Mohon tunggu...
MEX MALAOF
MEX MALAOF Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Terus Bertumbuh dan Berbuah Bagi Banyak Orang

Tuhan Turut Bekerja Dalam Segala Sesuatunya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Isu PKI: Menguak Luka Lama, Mengungkit Kenangan Dibungkam, dan Kemunduran Berpolitik Para Elite

27 September 2020   00:55 Diperbarui: 27 September 2020   01:11 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pada masa itu, ada tiga partai yang selalu tampil dalam Pemilihan Umum yakni Golkar, PDI, dan PPP. Golkar selalu diidentikkan dengan segala kebaikan yang dicapai bangsa ini dengan pahlawan utamanya yakni Soeharto (presiden saat itu). 

Setiap kali partai ini berkampanye, para orangtua di rumah dan guru-guru di sekolah selalu mempersilahkan kami untuk boleh turut menyambut, bersuka, dan bergembira.

Antusiasme dan kesemarakan hampir tercipta di seantero kampung. Dari mulut ke mulut warga, nama Soeharto disebut, diagung-agungkan, dan disanjung bak mesias. Golkar unggul mutlak dimana-mana.

Presiden terpilih sudah dapat dipastikan jauh sebelum pemilihan berlangsung yakni sang pahlawan Supersemar dan bapak pembangunan negeri ini yang berkuasa saat itu yakni Soeharto.

Memilih partai berlambang beringin itu ibarat memilih masuk surga sedangkan kalau memilih dua partai lain, sama saja dengan memilih masuk neraka. Doktrin ini cukup kuat ditanamkan kepada kami anak-anak kampung berotak sempit saat itu. 

PDI selalu disamakan dengan PKI. Setiap kali partai ini berkampanye, seluruh kampung sunyi senyap. Baik yang tua maupun yang muda, diminta untuk menghindar bahkan bersembunyi karena takut. Turut terlibat dalam seluruh kegiatan kampanye, apalagi memilih partai berlambang kepala banteng itu saat pemilihan tiba, sepertinya menjadi aib bagi diri sendiri dan keluarga.

Semua orang akan menjauh bahkan menghindar dari pribadi-pribadi yang mendukung partai itu karena dianggap sebagai PKI. Sedangkan partai PPP, selalu diidentikkan dengan saudara-saudari Muslim. Partai ini kurang populer di kampung halaman saya dahulu. Namanya tidak begitu dikenal dan jauh dari buah bibir masyarakat.

Isu tentang PKI, saat itu sungguh membungkam kehidupan masyarakat. Kehidupan demokrasi dipasung dan berjalan di tempat. Kehidupan berbangsa dan bernegara menjadi monoton karena hanya dikuasai oleh Soeharto dan Golkarnya.

Korupsi terjadi dimana-mana tetapi tertutup rapat dan dibungkus dengan begitu rapi. Yang berani buka mulut, akan dibungkam dengan berbagai macam cara.

Isu PKI: Senjata Handal Untuk Menang

Berangkat dari pengalaman kehidupan berbangsa dan bernegara pada masa Orde Baru dengan isu PKInya yang begitu kental dan dijadikan sebagai senjata untuk menguasai rakyat, maka dapat dikatakan bahwa para elit politik dan agama yang berkoar-koar tentang PKI saat ini, menyadari bahwa isu tentang paham terlarang itu, amat efektif untuk dijadikan sebagai senjata guna menyerang para lawan politik dan menguasai rakyat. Para elit politik sepertinya kehilangan ide untuk mengalahkan lawan politik dan memenangkan hati rakyat untuk berkuasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun