Mohon tunggu...
Masykur Mahmud
Masykur Mahmud Mohon Tunggu... Freelancer - A runner, an avid reader and a writer.

Harta Warisan Terbaik adalah Tulisan yang Bermanfaat. Contact: masykurten05@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Cara Ampuh Mengawal Anak dari Konten Porno

12 April 2022   11:23 Diperbarui: 13 April 2022   17:00 1980
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Shutterstock via Kompas.com

Di jaman serba canggih seperti sekarang ini interaksi anak dengan dunia luar sangat mudah terjadi. Sangat berbeda di jaman dulu yang memiliki akses informasi serba terbatas.

Dalam lingkungan keluarga, kehadiran akses wifi maupun hotspot menjadi sebuah bumerang yang bisa melukai anak tanpa disadari. Walau memang banyak manfaat yang didapat anak dengan koneksi internet, tapi orangtua perlu waspada terhadap efek jangka panjang bagi otak anak.

Apa yang akan terjadi pada otak anak saat terpapar konten porno?

Apa yang membuat perbedaan terbesar gaya asuh anak sekarang dan dahulu? Jawaban paling jelas adalah hadirnya akses internet dalam keluarga.

Saat ini anak-anak sangatlah mudah terpapar informasi dari segala penjuru, dan diantaranya mengandung konten porno. Dahulu kala anak-anak condong menghabiskan waktu bermain diluar rumah dengan aktifitas fisik yang dominan.

Sekarang ini anak-anak sudah lebih banyak menghabiskan waktu didepan smartphone dan laptop, sehingga aktifitas fisik menjadi berkurang yang secara tidak langsung berakibat pada kurangnya koneksi neuron dalam otak.

Otak sebagai center of command memiliki peran penting bagi tubuh. Apalagi saat umur anak berada pada masa 1-7 tahun, perkembangan otak berada pada masa terbaik.

Sayangnya, dengan hadirnya smartphone dan kemudahan akses internet, anak-anak lebih gampang menghabiskan waktu di depan layar ketimbang melakukan kegiatan fisik diluar rumah.

Padahal, kemampuan otak untuk bekerja maksimal sangat tergantung kepada aktifitas fisik khususnya di rentan umur 1-7 tahun. Area otak seperti hippocampus sangat memerlukan rangsangan dari luar yang berbentuk aktifitas fisik agar berfungsi dengan baik. 

Sementara bagian prefrontal cortex yang letaknya persis di dahi sangat diperlukan manusia untuk membuat keputusan cepat, mencari solusi, dan bertindak.

Nah, saat anak terpapar konten porno, area otak ini akan menjadi lemot alias lelet. Artinya, semakin sering seseorang terpapar konten porno maka semakin berkurang fungsi bagian ini.

Apa yang akan terjadi pada anak? jika sering melihat konten porno maka kemampuan mengambil keputusan akan melemah, anak tidak mampu mengontrol dirinya sendiri akibat hilangnya fungsi prefrontal cortex untuk bertindak cepat.

Contoh simpelnya seperti ini, jika seseorang melihat harimau maka ia secara otomatis akan menghindar dengan bersembunyi, berlari atau cara lainnya.

Saat terpapar konten porno, bagian prefrontal cortex tidak bisa bekerja normal. Akibatnya, seseorang tidak tahu mau melalukan apa saat dihadapkan dengan harimau. 

Hal yang sama terjadi pada orang-orang yang memakai narkoba dan obat terlarang, area prefrontral cortex akan terganggu dalam jangka waktu panjang.

ilustrasi gambar: https://www.sudbury.com
ilustrasi gambar: https://www.sudbury.com

Lantas, Apa solusi bagi Orangtua?

1. Tiadakan akses internet/ buat peraturan yang disepakati bersama

Mencegah lebih baik dari mengobati. Rasanya pepatah ini lebih cocok diaplikasikan oleh orangtua pada anak. Dalam rumah dengan akses wifi/internet, sangat sulit mengontrol anak tanpa peraturan.

Bagi orangtua yang memilih menyediakan akses wifi/internet dalam rumah, maka akan lebih baik terlebih dahulu membuat aturan yang jelas tentang apa yang dibolehkan dan apa yang tidak.

Khusus bagi anak berumur 1-3 tahun akan sangat lebih baik untuk tidak diperkenalkan smartphone sama sekali. Tujuannya agar otak anak bisa mendapatkan rangsangan fisik lebih banyak dan nantinya rangkaian neuron terbentuk lebih cepat dalam otak anak.

Komunikasi dan interaksi fisik orangtua dan anak sangat diperlukan bagi anak berumur 1-3 tahun, karena kedua kegiatan ini memiliki efek luar biasa pada perkembangan otak anak. 

Akan lebih baik jika anak baru diijinkan untuk memegang smartphone pada umur 4 tahun keatas dengan ketentuan yang harus disepakati bersama orangtua.

Apa saja aturan yang harus dibuat orangtua?

a. Tentukan konten seperti apa yang dibolehkan

Dengan menentukan akses informasi yang bisa diakses, anak akan lebih mudah untuk mengikuti kemauan orangtua. Jika dibiarkan bebas anak akan sulit dikontrol terhadap konten apa saja yang bisa diakses.

Misalnya, tentukan informasi apa saja yang baik untuk anak dan berikan akses pada mereka untuk mencari rangkaian informasi tersebut. Baik itu berbentuk tulisan, vidio atau gambar. 

Usahakan untuk membuat folder khusus agar anak bisa menyimpan informasi yang sudah diakses agar mempermudah orangtua untuk nantinya mengecek sesekali. Ini penting untuk dilakukan orangtua sebagai evaluasi harian atau mingguan.

b. Buat kesepakatan seberapa lama anak bisa mengakses internet

Tanpa pembatasan akses, anak bisa menghabiskan waktu berjam-jam didepan layar. Pastinya ini bukan hanya berefek pada kesehatan mata namun juga kesehatan otak.

Oleh karena itu, sebagai orangtua yang bijak, tentukan waktu maksimal untuk anak mengakses informasi dari internet. Contohnya, hanya memberi batasan 1-2 jam/perhari bagi anak berumur 7-10 tahun.

Selain memberi batasan jam, orangtua juga perlu mengatur jenis konten apa yang layak untuk dikonsumsi anak. Ini bertujuan agar anak tidak memakai akses internet untuk hal-hal yang sia-sia seperti media sosial.

c. Diskusikan apa yang sudah didapat anak

Setelah anak diberikan akses wifi/internet, maka ada baiknya orangtua untuk mengajak anak berdiskusi dengan cara bertanya tentang apa saja yang sudah mereka temukan ketika mengakses internet.

Pola ini akan menjadikan anak lebih bertanggungjawab, tertruktur, dan termotivasi untuk mengakses informasi yang bermanfaat. Tentunya dengan mengajarkan anak informasi apa yang bisa diakses dan manfaat apa yang bisa didapat anak.

Katakanlah, jika anak mengakses informasi yang membuat pengetahuan mereka bertambah maka berikan hadiah nyata, seperti pergi liburan ketempat yang mereka sukai atau makan makanan favorit anak. 

Dengan cara ini anak akan terdorong mengakses informasi yang punya nilai manfaat lebih besar bagi perkembangan ilmu mereka sendiri. Tanpa panduan orangtua, anak bisa saja kelabakan mengakses konten porno dengan tidak sengaja.

2. Atur privacy pada smartphone dengan bijak

Akses internet/wifi pada anak perlu disesuaikan dengan umur. Bagi anak yang masih berusia dibawah 5 tahun, pilihkan video/gambar yang kemudian bisa disimpan difolder khusus untuk dilihat anak.

Pilihan lain adalah dengan mengatur privacy yang sudah disediakan smartphone. Hal ini akan mempersempit ruang gerak anak untuk bisa terpapar konten porno.

Walaupun demikian, pilihan terbaik bagi anak usia 5 tahun kebawah adalah cukup dengan cara mengunduh gambar/vidio yang dianggap wajar oleh orangtua. Sehingga anak jelas tidak bisa mengakses informasi yang mungkin bisa berbahaya. 

Bagi anak yang sudah remaja, berikan kebebasan mengakses informasi namun dengan panduan khusus. Berikan anak kepercayaan tapi disertai dengan bimbingan yang terarah.

Jika anak remaja diberikan smartphone atau laptop pribadi, maka ajak mereka berdiskusi agar lebih terbuka akan informasi apa yang sudah didapat anak. Jika perlu, sesekali cek history browsing di halaman web, agar orangtua tau pasti perkembangan informasi anak.

Buatkan forlder khusus untuk menyimpan hasil informasi yang mereka dapat. Misalnya informasi web bisa disimpan ke format microsoft word dan konten vidio bisa dipisah di folder lainnya.

Dengan pola ini orangtua akan lebih mudah mengikuti perkembangan informasi anak dan tentunya bisa membimbing anak lebih terarah dan pastinya lebih terbuka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun