Mohon tunggu...
Maulidatul M
Maulidatul M Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Tantangan Kaum Intelektual dalam Budaya Politik "Kotor"

4 Februari 2018   22:20 Diperbarui: 4 Februari 2018   22:36 760
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Seperti yang sudah kita ketahui tahun 2018 merupakan tahun politik bagi Indonesia. Tahun ini merupakan tahun terselenggaranya pilkada serentak. Setiap hari kita selalu mendapat berita tentang persiapan-persiapan pemilu. Bualan- bualan indah dari bakal calon pemimpin daerah, eksistensi dari selebriti politik dan calon pemimpin yang berada di balik punggung orang tekenal. Bagi masyarakat tahun ini merupakan tahun yang penuh dengan tantangan. Mulai dari memikirkan pemimpin yang akan dipilih sesuai dengan hati nurani, pemimpin yang bisa menjaga amanah rakyat, pemimpin yang sanggup mensejahterakan rakyat serta pemimpin yang bisa mewujudkan setiap proker yang ia janjikan.

Kaum intelektual pun tahun ini memiliki tantangan yang besar, untuk meluruskan dan memfikirkan secara kritis tentang isu-isu yang menyebar sebelum pilkada serentak. Karena, tidak dapat dipungkiri bahwa di Indonesia di tahun politik pasti ada saja isu-isu atau berita-berita yang membuat salah satu bakal calon pemimpin tidak jadi mencalonkan diri sebagai pemimpin bahkan berakhir di bui. Budaya politik kotor sering terjadi di Indonesia ketika menjelang pemilu. Mulai dari isu SARA yang menjadi andalan untuk menjatuhkan lawan, berita-berita yang dibuat-buat tanpa tahu kebenarannya, dan politik uang untuk membeli suara rakyat.

 Isu-isu yang disebarkan oleh orang tidak bertanggung jawab, bisa mengancam keutuhan negara. Apalagi pada era teknologi seperti saat ini, sebuah berita bisa disebarkan dengan mudah tanpa dianalisis terlebih dahulu. Apalagi pada tahun ini, merupakan tahun politik penuh dengan kontroversi. Dari tersebarnya foto sebuah pemimpin Banyuwangi yang berada didalam mobil dengan sebuah paha perempuan disampingnya, perdebatan legalisasi atau pidana bagi pelaku LGBT, KLB yang menimpa masyarakat Asmat Papua berupa gizi buruk dan campak, dan yang masih hangat diperbincangan adalah mahasiswa UI yang memberi kartu kuning terhadap presisden Jokowi.

Kaum intelektual harus menjadi kaum yang berfikir kritis dalam menghadapi tahun politik. Tidak gegbah dalam menilai isu-isu yang  mengiringi tahun politik, agar tidak menjadi korban yang terjerembab dalam kebencian antar penghuni bangsa. Serta, tidak menjadi kaum yang dimanfaatkan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab dalam menjalankan budaya politik kotor. Kaum intelektual harus menjadi kaum yang mensukseskan tahun politik tanpa politik kotor yang bisa memecah keutuhan bangsa, menjadi kaum yang menggunakan suaranya demi kesejahteraan bangsa dan mentiadakan GOLPUT karena kurangnya kepercayaan terhadap calon pemimpin daerah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun