Pemerintah dalam hal ini perlu membuat pemetaan (mapping) untuk melihat bagaimana data pasti dilapangan. Sekolah mana yang kurang fasilitas dengan membandingkan rasio guru dan murid dan bagaimana kesiapan guru dalam hal menfasilitasi belajar daring.
Ini penting dilakukan guna membuat kebijakan yang tepat sasaran. Jangan sampai pemerintah hanya mengeluarkan surat pemberitahuan belajar daring dan menyerahkan tanggung jawab ke sekolah. Kalau seperti ini, lantas apa peran pemerintah?
Alangkah lebih bijak pemerintah lokal dari setiap kabupaten punya data lengkap berbentuk digital mencakup junlah guru, siswa, fasilitas sekolah, sampai pada kemampuan dan kesanggupan guru menyediakan pembelajaran daring.
Baru setelah itu pemerintah provinsi membuat mapping secara rinci dan mengatur mekanisme belajar daring. Sekolah dengan fasilitas minim disediakan fasilitas komputer dll, guru diberi pelatihan sesuai apa yang dibutuhkan baru kemudian belajar daring diadakan.
Dengan data yang pasti, pemerintah bisa membuat kebijakan yang berbeda. Tidak seta merta mengharuskan belajar daring ke semua sekolah. Harus disikapi dengan kesiapan dari kapasitas guru dan kesiapan sekolah.Â
Selain itu, sekolah juga perlu memiliki data tentang kesiapan orangtua secara nyata. Misalnya, kirimkan kuisioner ke orangtua untuk mengetahui kesiapan fasilitas, baik smartphone, laptop, dan lainnya yang dibutuhkan. Yang paling penting tanyakan ke orangtua kesiapan mereka secara psikologis.
Umumnya orangtua tidak siap menghadapi belajar daring secara psikologis. Hal ini sangat wajar karena mereka juga harus melakukan hal lain disaat yang sama. Ada yang harus bekerja dan tidak bisa menemani anak dan ada yang harus menjaga anak yang masih kecil.
Oleh sebab itu, learning loss menjadi ancaman paling nyata selama pandemi ini. Mekanisme belajar daring yang tidak terstruktur menjadikan siswa belajar dalam keadaan tidak siap secara fisik dan juga psikologis.
Input yang diterima siswa tidak bisa diproses dengan baik yang berdampak pada output yang dihasilkan. Pengurangan jam belajar saat masa pandemi mengakibatkan terbatasnya jumlah ilmu yang bisa dicerna oleh otak siswa. Belum lagi gangguan belajar selama daring yang tidak bisa dielakkan karena faktor eksternal.
Apakah Rumah akan Beralih menjadi Sekolah?
Arah pendidikan saat ini memasuki fase disrupsi. Artinya, fungsi gedung tidak lagi sepenting dulu. Sekolah mungkin hanya menjadi nama dan proses transfer ilmu tidak lagi harus berada di sekolah.