Setiap kali hendak makan
Ibu menghidangkan menu berupa hari-hari hidup kami
Aku selalu memilih menyantap Sabtu dan sesekali Minggu
Dan aku tidak peduli pilihan lain
Setelah kupilih, semua menjelma tiada
Aku menamainya tragedi pejamuan puisi
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!