gadis berjilbab asal Banjarmasin. Keduanya berhasrat untuk segera mencapai sertifikat yang dibutuhkan untuk mengenyam pendidikan di negeri yang dipimpin kanselir itu. Yang satu ingin masuk ke Studkol, satunya lagi pengen langsung kuliah di perguruan tinggi incarannya. Di Malang atau Jogja, biaya hidup memang relatif lebih terjangkau. Mahasiswa di sini banyak yang bisa hidup layak dengan uang kiriman tiap bulan di bawah 1 juta rupiah. Makanya tak sedikit yang berminat masuk kelas kursus bahasa Jerman di kedua kota itu.