Mohon tunggu...
may sun
may sun Mohon Tunggu... -

Happy Ending... To Ope Be Ge Te

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sepi

28 Juni 2013   21:19 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:16 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kita mengartikannya Sunyi. Lenggang. Senyap. Ahhhhhhh, mengapa bisu.? Jangkrik kehilangan suara. Dedaunan berhenti bergoyang. Kicau burung raib tertelan senja. Kemana semilirnya angin dalam terik hari.? Adakah tersimpan sejuk embun dalam warna jingga.? Bagaimana menggores jasmine dalam sketsa lusuh hati.? Mata yang terpejam. Tangan yang tertengadah. Alas yang telah terlipat tepinya. Melepas tanya yang tidak pernah terpuaskan. Ahhhhhh... Oase di padang pasir. Menanti kesegaran pagi dalam pekatnya dini hari. Menghela napas dengan begitu dalamnya. Sepi. Diskusi-diskusi paradoks diripun terhenti. Muara Beliti, 2013:06:28. 21. 07 WIB

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun