Mohon tunggu...
Aditya Wahyu Bambang Pratama
Aditya Wahyu Bambang Pratama Mohon Tunggu... Editor - Mahasiswa IAIN Jember

Facebook : Aditya Wahyu Instagram : aditya_wahyu_bp Twitter : Aditya_Wahyu_BP Youtube : MaxCos Gaming

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kreativitas Berada di Tangan Murid atau Guru?

7 April 2020   22:23 Diperbarui: 7 April 2020   22:24 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam dunia pendidikan sudah sewajarnya sebagai seorang pendidik memberikan pendidikan yang bekualitas kepada muridnya. Untuk menjadi seorang pendidik juga harus memiliki jiwa yang rela berkorban dan ikhlas dalam mengajar.

Menurut Wikipedia, Kreativitas adalah proses mental yang melibatkan pemunculan gagasan atau anggitan baru, atau hubungan baru antara gagasan dan anggitan yang sudah ada. Dari sudut pandang keilmuan, hasil dari pemikiran berdaya cipta biasanya dianggap memiliki keaslian dan kepantasan.

Kreativitas sepenuhnya berada di tangan peserta didik, mereka bebas melakukan apa saja asalkan tidak menyalahi aturan yang berlaku.

Pendidik juga wajib memberi apresiasi kepada muridnya berupa penghargaan atau sebuah hadiah. Karena menurut teori behavioristik, belajar adalah perubahan tingkah laku antara stimulus dan respon.

Oleh sebab itu, apa yang diberikan oleh guru merupakajn stimulus dan tingkah laku yang dilakukan siswa menjadi lebih baik merupakan respon yang dihasilkan dari stimulus tersebut.

Menjadi seorang pendidik juga harus pandai memberi tugas yang fleksibel dan tidak kaku kepada muridnya dan juga sesuai dengan kurikulum yang berlaku.

Di Finlandia menurut rencanamu.id, seorang pendidik hanya bekerja selama 4-5 jam sehari. Lalu ekstra 2 jam untuk pengembangan profesi.

Sekolah-sekolah di Finlandia tidak menerapkan sistem peringkat atau ranking. Pemerintah Finlandia percaya bahwa semua muridnya itu pintar dan tidak ada murid yang bodoh disana. Baik guru maupun siswa, didorong untuk bekerja sama satu sama lain untuk kemajuan pendidikan bersama.

Dengan waktu belajar 8-9 jam sehari di Indonesia mungkin itu merupakan suatu tantangan kepada para pendidik untuk memberikan pendidikan yang berkualitas dan tidak terlalu kaku yang sekiranya membuat para murid tidak menjadi pegal dan letih. Pendidik juga harus mengerti keadaan dan perasaan muridnya agar tidak terjadi miss communication.

Semoga contoh di atas dapat menginspirasi para pendidik agar selalu semangat dalam mendidik demi memajukan generasi penerus bangsa.

Tetap semangat menjadi pahlawan tanpa jasa dan jangan pernah putus asa. Semoga artikel yang saya buat ini bermanfaat bagi kita semua, apabila ada salah kata mohon maaf sebesar-besarnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun