Taman Jayengrono seolah menjadi pusat kota tua kawasan Jembatan Merah Surabaya. Selain Pasar Pabean, pasar tradisional tertua warisan Belanda itu, masih ada beberapa spot menarik lainnya yang bisa dikunjungi para penikmat sejarah yakni sentra bisnis Kembang Jepun, Museum House of Sampoerna, gedung-gedung tua di sepanjang Jalan Pahlawan, kantor pos besar Kebon Rodjo dan kawasan wisata religi Masjid Sunan Ampel.
Sengitnya pertempuran heroik 10 November 1945 tak pelak menimbulkan banyak sekali jatuhnya korban jiwa bahkan gedung-gedung penting Belanda waktu itu juga tak luput dari amuk massa (gempuran meriam dan mortir) arek-arek Suroboyo.
Dari sekian banyak bangunan kuno di sekitar Jembatan Merah maka Masjid Ampel-lah yang masih selamat dari sasaran senjata Belanda dan sekutunya. Sungguh itu kuasa Illahi. Masjid Ampel merupakan salah satu masjid tertua di Indonesia yang merupakan warisan Sunan Ampel atau yang berjuluk Raden Rahmat Rahmatullah.Â
Perjalanan dakwah dan syiar terus berlanjut, sang sunan dan para santrinya bermukim kembali di kawasan Peneleh. Di kawasan inilah beliau mendirikan Masjid Jamik Peneleh. Sampai pada akhirnya beliau menetap dengan membangun pesantren dan masjid di kawasan Ampel Denta.
Sebagian masyarakat mungkin hanya tahu kalau tinggalan Sunan Ampel itu hanya berupa masjid yang ada di kawasan Ampel Denta atau yang sekarang bernama kawasan Sasak - Nyamplungan - Mas Mansyur dan sekitarnya. Dua masjid tua yang saya sebut tadi ternyata lebih dulu berdiri dan pastinya usianya jauh lebih tua ketimbang Masjid Ampel.
Masing-masing tiang tingginya mencapai 17 meter dan terhubung satu sama lain dengan balok jati berukuran lebih kecil. Tinggi pilar itu melambangkan jumlah rakaat dalam sholat lima waktu. Masjid yang menjadi ikon wisata religi Kota Surabaya itu dilengkapi 48 daun pintu.
Masjid Ampel luasnya 1320 meter persegi dimana panjangnya 120 meter dengan lebar 11 meter. Ada 5 gapura kuno dengan ornamen-ornamen indah yang berada di sekitar lokasi masjid, kelima gapura itu bernama paneksen (kesaksian) melambangkan syahadat, madep (menghadap) melambangkan sholat, ngamal (beramal) melambangkan zakat, poso (puasa) melambangkan puasa Ramadan dan munggah (naik haji) melambangkan ibadah haji. Kelima gapura itu menggambarkan Rukun Islam.
Di bagian bawah tiang-tiang penyangga terpasang rak untuk menempatkan kitab suci Alqur'an. Tanpa bedug apalah artinya sebuah masjid begitu pula dengan Masjid Ampel. Ukuran bedug masjid ini sangatlah besar. Menara Masjid Ampel menjulang ke angkasa dengan ketinggian kira-kira 50 meteran. Kabarnya, bangunan menara ini masih asli dengan bagian bawah dilengkapi pintu kayu jati berornamen cantik dipolitur warna coklat mengkilat.