Perubahan ini harus disikapi dengan bijak. Pembuat kebijakan harus mampu membaca arah pendidikan masa depan dan bersiap untuk menfasilitasi siswa secara tepat. Jika kedepan sekolah dan rumah diharuskan saling menjadi jembatan penghubung, maka bagaimana pemerintah bersikap?Â
Proses transfer ilmu dari dalam rumah tidak bisa berjalan lancar tanpa adanya penyesuaian isi kurikulum. Cepat atau lambat munculnya generation gap tidak bisa dibendung. Jika tak berpikir cepat, maka bersiaplah menghadapi generasi yang minim kecakapan dan kemampuan.
Sekolah dan rumah tidak bisa bergerak dengan jalur yang berbeda. Arah dan tujuan harus didesain sama dibawah kepemimpinan orangtua dan guru. Kebijakan harus mampu menciptakan kesiapan pemain secara bersama, bukan masing-masing.
Jangan sampai fungsi sekolah hari ini sebagai pelopor belajar daring dan orangtua menjadi korban. Sementara pemerintah menjadi penonton hancurnya pendidikan secara perlahan.
Saatnya pemerintah dan para pakar pendidikan memikirkan solusi tepat selain school closures. Aktivitas fisik secara tatap muka harus tetap dijalankan walau dengan mekanisme berbeda.Â
Jika memang perlu gabungkan saja rumah dan sekolah menjadi satu kesatuan. Guru dan orangtua saling berganti peran untuk mentransfer ilmu. Tentu, dengan kurikulum yang baik dan support system yang dibangun atas satu landasan, dan satu penerbangan dan satu tujuan.