Mohon tunggu...
Mayadasari
Mayadasari Mohon Tunggu... Freelancer - Ex Jurnalis

Nama saya Mayadasari, 1 kata, 10 huruf, tanpa spasi. Saya ingin berisik, pada hal yang membuat rakyat bumi terusik. Seperti timbangan yang tak berimbang, laut biru tercoret pelangi, udara hitam pekat, hijau-hijau kehilangan warnanya, juga pada sepi yang harus terisi.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Laut: Tempat Berharga untuk Dijaga

4 September 2022   21:05 Diperbarui: 4 September 2022   21:09 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Indonesia Lestari. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

17.504 pulau dengan 95.181 kilometer persegi garis pantai menjadikan Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia. Fakta tersebut menyimpulkan, dari 100% penduduk Indonesia hampir 80% penduduknya hidup di kawasan pesisir dan bergantung pada ekosistem laut. Maka dari itu, laut adalah tempat berharga yang harus dijaga.

Berbicara mengenai laut, pasti yang terlintas dalam benak kita adalah air yang sangat luas berwarna biru, diujung mata memandang ada sunset menggantung menunggu giliran untuk terbenam. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, laut adalah kumpulan air asin (dalam jumlah yang banyak dan luas) yang menggenangi dan membagi daratan atas benua atau pulau. Jadi, Laut adalah air yang menutupi tanah yang sangat luas, berwarna biru dan memiliki rasa asin, dan biasanya air yang mengalir dari darat akan bermuara ke laut. Beruntungnya, Indonesia dianugerahi memiliki banyak laut yang indah. Banyak turis yang rela jauh-jauh datang ke Indonesia hanya untuk menikmati keindahan lautnya. Salah satu tempat wisata yang terkenal akan keindahan lautnya adalah Taman Laut Raja Ampat.

Taman Laut Raja Ampat dianugerahi kerajaan terumbu karang yang tentunya adalah tempat tinggal, berpijah, dan mencari makan untuk ikan-ikan, kura-kura, gurita, dan biota laut lainnya. Rumah-rumah itu harus terbangun dilaut dangkal yang bersuhu hangat di pesisir dekat pulau dan membutuhkan waktu ratusan tahun untuk membentuknya. Tempat dengan kriteria tersebut sangat cocok dengan Kepulauan Raja Ampat. Sayangnya, 2017 silam sebuah kapal asal Inggris menjadi monster bagi Terumbu karang laut Raja Ampat. Hampir 50%  terumbu karang rusak ditabrak kapal asal Inggris itu. Tragedi tersebut meninggalkan sejarah yang kelam untuk ekosistem laut Raja Ampat. Butuh puluhan tahun untuk mengembalikan rumah-rumah kerajaan laut tersebut. Lantas apa yang harus kita lakukan supaya kejadian tersebut atau kerusakan terumbu karang tidak terulang kembali?

Pertama kita bisa mengedukasi perihal manfaat ekologi terumbu karang kepada masyarakat khususnya usia dini. Karena, melestarikan lingkungan harus dimulai sejak kecil. Kedua, tidak mengambil karang maupun terumbu karang. Memang keindahan terumbu karang menjadi objek yang menarik, tapi dengan kita mengambilnya apa bedanya kita dengan kapal milik Inggris yang merusak Terumbu Karang Laut Raja Ampat? Lalu yang ketiga, kita harus menjaga kebersihan sungai dan laut. Meskipun misalnya kita jauh dari laut bukan berarti kita tidak bisa menjaga kebersihan laut. Kita bisa membantunya dengan cara menjaga keberersihan sungai. Mengapa? Karena semua yang mengalir dari sungai akan bermuara ke laut. Bagaimana jika aliran sungai itu dialiri limbah dan sampah, justru itu bukan hal yang baik untuk kesehatan terumbu karang. Dan yang terakhir, melestarikan terumbu karang dengan cara menanam dan menjaganya supaya terus terjaga. Sudah banyak komunitas-komunitas yang terus berusaha menjaga terumbu karang ini supaya keberadaannya tetap lestari. Namun, kita pun harus berusaha dan beraksi. Lebih banyak orang yang peduli dan terbuka aksinya untuk hal demikian, bukankah lebih baik bukan? Menikmati laut memang asyik, apalagi menjaganya. Laut sangat berharga, maka harus tetap dijaga. (Mydsr)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun