Mohon tunggu...
Susanti
Susanti Mohon Tunggu... -

Anak Magang di BPS (Badan Pusat Statistik) RI

Selanjutnya

Tutup

Politik

Nurdin Abdullah, Sang Professor Bupati Bantaeng

19 Januari 2018   22:44 Diperbarui: 20 Januari 2018   06:40 3203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di masa kepemimpinannya pula, dibangun Rumah Sakit Prof. Anwar Makkatutu, yang berjarak tak jauh dari bibir pantai. Bangunan setinggi 8 lantai tersebut mempekerjakan tenaga medis profesional dari dalam dan luar Bantaeng, menjadikan fasilitas kesehatan Bantaeng kini nomor dua setelah Makassar.

Setiap pagi, Nurdin Abdullah membuka pintu rumahnya untuk menerima keluhan dari warganya. Ia berprinsip sepulang mereka menemuinya, para warga telah menemukan solusi atas masalah mereka. Tak jarang, ia harus merogoh kocek pribadi atas permasalahan seperti uang kuliah anak atau mahar perkawinan yang tak sanggup dibayarkan oleh warganya.

Ia sukses melenggang selama dua periode, mengantongi suara hampir 80%, tanpa parpol pengusung. Tak jarang, ia diundang untuk ke televisi nasional atau acara talkshow. Tercatat, lebih dari 80 penghargaan ia terima baik untuk dirinya ataupun Bantaeng. Banyak pula yang datang berkunjung ke Bantaeng, ingin ingin tahu lebih dekat dan langsung bagaimana kota kecil ini menggeliat dan bertumbuh.

Tapi perjalanan Nurdin tak selalu mulus tanpa hambatan. Di awal kepemimpinannya, ia sering didemo oleh para warga yang tak sabar dan merasa tak ada perubahan yang terjadi pada Bantaeng setelah ia menjabat. 

Inovasi di bidang pertanian dan pendidikan juga tak luput ia lakukan. Ada 10 terobosan di bidang pertanian yang membawanya menerima sejumlah penghargaan. Produksi padi dari awalnya 3-4 ton di tahun 2008, meningkat tiga kali lipatnya menjadi 10-12 ton per tahun.

Statistik Bantaeng menunjukkan, angka kemiskinan yang awalnya 21 persen menjadi 5 persen. Angka pengangguran dari 12 persen, menjadi 2,3 persen. Angka perceraian, berdasarkan data dari pengadilan agama, yang pernah mencapai 155 kasus per tahun, kini jadi tinggal 17 kasus. Tingkat kejahatan, berdasarkan data dari lapas, berkurang drastis.Pendapatan per kapita dari Rp 5 juta, kini menjadi Rp 27 juta. Pertumbuhan ekonomi dari awalnya 4,7 persen, kini menjadi 9,5 persen. APBD yang awalnya Rp 200-an miliar, kini tembus Rp 800-an miliar. Pendapatan dari sektor pariwisata yang awalnya hanya Rp 34 juta, kini jadi Rp 3,2 miliar.


Mimpi besar yang sedang ia rintis adalah menjadikan Bantaeng layaknya Singapura, kota kecil dengan industri sebagai penggerak ekonominya. Pembangunan smelter dan Bantaeng Industrial Park (BIP) adalah wujud nyatanya mewujudkan selangkah demi selangkah mimpinya.

Di masa akhir pengabdiannya, ia mencalonkan diri menjadi Sulsel1, berpasangan dengan Andi Sudirman Sulaiman. Saya kesulitan memperoleh berita negatif seputar Nurdin Abdullah, dan hanya menemukan berita mengenai video kampanyenya yang beberapa waktu lalu dianggap menjelek-jelekkan Gubernur Sulsel yang masih aktif, Syahrul Yasin Limpo, terkait mangkraknya pembangunan di Sulsel. Ada juga yang mengkritisi pola komunikasi beliau dengan warga yang ditakutkan akan membuat mereka menjadi manja dan tidak mandiri.

Nurdin Abdullah menjadi salah satu pemimpin yang berhasil mengubah wajah Bantaeng, meletakkan pondasi-pondasi mendasar yang fundamental tentang bagaimana menata kota, dan membuat Bantaeng memiliki standar yang tinggi untuk memilih pemimpin penerus beliau. Tulisan ini tidak dimaksudkan sebagai kampanyenya menjadi Gubernur. Saya hanya menuliskan apa yang saya tahu dan saya temukan di internet saat mencari tahu mengenai Bantaeng, tempat saya akan ditempatkan. 

Referensi: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 |  9 | 10 | 11 | 12 | 13| 14 |

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun