Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Pemerhati literasi | peneliti bahasa | penulis buku bahasa Inggris

Menulis untuk berbagi ilmu | Pengajar TOEFL dan IELTS | Penulis materi belajar bahasa Inggris| Menguasai kurikulum Cambridge Interchange dan Cambridge Think | Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Daftar Ulang Sekolah di Era Digital, Perlukah Melampirkan Fotokopi?

12 Juli 2025   16:34 Diperbarui: 12 Juli 2025   16:34 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
orang tua membawa berkas daftar ulang|gambar via Meta AI

Komunikasi via WA telah menjadi tren di dunia pendidikan. Grup WA memang memudahkan transfer informasi antara wali kelas dan orang tua siswa.

Beberapa hari yang lalu saya diharuskan untuk mendaftar ulang anak ke kelas selanjutnya. Beberapa syarat yang harus dilampirkan adalah fotokopi akte kelahiran, KK, dan pas foto warna serta selembar kertas berisi identitas orang tua dan siswa bersangkutan.

Pada awal masuk sekolah, orang tua sudah diwajibkan melampirkan syarat masuk sekolah. Semua syarat telah menjadi berkas administrasi sekolah.

Saya sedikit heran ketika sekolah mengharuskan orang tua untuk kembali menyerahkan persyaratan yang sama. Padahal, semua informasi yang diminta telah diarsipkan saat pertama masuk sekolah.

Jika tujuan daftar ulang untuk mengetahui siswa mana yang masih lanjut ke kelas selanjutnya, bukankah jauh lebih efektif dilakukan via online?

Di era digital, semua hal bisa dipermudah. Dengan menggunakan fitur Google form, sekolah dapat mempermudah sistem administrasi tanpa meminta orang tua membawa foto kopi berkas seperti akte kelahiran, KK, dan foto. 

Memanfaatkan fitur online tidak hanya mempermudah guru dan orang tua murid, tapi juga mempercepat proses registrasi. Orang tua tidak harus datang ke sekolah membawa berkas yang sama. Pihak sekolah cukup menvalidasi berkas yang sudah diisi via online. 

Lantas, kenapa sekolah masih saja akrab dengan pola lama ?

Pola registrasi dengan membawa fotokopi berkas kadang kala terkesan sebatas formalitas semata. Kenapa semua berkas tersebut tersimpan? apakah berakhir di tong sampah untuk dibakar?

Bayangkan berapa banyak penghematan yang mungkin dilakukan dengan pendaftaran ulang via online?

Orang tua tidak perlu ke foto kopi untuk menyalin berkas. Tinggal mengisi data sesuai berkas asli, lalu menekan tombol'kirim'. Jika pun berkas membutuhkan validasi salinan asli, cukup mengunggah sesuai arahan sekolah.

Operator sekolah tinggal memastikan lampiran berkas dan isian data yang ada. Selesai! mudah, cepat, dan hemat!!!

Setidaknya, pendaftaran via online mengurangi emisi kendaraan. Plus, penghematan uang minyak bagi orang tua siswa. Semua hal sangat mungkin disederhanakan dengan solusi cerdas. Dan, satu lagi, tidak perlu buang-buang kertas.

Dunia saat ini sedang tertuju pada istilah "less". Contohnya, cashless dan paperless. Nah, pendaftaran ulang via online masuk katagori paperless. Pohon-pohon tidak harus ditebang untuk memenuhi permintaan jutaan kertas fotokopi. 

Kita secara tidak langsung berupaya menyelamatkan ratusan atau mungkin ribuan pohon. Dengan demikian, oksigen di bumi tetap terjaga dan kerusakan alam dapat dicegah. Satu kebijakan yang tepat menjadi sebuah solusi cerdas untuk kemudahan bersama.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun