Mohon tunggu...
MEX MALAOF
MEX MALAOF Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Terus Bertumbuh dan Berbuah Bagi Banyak Orang

Tuhan Turut Bekerja Dalam Segala Sesuatunya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

"Meup On Ate, Mua On Kase", Spirit Menikmati Kerja dalam Masyarakat Dawan

17 Oktober 2020   03:42 Diperbarui: 17 Oktober 2020   04:33 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Ketika musim panas tiba, praktis masyarakat Dawan hanya menghabiskan apa yang sudah dihasilkan dari pekerjaan selama musim hujan. Maka, keluarga-keluarga yang memiliki persediaan makanan yang cukup, kemungkinan besar terhindar dari kelaparan. Sedangkan mereka yang tidak memiliki persediaan yang mumpuni amat beresiko untuk mengalaminya. 

Akan tetapi, bagi kaum lelaki atau bapak-bapak yang dapat memanjat dan menyadap tandan buah pohon lontar yang sudah cukup tua, dapat melirik kesempatan ini untuk mendapatkan penghasilan tambahan. Air nira yang sudah disadap, dapat disuling untuk menghasilkan minuman beralkohol. Masyarakat setempat menamainya dengan sebutan "sopi". 

Harganya lumayan. Tergantung pada tingkatan kadar alkohol yang dihasilkan. Semakin tinggi kadar alkoholnya, semakin mahal harganya. Untuk dapat menyadap tandan buah pohon lontar yang sudah cukup tua dan mendapatkan air niranya, pohon lontar yang setinggi 20-30 meter itu harus dibuatkan tangga dari pelepah lontar dan bambu yang masih menyisakan sedikit cabang-cabang sebagai tempat pijakan. Selain menghasilkan sopi, air nira juga dapat dimasak untuk membuat gula merah atau gula air.

Selain itu, masyarakat dapat menambah penghasilan dengan memanfaatkan buah pohon asam Jawa yang sudah masak. Inipun amat berisiko. Untuk mendapatkan buah pohon asam jawa itu, mereka harus memanjat dan berjalan dari cabang ke cabang untuk merontokkan buahnya dengan cara digoyang-goyang. Setelahnya, buah asam harus dijemur beberapa lama agar benar-benar kering, lalu dipisahkan antara kulit luar dengan bagian isi di dalamnya. Untuk menjadikannya sebagai duit, masyarakat boleh memilih. Dapat menimbang dengan membiarkan bijinya tetap menempel di dalam isi atau dikeluarkan. Kalau tetap dibiarkan, maka harganya akan lebih murah. Sebaliknya kalau dipisahkan, maka harganya lebih mahal. 

Rumit, sulit, pelik, dan penuh tantangan. Tapi syukurlah bahwa spirit, roh, dan semangat kerja yang terangkum dalam kebijakan lokal yang berbunyi, "Meup On Ate, Mua On Kase" yang terpatri di lubuk hati terdalam masing-masing masyarakat Dawan, telah menjadikan mereka sebagai pribadi-pribadi yang tidak cengeng, tidak mudah menyerah, tidak putus asa, apalagi lari dari kenyataan hidup yang pahit dan keras itu. Mereka tetaplah berjuang untuk bertahan, ada, dan hidup sampai pada detik ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun