Mohon tunggu...
MEX MALAOF
MEX MALAOF Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Terus Bertumbuh dan Berbuah Bagi Banyak Orang

Tuhan Turut Bekerja Dalam Segala Sesuatunya

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ramai-ramai Parpol Mendukung Gibran Rakabuming di Pilkada DKI 2024

30 Maret 2021   00:55 Diperbarui: 30 Maret 2021   01:50 320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Harus diakui bahwa Gibran Rakabuming Raka, belum lama alias baru sebulan menjabat sebagai Walikota Solo. Jabatan itu diraihnya setelah memenangkan Pilkada Kota Solo tahun 2020 yang lalu. Lawan yang dihadapipun, tidak begitu familiar saat itu. 

Maka, sebelum Pilkada berlangsung, banyak pihak yang sudah meramalkan bahwa Gibran akan menang mudah. Walaupun baru menjabat sebagai wali kota seumur jagung, terdapat beberapa petinggi Partai Politik (Parpol) yang akhir-akhir ini dengan berbagai alasan datang mengunjungi putera sulung Presiden Joko Widodo itu. Ada yang mengatakan sekedar bersilahturahmi dan ada juga yang mengatakan hendak mengucapkan selamat atas keterpilihannya sebagai Walikota.

Akan tetapi, ketika berbicara tentang pemilihan kepala Daerah Khusus Ibukota Jakarta yang akan berlangsung pada tahun 2024, para petinggi Parpol tersebut, hampir semua dengan suara bulat katakan mendukung. Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar sangat mendukung Gibran untuk itu. Yang terpenting adalah sukses dulu di kota Solo. Kalau sudah sukses mengatur, menata, dan membangun Solo, ke daerah manapun akan sukses, demikian kata beliau.

Hal senada, diungkapkan oleh Zulkifli Hasan dari Partai Amanat Nasional. Keberhasikan membangun Solo menjadi takaran untuk maksud itu. Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah, yang walaupun katanya berkunjung untuk sekedar saling tukar konsep tentang pengelolaan kota masa depan dan menitip partainya di kota Solo akan tetapi, ketika disinggung tentang soal Pilkada DKI Jakarta dan Gibran, ia mengungkapkan dukungannya. Lihatlah perkembangan ke depannya, katanya. Beberapa hari terakhir, kedua sosok ini nampaknya memang akur dan dekat. Gibran bahkan terang-terangan mengaku kagum dengan gaya bicara seorang Fahri.

Menyimak apa yang dikatakan oleh ketiga petinggi Parpol di atas, soal dukungan mereka kepada seorang Gibran dalam Pilkada DKI Jakarta yang akan datang, dapat diambil dua kesimpulan antara lain pertama, apa yang dikatakan oleh ketiga-tiganya, merupakan salah satu bentuk tantangan bagi Gibran untuk membuktikan diri. 

Kalau memang ia memiliki niat untuk menjadi orang nomor satu di DKI, ia harus menunjukkannya dengan prestasi yang baik, terutama melahirkan program-program yang tepat sasaran guna membangun kota Solo ke arah yang lebih mantap. Kedua, apa yang dikatakan oleh para petinggi parpol yang datang mengunjungi Gibran tersebut, sulit untuk di takar. 

Dalam artian bahwa syukur kalau seorang Gibran berhasil dalam waktu singkat untuk membangun kota Solo sehingga dijadikan sebagai daya tarik guna di dukung pada Pilkada DKI 2024, kalau tidak, mereka akan beralih kepada sosok yang lain, yang dirasa lebih tepat untuk membagun ibu kota negara Indonesia itu.

Bagaimana dengan seorang Gibran sendiri? Ketika disinggung soal menjadi salah satu kandidat dalam Pilkada DKI yang akan datang, Gibran mengatakan bahwa ia sendiri belum berpikir tentang hal itu. 

Ia beralasan bahwa ia masih fokus untuk membangun Kota Solo. Kalau kita melihat jejak seorang Gibran dalam dunia politik tanah air, terutama dalam hal pengalaman memimpin, bolehlah dikatakan di sini bahwa ia belum memiliki pengalaman yang cukup untuk itu. Untuk menjadi seorang Walikota di Solo saja, itu dicapainya secara instan. Seorang Gibran tidak memiliki jejak memimpin apapun sebelumnya. 

Gibran tidak melewati tahap-tahap jenjang kepemimpinan dari bawah, lalu menanjak ke atas. Begitu menjadi seorang kader partai, ia langsung memenangkan Pilkada kota Solo. 

Terpilihnya Gibran menjadi seorang Walikota, nampaknya terjadi karena semangat masyarakat yang begitu besar untuk mendukungnya karena ia adalah idola. Apalagi, bapaknya yang adalah presiden RI sekarang itu adalah mantan Walikota Solo juga. Jadi, Gibran memang masih perlu jam terbang yang lebih tinggi untuk membekali diri dengan banyak hal sebelum berbicara tentang peluang untuk maju sebagai seorang pesaing dalam Pilkada DKI Jakarta. 

Bolehlah, pihak lain berpendapat bahwa kalau itu terjadi saat inipun tak usah kwatir karena ada sosok Joko Widodo dibelakangnya yang dapat dijadikan sebagai pembimbing atau tempat berbagi. Akan tetapi, masyarakat Indonesia pada umumnya tidak suka dengan pemimpin yang didikte oleh sosok tertentu dari belakang. Masyarakat Indonesia menghendaki pemimpin yang bebas menentukan diri, bukan diatur-atur terkait keputusan-keputusan penting.

DKI Jakarta, sangat terkenal dengan beragam persoalan yang rumit. Masalah banjir, kemacetan, pertumbuhan penduduk dari waktu ke waktu, masalah peluang kerja, dan lain-lain sebagainya, selalu menjadi momok yang menakutkan bagi siapapun yang menjadi pemimpin di sana. 

Seorang Anies Baswedan saja yang sudah memiliki segudang pengalaman dengan pernah menjadi dosen, rektor, bahkan Menteri Pendidikan sekalipun, kewalahan mengurus Jakarta. Oleh karena itu, berbicara tentang dukungan bagi Gibran untuk maju dalam Pilkada yang akan datang, nampaknya terlalu dini untuk diungkit dan diangkat saat ini. Lagi pula, ketiga partai yang mengaku mendukung Gibran adalah partai-partai yang masuk kategori parpol kecil di tanah air. PDI-P sebagai partai pengusung Gibran, masih bungkam soal itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun