Mohon tunggu...
Herman Wijaya
Herman Wijaya Mohon Tunggu... profesional -

Penulis Lepas.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Rasa Marah yang Berubah Jadi Sedih, Melihat Akhir Tragis Teroris

23 Mei 2018   14:03 Diperbarui: 23 Mei 2018   14:15 416
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Melalui nabi-nabi dan rasulnya, Allah telah memberikan pesan yang sangat jelas tentang perjalanan roh manusia setelah kematian. Setiap orang beriman kepada Allah hendaklah percaya tentang hal ini.

Kembali ke soal teroris yang telah mengorban nyawa untuk mendapatkan korban, secara kasat mata saya sedih, meski pun awalnya sangat geram. Sedih melihat mereka mengambil keputusan yang begitu pendek, sedih karena pada akhirnya mereka dipandang sebagai mahluk menjijikkan dan patut dijauhi, tak perduli ketika masih hidup mereka menunjukkan citra yang sangat agamis.

Saya sedih ketika mayat mereka akhirnya terlunta-lunta, jasadnya ditolak dimakamkan di mana-mana, bahkan oleh keluarga sendiri. Memang tidak seperti Allah yang Maha Pengampun, manusia sulit menghilangkan dendam, kebencian, sakit hati, rasa malu, dan hal-hal lain yang merugikan dirinya. 

Tidak sedikit manusia yang terus membawa amarah, kebencian dan sakit hati sampai ajal menjemputnya. Harga diri di dunia yang sementara seolah lebih penting akan kehidupan setelah kematian yang abadi. Contohnya ya para teroris itu.

Hari ini saya kembali membaca kembali potongan berita tentang pemakaman jasad teroris yang ditolak oleh masyarakat maupun keluarganya.

Begini isi potongan berita yang saya ambil dari media online:

Proses pemakaman terhadap sepuluh jenazah itu semuanya hampir sama. Masing-masing jenazah tiba dalam polisi terbungkus peti mati warna putih. Begitu tiba, peti itu langsung dimasukkan dalam liang lahat yang sudah disiapkan sebelumnya.

Prosesnya sangat cepat, tanpa ada doa atau ritual-ritual seperti prosesi pemakaman pada umumnya. Seperti dalam proses pemakaman tujuh jenazah ini, hanya mengabiskan waktu sekitar 45 menit terhitung sejak mobil jenazah tiba, sampai semua jenazah selesai dimakamkan.

Selama proses pemakaman, petugas dari Polda Jatim dan Polresta Sidoarjo terlihat melakukan penjagaan ketat di sekitar lokasi. Sampai semua proses pemakaman selesai, baru para pertugas itu meninggalkan makam.

Saya pernah menguburkan anjing saya yang mati karena sakit, anak saya yang masih kecil ketika itu menangis meraung-raung, dan saya berdoa sebelum meninggalkan kuburnya. Tidak adakah orang yang bersedia berdoa ketika para teroris dimakamkan?

Terlepas dari rasa marah dan geram yang belum hilang, saya sedih...Semoga Tuhan mengampuni dosa kita semua...(why16661@gmail.com)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun