Mohon tunggu...
Mas Sam
Mas Sam Mohon Tunggu... Guru - Guru

Membaca tulisan, menulis bacaan !

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kisah Mengharukan tentang Persahabatan dan Kesetiaan dari Uuk

22 April 2022   13:24 Diperbarui: 22 April 2022   13:39 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tanpa ba bi bu. Dia langsung saja ngeloyor masuk rumah. Sejurus kemudian gelendotan manja kepada Simbok.

Naluri sebagai seorang wanita. Simbok segera tahu bahwa dia membutuhkan perlindungan dan kasih sayang. Karena tidak tahu namanya, Simbok memanggilnya Lucy.

Dengan lembut Simbok mengelus-elus punggungnya. Kemudian mengusap-usap kepalanya. Seperti sudah saling kenal lama. Dia merasakan kedamaian dalam sentuhan Simbok.

Belajar dari pengalaman hidup. Simbok juga tahu bahwa dia sedang hamil tua. Barangkali tidak sampai seminggu lagi dia akan melahirkan.

Buru-buru Simbok menyiapkan tempat untuk kelahiran anaknya. Sebuah sprei tua digelar supaya memberikan kehangatan dan kenyamanan.

Betul saja. Belum seminggu tinggal di rumah Lucy melahirkan. Gemuk dan lucu. Simbok memanggilnya Uuk.

Entah kenapa belum genap sebulan melahirkan. Lucy meninggalkan rumah tanpa pamit. Uuk dalam pengasuhan Simbok.

Balas Budi yang Mengharukan

Setelah lebih dua tahun Uuk dalam pemeliharaan ibu. Dia tumbuh dengan sehat. Menggemaskan.

Sehari-hari dilewati berdua dan anak bontot Simbok. Setiap hari mereka bercanda-canda. Tidur selalu bersama-sama.

Sampai suatu saat Simbok sakit dan harus dirawat di rumah sakit. Uuk menunjukkan rasa kehilangan dan kesedihannya dengan tidur di tempat tidur Simbok.

Ketika Simbok diperbolehkan pulang tetapi masih dalam perawatan jalan. Uuk selalu berada di samping Simbok. 

Kisah yang sangat mengharukan. Sebuah persahabatan antara wanita tua dengan seekor anak kucing.

Jkt, 220422

Catatan:

*Simbok adalah panggilan saya untuk ibu.

*Artikel kisah nyata ini terinspirasi dari tulisan Kompasianer Pak Teo Tarigan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun