Mohon tunggu...
Teguh S
Teguh S Mohon Tunggu... penulis (yang) lepas

sesederhana sebagaimana kau melihatnya...sebiasa saja sebagaimana kau menganggapnya.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mencumbu Biru

28 Juli 2025   15:31 Diperbarui: 5 Agustus 2025   15:08 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah ia pergi, aku tetap menyelam. Tapi rasanya berbeda. Spot yang dulu kami datangi bersama kini terasa sepi. Tak ada suara tawa dari masker selam. Tak ada diskusi tentang ikan yang belum teridentifikasi. Tak ada teman berbagi kekaguman ketika tiba-tiba kawanan barakuda muncul dari balik karang.

Laut tetap memukau. Tapi ada bagian dari diriku yang mendadak mati rasa.

Aku mencoba menyibukkan diri. Membantu turis, memandu tim konservasi, memperbaiki perahu. Tapi tetap saja, setiap kali menyelam sendiri, yang kurasakan bukan kedamaian, melainkan sunyi.

Kadang aku membuka kembali video-video lama. Salah satunya diambil Hendra saat kami menyelam di "Taman Rahasia". Ia memutar kamera ke arahku, lalu menunjuk seekor ikan pari yang lewat tepat di antara kami. Suaranya tak terekam, tapi aku tahu ia pasti berteriak kegirangan saat itu. Di akhir video, ia menulis di papan bawah air "Tempat ini surga, Dhik."

Aku menutup laptop. Diam-diam, aku setuju.

Beberapa waktu kemudian, aku mulai menerima kenyataan bahwa mungkin memang hanya aku yang masih bertahan di dunia ini. Bahwa laut, seindah apapun, tak bisa mengikat orang yang hatinya sudah terpaut ke tempat lain.

Tapi aku juga mulai menyadari laut tak pernah benar-benar sendiri. Ia menunggu siapa saja yang mau datang dan mengenalnya dengan sabar. Dan aku, masih mencumbunya.

Sore ini, aku menyelam kembali di lokasi yang dulu kami sebut "Lorong Ikan". Cahaya matahari masuk dari celah-celah karang, menciptakan bayangan bergerak seperti tirai. Ikan-ikan kecil mengerumuni tubuhku. Seekor napoleon muncul dari balik karang besar, berenang pelan seperti tak ingin mengganggu.

Aku terdiam di kedalaman. Tidak mencari apa-apa. Tidak menunggu siapa-siapa.

Hanya mencumbu biru.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun