Sedangkan si mahasiswa hanya pernah melakukan bimbingan skripsi sekali saja kemudian menghilang bak alien. Aneh tapi nyata.
Saya sangat memaklumi jika mereka datang dengan alasan yang masuk akal seperti mengalami kecelakaan yang mengharuskan istirahat total atau sedang mengalami musibah mendadak.
Tetapi, saya sangat jarang mendapati mahasiswa yang membawa alasan yang masuk akal untuk pembenaran kemalasan mereka. Nilai kesopanan pun tidak melekat pada mereka sebagaimana hilangnya rasa malu.
Dari pengalaman di lapangan ini, saya lantas bertanya, apakah nilai kesopanan dan tanggung jawab kian menipis pada generasi yang lahir di tahun 90 an?
Sulit rasanya untuk mendapatkan jawaban pasti. Satu hal yang saya amati, ada pengaruh pola asuh saat kecil yang membuat mereka kurang memahami etika berkomunikasi dan tidak bertanggung jawab atas perbuatan mereka sendiri.
Satu lagi yang saya amati, ada korelasi antara nilai kesopanan dengan tanggung jawab. Saya kerap menemukan siswa/mahasiswa yang sopan lebih bertanggung jawab dan memiliki kepribadiaan yang positif.
Sementara itu, mereka yang kurang bertanggung jawab terlihat tidak sopan dan memiliki kepribadian yang negatif. Artinya, mereka yang lebh bertanggung jawab akan perbuatannya memiliki nilai kesopanan yang baik dan kepribadian yang berbeda.
Apakah benar seperti itu faktanya? lagi-lagi, ini hanya opini pribadi. Ada banyak faktor lain yang berperan dan tentunya ada pengaruh lingkungan yang membentuk kepribadian.