Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Freelancer - A runner, an avid reader and a writer.

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Artikel Utama

Membiasakan Berbahasa dengan Kaidah yang Benar

1 November 2022   11:12 Diperbarui: 4 November 2022   11:51 876
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi berbahasa (istimewa via kompas.id)

Jadi, pada dasarnya penggunaan kata-kata seperti ini masih melekat erat pada konteks anak muda. Artinya, jika digunakan dalam konteks luas yang melibatkan semua umur, maka kata ini sedikit tidak relevan menggambarkan kepribadian.

Ilustrasi gambar berkomunikasi.www.freepik.com
Ilustrasi gambar berkomunikasi.www.freepik.com

Kita tidak bisa menafikan memang kemunculan kata-kata atau istilah baru kerapkali dipopulerkan oleh para remaja. 

Pertama, mereka memiliki akses berlebih pada informasi. Kedua, kepopuleran kata-kata ini juga bersebab sirkulasi informasi yang sanghat cepat.

Mungkin kata-kata seperti ini tidak bisa berpindah ke banyak telinga jika bukan karena faktor sosial media. Apalagi, pola brand ambassador, influencer, dan YouTuber mampu menggerakkan pengguna secara masif. 

Namun dari itu, hendaknya kita tidak latah dengan serta merta menggunakan kata-kata ini pada konteks yang mungkin saja tidak relevan. Ada faktor adab kesopanan yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan.

Sayangnya, banyak kalangan condong terdorong arus untuk mengaplikasikan kata-kata yang mereka sendiri belum memahami secara pasti apa makna dibelakangnya. Akibatnya, pergeseran makna bisa terjadi.

Bahasa memang akan terus berkembang dan menjalar ke pelosok negeri. Kendatipun demikian, jadilah pemakai bahasa yang memiliki prinsip berbahasa sesuai kaidahnya.

Jangan sampai, anak-anak cucu kita menjadi pemakai bahasa yang latah dan tidak lagi memahami tutur kata yang mengandung filosofis. Hal ini sedikit dem sedikit sudah terlihat.

Anak-anak mulai latah menggunakan istilah yang secara tidak langsung menggambarkan kepribadian yang boleh dikatakan tidak baik. Tidak mungkin tidak kedepan fungsi kata berubah lari dari rel sebenarnya.

Sebelum itu semua terjadi, tetapkan menjaga adab berbahasa sesuai ranah yang dipahami. Jangan memakai kata-kata hanya sebagai tren saja atau sekedar ingin tampil beda. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun