Mohon tunggu...
Mawan Sidarta S.P.
Mawan Sidarta S.P. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penyuka traveling, Pemerhati sejarah (purbakala) - lingkungan - masalah sosial - kebudayaan, Kreator sampah plastik

Lulusan S1 Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jember. Pernah bekerja di perusahaan eksploitasi kayu hutan (logging operation) di Sampit (Kalimantan Tengah) dan Jakarta, Projek Asian Development Bank (ADB) pendampingan petani karet di Kuala Kurun (Kalimantan Tengah), PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) Surabaya. Sekarang berwirausaha kecil-kecilan di rumah. E-mail : mawansidarta@yahoo.co.id atau mawansidarta01@gmail.com https://www.youtube.com/channel/UCW6t_nUm2OIfGuP8dfGDIAg https://www.instagram.com/mawansidarta https://www.facebook.com/mawan.sidarta https://twitter.com/MawanSidarta1

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Mengecat Rumah dan Masak Ketupat, Tradisi Asyik Jelang Lebaran

13 Juni 2018   19:17 Diperbarui: 13 Juni 2018   19:34 1289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Membersihkan selokan rumah (dok.pri)

Tadi pagi istri saya sempat mengeluh kalau pasar tempat ia biasa berbelanja penuh sesak dengan para pembeli. "Waduh mas.. pasare pol, sepedane sampek gak iso parkir (waduh mas, pasarnya penuh sekali, motornya sampai nggak bisa parkir, red)" ujar istri dengan nada sedikit kesal.

Hampir bisa dipastikan kalau beberapa hari menjelang lebaran ini tempat-tempat tertentu seperti pasar kaget, pasar tradisional, pasar modern, mal, stasiun kereta api, terminal bus, bandara, pelabuhan, jalan dan pintu tol dipadati orang atau pemudik lebaran.

Para pedagang di pasar beramai-ramai menggunakan aji mumpung. Mumpung pas lagi dalam suasana lebaran, mereka dengan seenaknya mematok harga mahal untuk barang-barang yang mereka jual. Begitu pula dengan penjual tiket kendaraan angkutan lebaran atau tiket pesawat.

Meski harga bahan pangan di pasar mengalami kenaikan, toh mau tak mau kita harus tetap membelinya untuk persiapan di rumah karena beberapa hari ke depan para pedagang di pasar juga libur. Mungkin mereka mudik atau sengaja nyantai di rumah untuk berlebaran ria.

Tidak bisa tidak, lebaran memang identik dengan kue-kue, makanan, baju baru, bersih-bersih atau mengecat rumah, perabot atau kendaraan baru. 

Masih terngiang-ngiang di telinga dan benak (pikiran) saya tentang isi tausiyah ustadz Adi Hidayat bahwa kita jangan pernah melupakan "bekal" mudik ke akherat untuk menghadap Allah yang jauh lebih hakiki dari sekedar berheboh ria dengan bekal mudik ke kampung halaman.


Meski demikian urusan-urusan yang bersifat keduniawian ya tidak bisa ditinggalkan begitu saja karena memang kita masih hidup di dunia, asalkan masih dalam batas-batas yang wajar.

Menyiapkan Ketupat Lebaran  

Tiap daerah punya kebiasaan atau tradisi yang berbeda-beda menyambut datangnya lebaran. Makanan yang cocok untuk dihidangkan saat lebaran biasanya adalah ketupat yang dikombinasikan dengan sayur atau opor ayam. 

Kalau di daerah kami, Surabaya dan sekitarnya, perayaan ketupat lebaran (Jawa = riyoyo kupat) biasanya dilakukan beberapa hari atau seminggu setelah Hari Raya Idul Fitri kedua. 

Masak ketupat untuk persiapan lebaran (dok.pri)
Masak ketupat untuk persiapan lebaran (dok.pri)
Kalau di Jakarta dan mungkin juga daerah sekitarnya, justru pada hari H lebaran itu ketupat dihidangkan untuk sanak kerabat dan para tamu lebaran.

Ketupat dibuat dari beras yang dimasukkan ke dalam kemasan dari daun kelapa yang masih muda (Jawa = janur) lalu ditanak sampai matang.

Sebagian orang bisa merangkai sendiri kemasan janur ketupat. Tapi bagi mereka yang nggak bisa merangkai dan tak mau ribet bisa saja membeli kemasan janur yang sudah jadi di pasar.

Filosofi Ketupat 

Ketupat berasal dari istilah Jawa, "ngaku lepat" yang berarti mengaku kesalahan. Bentuk segi empat dari ketupat mempunyai makna kiblat papat lima pancer yang berarti empat arah mata angin dan satu pusat yaitu arah jalan hidup manusia. 

Kemanapun arah yang ingin ditempuh manusia hendaknya tidak akan lepas dari pusatnya yaitu Allah SWT. 

Oleh sebab itu ke mana pun manusia menuju, pasti akan kembali kepada Allah. Rumitnya membuat anyaman ketupat dari janur mencerminkan kesalahan manusia. Warna putih ketupat ketika dibelah melambangkan kebersihan setelah bermaaf-maafan. 

Butiran beras yang dibungkus dalam janur merupakan simbol kebersamaan dan kemakmuran. 

Janur yang ada di ketupat berasal dari kata jaa-a al-nur bermakna telah datang cahaya atau janur adalah sejatine nur atau cahaya. Dalam arti lebih luas berarti keadaan suci manusia setelah mendapatkan pencerahan cahaya selama bulan Ramadan.

Adapun makna filosofis santen (santan) yang ada di masakan ketupat adalah suwun pangapunten atau memohon maaf. 

Dengan demikian ketupat itu merupakan simbolisasi yang mencerminkan kebersihan dan kesucian hati setelah mohon ampun dari segala kesalahan hal itu merupakan makna filosofis dari warna putih ketupat jika dibelah menjadi dua. 

Sedangkan, janur melambangkan manusia yang telah mendapatkan sinar ilahiah atau cahaya spiritual / cahaya jiwa. Anyaman-anyaman diharapkan memberikan penguatan satu sama lain antara jasmani dan rohani. Informasi selengkapnya baca di sini.

Mengecat Rumah  

Selain menyiapkan makanan untuk berlebaran ria, kegiatan lain yang sudah menjadi tradisi sebagian umat Islam saat menjelang lebaran ialah bersih-bersih rumah. 

Bersih-bersih rumah ini masih relevan dengan semangat  an-nazhaafatu minal iimaan, kebersihan sebagian dari iman. 

Merawat taman agar sedap dipandang mata (dok.pri)
Merawat taman agar sedap dipandang mata (dok.pri)
Membersihkan rumah ini tidak hanya terbatas pada menyapu ruangan dalam atau halaman rumah, mencuci perabot tapi juga membersihkan selokan, merawat taman dan mengecat dinding rumah yang mulai memudar.

Selokan perlu dibersihkan agar air tidak tergenang dan menjadi sarang nyamuk. Taman bunga di halaman rumah bukan saja akan menghasilkan udara yang segar namun juga menjadi pemercantik yang menyegarkan pandangan.

Mengecat kembali dinding rumah yang terlihat kusam agar saat lebaran terlihat cerah dan menarik.

Filosofi Mengecat Rumah  

Memlamir tembok sebelum dilabur (dicat)(dok.pri)
Memlamir tembok sebelum dilabur (dicat)(dok.pri)
Kata lebaran mengandung makna lebar-lebur-luber-labur. Lebar artinya kita akan bisa lebaran dari kemaksiatan. Lebur artinya lebur dari dosa. Luber artinya luber dari pahala, luber dari keberkahan, luber dari rahmat Allah SWT. 

Labur artinya bersih sebab bagi orang yang benar-benar melaksanakan ibadah puasa, maka hati kita akan dilabur menjadi putih bersih tanpa dosa, makanya wajar kalau menjelang lebaran rumah-rumah banyak yang dilabur (dicat, red) hal ini mengandung arti pembersihan lahir selain pembersihan batin yang telah di lakukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun