Mohon tunggu...
Mawan Sidarta S.P.
Mawan Sidarta S.P. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penyuka traveling, Pemerhati sejarah (purbakala) - lingkungan - masalah sosial - kebudayaan, Kreator sampah plastik

Lulusan S1 Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jember. Pernah bekerja di perusahaan eksploitasi kayu hutan (logging operation) di Sampit (Kalimantan Tengah) dan Jakarta, Projek Asian Development Bank (ADB) pendampingan petani karet di Kuala Kurun (Kalimantan Tengah), PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) Surabaya. Sekarang berwirausaha kecil-kecilan di rumah. E-mail : mawansidarta@yahoo.co.id atau mawansidarta01@gmail.com https://www.youtube.com/channel/UCW6t_nUm2OIfGuP8dfGDIAg https://www.instagram.com/mawansidarta https://www.facebook.com/mawan.sidarta https://twitter.com/MawanSidarta1

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Mengintip Geliat Bisnis Tanaman Hias di Kota Gresik

7 Desember 2018   05:32 Diperbarui: 7 Desember 2018   05:33 760
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu sudut stan tanaman hias Mbak Sulis (dok.pri)

Beliau adalah Mbak Sulis. Wanita asli Sepanjang, Sidoarjo itu bersuamikan Nanang (43). Sayangnya saya tidak berhasil bertemu langsung dengan mas Nanang karena beliaunya sedang ada tugas ke luar pulau. Untuk menggali informasi lebih dalam seputar cerita sukses dan pengalaman berusaha tanaman hias, saya melakukan wawancara dengan mbak Sulis.

Salah satu sudut stan tanaman hias Mbak Sulis (dok.pri)
Salah satu sudut stan tanaman hias Mbak Sulis (dok.pri)
Menurut Sulis sebelum menjalankan usahanya yang sekarang ini, suaminya kala masih bujangan sudah menekuni bisnis tanaman hias. "Mas Nanang masa mudanya sudah punya stan tanaman hias di daerah Jogoloyo (Gunung Sari)" ungkap Sulis mengawali bincang-bincang kami siang itu.

Sekitar delapan tahunan Nanang berjualan tanaman hias di daerah Jogoloyo Surabaya. Setelah menikah usahanya dipindahkan ke tempat yang sekarang ini. Di Dusun Banyu Urip, Miru sebagai desa kelahiran Nanang, bisnis mereka maju dengan pesat. Hingga kini mereka memiliki dua (2) stan tanaman hias. 

Nanang-Sulis merekrut seorang pekerja untuk menjaga lapak tanaman hias yang satunya. Sementara rumah yang mereka tinggali memiliki halaman yang cukup luas. Di halaman rumah itulah ratusan jenis bibit tanaman hias maupun tanaman buah dipajang untuk ditawarkan kepada para pembeli.

Mbak Sulis di stan tanaman hiasnya (dok.pri)
Mbak Sulis di stan tanaman hiasnya (dok.pri)
Dari hasil pernikahannya dengan Nanang, Sulis dikaruniai dua orang anak. Keduanya laki-laki, berusia 8 dan 7 tahun. Untuk usaha berjualan tanaman hias yang mereka tekuni di Desa Miru itu sudah dijalaninya selama dua belas (12) tahun. Ketika ditanya berapa omset perharinya, Sulis hanya tersenyum sambil nyelethuk " Ndak mesti pak, lha namanya juga rezeki, kadang rame kadang juga sepi". Namun dengan santun ia menyebutkan dalam sehari sedikitnya ia mendapatkan hasil penjualan sebesar 700 ribu hingga 1 juta rupiah. 

"Kadang kalau lagi hoki, 1 buah mawar jambe (sejenis palem, red) bisa laku 5 sampai 7 juta" lanjut Sulis sambil menunjuk ke arah tanaman yang dimaksud.


Usaha berjualan tanaman hias yang sudah ditekuninya selama puluhan tahun itu berjalan tanpa menggunakan permodalan pihak lain, baik suntikan dana dari pemerintah maupun swasta. "Semua permodalan murni hasil jeripayah kami sendiri" tukas Sulis dengan penuh semangat. 

Lebih lanjut Sulis mengatakan sebelum mengembangkan usaha di desa kelahirannya (Miru, red), Nanang sudah mempunyai tabungan dari hasil kerja kerasnya berbisnis tanaman hias di kawasan Jogoloyo. Usahanya berkembang dengan pesat hingga punya 2 stan penjualan, semata-mata karena keuntungan hasil kerja keras yang diraihnya bukan bantuan permodalan pihak lain.

Tanaman favorit pembeli 

Di sela-sela menunggu datangnya pembeli atau permintaan tanaman hias lewat telepon, bersama tenaga pembantunya Sulis melakukan perbanyakan terhadap jenis tanaman tertentu seperti adenium, euphorbia dan anthurium. Sebagian lagi didatangkan langsung dari Kota Batu, Malang - Jatim. 

Selain menjual ratusan jenis tanaman hias, di tokonya juga tersedia beraneka jenis bibit tanaman buah-buahan seperti nangka, jeruk lemon, jeruk sambel, klengkeng dan masih banyak lagi. Untuk satu pohon bibit tanaman buah harganya berkisar antara 20 hingga 25 ribu rupiah. Sedangkan untuk tanaman hias dijual mulai harga puluhan ribu hingga jutaan rupiah perbatangnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun