Kemarin saya mengambil satu mata kuliah menarik di kampus MIT, Amerika Serikat. Perkuliahan ini disampaikan oleh Prof. Kanwisher. Mata kuliah yang saya ambil berjudul The human brain.
Saya tertarik mempelajari fungsi otak manusia lebih detail. Nah, kebetulan Prof. Kanwisher adalah seorang ahli ilmu otak dengan pengalaman di bidangnya lebih dari 30 tahun.
Mata kuliah ini dimulai dengan cerita tentang teman akrabnya yang mengalami gangguan ingatan. Spesifiknya kehilangan kemampuan navigasi.
Uniknya, tidak ada gangguan lain yang dialami oleh Bob. Mari kita sebut saja namanya Bob. Prof. Kanwisher sepakat untuk melakukan scan pada otak Bob untuk memastikan apa yang terjadi.Â
Hasil pemeriksaan menunjukkan tumor di bagian tengah otak Bob yang kebetulan terletak pada bagian otak dengan fungsi navigasi. Inilah kenapa Bob tidak bisa mengingat jalan. Bahkan, ia tidak mampu mengingat alamat rumah dan selalu bertumpu pada GPS.
Kemampuan berpikir Bob sama sekali tidak mengalami gangguan. Prof.Kanwisher akhirnya kembali mengambil hasil lab Bob beberapa tahun yang lalu dan melihat lebih terperinci.Â
Besar tumor yang ditemukan seukuran jeruk nipis. Namun, hasil lab beberapa tahun yang lalu jauh lebih kecil. Kira-kira seukuran kelereng.Â
Mereka sepakat untuk melakukan operasi bedah otak untuk mengeluarkan tumor dari otak Bob. Harus dilakukan oleh seseorang dengan kepakaran khusus. Kesalahan sedikit saja bisa melumpuhkan fungsi otak Bob lainnya.
Pakar terbaik ditemukan di Amerika berkat bantuan prof.kanwisher!. Operasi dilakukan dengan melibatkan beberapa ahli bedah otak dibawah satu arahan. Singkat cerita, operasi selesai dan Bob selamat.
Beberapa jam setelah operasi, prof Kanwisher mengetes kembali kemampuan navigasi Bob untuk melihat sejauh mana hasil operasi telah berjalan baik. Dan, hasilnya?
Bob tetap tidak bisa mengingat jalan. Tumor memang sudah terangkat, namun kemampuan navigasi Bob tidak berhasil dipulihkan. Umur Bob menjadi alasan utama kenapa fungsi navigasi Bob sulit kembali.
Otak manusia memiliki fungsi luar biasa. Setiap bagian menjalankan fungsinya masing-masing. Otak berkembang pesat di umur 1-3 tahun. Proses ini terjadi dari interaksi dan komunikasi bayi dengan orang-orang terdekat, terutama orang tua.
Itulah mengapa bayi menangis ketika terlahir. Struktur otak anak belum berkembang maksimal. Bayi membutuhkan ketenangan dan kenyamanan agar otaknya berkembang secara sehat.Â
Amygdala adalah bagian otak yang mengatur emosi. Bayi akan selalu menangis untuk memberi tahu. Ketika bayi ditelantarkan, bagian otak amygdala mendominasi. Tugas orang tua adalah memberi kenyamanan agar bagian otak ini tidak selalu aktif.Â
Anak-anak yang jarang diberi perhatian dan kasih sayang, fungsi otak mereka tidak berfungsi dengan baik. Inilah mengapa anak yang tidak dekat dengan orang tua di masa kecil akan mengalami kesulitan belajar saat dewasa.Â
Otak mengendalikan semua fungsi tubuh manusia. Kecerdasan yang kita peroleh diawali dari bermain di masa kecil. Penelitian membuktikan bahwa masa kanak-kanak adalah masa bermain. Otak anak berkembang pesat saat mereka bermain.Â
Sebaliknya, jika anak dipaksa belajar di masa kanak-kanak, maka otak tidak berkembang dengan baik. Kenapa orang dewasa banyak yang tidak suka belajar? salah satu jawabannya karena di masa kecil sering dipaksa belajar dengan cara tidak menyenangkan.Â
Otak manusia membutuhkan rangsangan dari luar untuk menciptakan koneksi antar neuron. Rangsangan ini sangat penting di masa 1-3 tahun. Orang tua yang abai dengan anak atau tidak melibatkan diri mengasuh anak, maka kemungkinan besar anak tidak merasa dekat dengan orang tua di masa dewasa.Â
Anak-anak yang jarang diberi kasih sayang di masa kecil juga lebih gampang merasa cemas saat dewasa. Ada juga yang sulit mengambil keputusan di masa dewasa karena bagian prefrontal cortex tidak berkembang dengan baik.Â
Semua ini bermula dari gaya pengasuhan yang sering menyalahkan anak, memarahi anak, meninggalkan anak dalam waktu lama, atau bahkan membiarkan anak menangis tanpa didiamkan.Â
Mungkin orang tua tidak tahu bagaimana otak berkembang di masa kecil. Terlebih lagi, masa kecil adalah masa paling krusial untuk mempersiapkan otak anak. Kesalahan mengasuh anak di masa kecil adalah tabungan kesalahan besar di masa depan.Â
Kebanyakan masalah yang dialami anak saat dewasa berakar dari kesalahan orang tua mengasuh anak. Anak menyimpan emosi negatif sampai dewasa dan mengulangnya lagi saat menjadi orang tua. Begitulah pola kesalahan pengasuhan terulang.
Otak anak mampu menyimpan informasi dari apa yang didengar, dilihat, dirasakan, dan dialami. Pengalaman ini terekam kuat berbentuk emosi yang dapat terpancing kembali di kemudian hari.Â
Ya, sebuah pelukan dari seorang ayah bagi anak ketika menangis berefek besar pada otak anak. Anak belajar dari bagaimana orang tua bertutur kata, bersikap, dan berinteraksi. Semua itu menjadi cermin bagi anak di masa dewasa.Â
Lihatlah betapa banyak anak yang menelantarkan orang tua saat ini. Kenapa itu bisa terjadi? mungkin saja di masa kecil anak ditelantarkan oleh orang tua. Memori itu terekam kuat dan refleksi dari bayangan masa kecil akan terulang kembali dengan cara berbeda.Â
Pun sama, lihatlah anak-anak yang rela meninggalkan pekerjaan untuk merawat orang tua di masa tua. Otak mereka merekam kenangan indah dirawat dengan penuh kasih sayang di masa kecil.Â
Jangan abaikan sebuah pelukan erat kepada anak saat mereka menangis. Otak anak merekam apa yang orang tua lakukan. Jika orang tua mengabaikan anak saat mereka merasa sedih, maka bersiaplah untuk mengulangi pengalaman itu di masa tua.Â
Saya masih belum menyelesaikan materi kuliah tentang otak manusia. Tanpa harus ke Amerika, ilmu ini saya dapatkan dari jarak jauh. thanks to technology.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI