Mohon tunggu...
Maulana Edi
Maulana Edi Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA

TEKNIK SIPIL

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bertaubat sebelum Terlambat

28 September 2021   14:11 Diperbarui: 27 Oktober 2021   09:35 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Penulis : Maulana Edi Saputro

(Mahasiswa Teknik Sipil,Fakultas Teknik,Unissula,Semarang)

Dosen : Dr.Ira Alia Maerani, S.H, M.H

(Dosen Fakultas Hukum ,Universitas Islam Sultan Agung Semarang)

Puji syukur kita panjatkan kepada Allah swt, yang telah memberi kita berbagai macam nikmat dan selawat serta salam selalu tercurahkan kepada junjungan nabi besar kita Nabi Muhammad saw, beserta keluarga, para sahabatnya dan umatnya hingga akhir zaman.

Rabb kita adalah rabb yang pemurah sifatnya At-Tawwab (yang maha penerima taubat), mencintai orang orang yang bertaubat, senang terhadap taubat hambanya apabila dia bertaubat. Allah memberikan kesempatan kepada kita untuk bertaubat apabila kita telah melakukan dosa.

Allah swt berfirman dalam (Qs. Az-Zumar : 53) yang berbunyi:

"Hai hamba-hambaku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesunguhnya dialah yang maha pengampun lagi maha penyayang." (QS Az zumar : 53).

Sesungguhnya, apabila anda berhenti melakukan dosa, menyesal telah melakukannya, berniat tidak akan mengulanginya, dan mengembalikan semua hak kepada pemiliknya, jika ada hak bagi mereka, maka engkau benar-benar telah menyempurnakan syarat-syarat bertaubat.

Tinggalah bagimu mengakui kelemahan di hadapan allah dan memperbanyak melakukan kebaikan dan amal shalih, karena amal-amal kebaikan dapat menghapus kesalahan-kesalahan.

Seringkali kita terjebak pada sikap meremehkan dosa kecil. Saat kita ghibah, bercanda yang sudah masuk kategori rafats (porno), bahkan bergaul dengan lawan jenis yang tidak islami, kita beralasan "itu kan dosa kecil, tidak apa-apa".

Padahal orang yang meremehkan dosa ia tidak sadar sedang berhadapan dengan siapa. Siapakah yang ia maksiati? Allah Subhanahu wa Ta'ala yang Maha Besar dan Maha Keras adzab-Nya. Juga, tidak ada dosa kecil jika dilakukan terus menerus.

Tidak ada dosa kecil selagi terus dikerjakan. (HR. Dailami)

Ibarat sebuah bintik noda, dosa kecil pun akan mengotori hati. Semakin banyak dosa semakin banyak pula noda di hati.

Sesungguhnya, apabila seorang mukmin berbuat dosa, maka muncul bintik hitam dalam kalbunya. Kemudian jika ia bertaubat, meninggalkan dosa dan memohon ampun, maka hatinya bersih. Dan jika dosa-dosanya bertambah, bintik hitam itupun bertambah. (HR. Ibnu Majah dan Ahmad; hasan)

Marilah kita sambut seruan Allah untuk bertaubat sebelum terlambat. Kini Allah menganugerahkan momentum yang luar biasa kepada kita untuk menjalani taubatan nasuha.

Ramadhan yang sangat kondusif dengan amal shalih dan minim pengaruh negatif dibandingkan bulan lainnya, adalah kesempatan berharga yang belum tentu datang lagi kepada kita. Bukankah kita tidak pernah bisa menjamin bahwa kita akan tetap hidup sampai Ramadhan berikutnya jika kita menunda taubat saat ini? Lihatlah betapa banyak orang yang Ramadhan lalu masih ada, kini sudah tiada. Bahkan ketika terjadi pandemi Covid-19 seperti ini, betapa banyak orang yang kemudian meninggal setelah terjangkit virus corona.

Marilah kita sambut seruan Allah untuk bertaubat sebelum kita terlambat. Dan bukankah pintu taubat akan ditutup saat kita mengalami sakaratul maut?

Sesungguhnya Allah menerima taubat hamba selagi ia belum sekarat. (HR. Tirmidzi, Ahmad, Thabrani, Ibnu Hibban; hasan)

Sesungguhnya Allah membentangkan tangan-Nya di malam hari agar orang yang bermaksiat di siang hari bertaubat, dan Allah membentangkan tangan-Nya di siang hari agar orang yang berbuat maksiat di malam hari bertaubat. (Demikian itu tetap terjadi) sampai matahari terbit dari barat. (HR. Muslim)

Imam An-Nawawi dalam Riyadhus Shalihin memaparkan syarat bertaubat secara singkat dalam tiga langkah. Pertama, berhenti dari dosa yang dilakukan. Kedua, menyesali dosa yang telah dilakukan. Dan ketiga, bertekad untuk tidak mengulangi dosa itu. Ini jika bertaubat terhadap dosa yang berkaitan dengan hak Allah.

Sedangkan jika dosa berkaitan dengan hak manusia, maka syarat taubat ditambah satu lagi, yaitu membebaskan diri dari hak manusia tersebut. Pembebasan ini tentu dengan penghalalan dari yang terzalimi atau mendapat keikhlasan darinya.

Maka orang yang minum khamr dalam kesendirian misalnya, untuk bertaubat cukup ia berhenti minum khamr, menyesalinya, dan tidak mengulanginya. Namun jika seseorang mencuri harta orang lain, selain tiga langkah tersebut ia harus mendapat maaf dari orang yang dicuri dengan mengembalikan hartanya atau mendapatkan kehalalan darinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun