Mohon tunggu...
MASRUR
MASRUR Mohon Tunggu... Guru - Guru Bahasa Indonesia di SMPN 3 Jember

Membaca, Menuulis, Olahraga (bola), dan Kesehatan

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Meneropong Perempuan dengan Kaca Mata Feminisme dan Ketidakadilan Gender dalam Novel "Geni Jora"

26 Januari 2024   09:58 Diperbarui: 26 Januari 2024   10:07 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Karya sastra merupakan hasil imajinasi dan kreativitas seorang pengarang. Pengarang menulis tentang apa saja yang menimbulkan keharuan batinnya, dan mendorong untuk berpikir, mencernakan dan mensublimasikan apa yang dilihat, didengar, dirasakannya, dialaminya, dan akhirnya dia mencipta (Lubis, 1996:37). Pada dasarnya karya sastra selalu memberikan sesuatu yang berharga bagi pembacanya. Kenyataan ini merupakan refleksi dari konsepsi seni itu bersifat Dulce et Utile yang berarti karya sastra bersifat menyenangkan dan berguna, (Horace, dalam Wellek dan Warren, 1989:29). Dalam membahas karya sastra digunakan kerangka teori yang berguna sebagai sumber acuan penelitian ilmiah. Kerangka dasar teori harus jelas, agar makna yang terkandung dalam karya sastra dapat diungkapkan dengan benar.

Penulis menggunakan beberapa buku sebagai acuan dalam  menganalisis novel Geni Jora karya Abidah El Khalieqy. Teori sastra merupakan seperangkat pengetahuan atau prinsip-prinsip tentang sastra yang dimanfaatkan oleh kritikus dalam menghadapi karya sastra tertentu (Yudiono, 1990:27). Oleh karena itu, teori yang diterapkan merupakan teori-teori sastra yang secara garis besar mengacu pada pendekatan struktural untuk mengkaji unsur-unsur pembangun novel, teori feminisme dan gender untuk mengurai ketidakadilan terhadap perempuan dalam novel geni Jora sebagai sentral bahasan.

Novel Geni Jora mengungkapkan kehidupan pesantren perempuan berikut problem dunia wanita dalam berhadapan dengan dominasi laki-laki. Dengan memanfaatkan wawasan mengenai latar tempat di Timur Tengah, pengarang menampilkan tokoh Jora sebagai bentuk perlawanan terhadap tata nilai patriarkhat. Abidah mengungkapkan isi hatinya dengan gaya liris. Gaya liris tersebut dapat memperkuat tema yang diusungnya, sebuah gugatan yang menuntut perlawanan yang adil terhadap kaum perempuan.

Judul dalam karya sastra mempunyai arti yang sangat penting sebab judul sebagai alat komunikasi pertama dapat menggambarkan sesuatu yang ada dalam cerita. Judul dapat mengisyaratkan secara pendek isi suatu karangan (Moeliono, 2001:367). Judul sebuah karangan merupakan inti dari seluruh keseluruhan isi cerita yang dapat memberi gambaran pada pembaca sebelum membaca. Penulis hanya memfokuskan kajian pada judul saja, karena menurut penulis judul dalam novel Geni Jora karya Abidah el Khalieqy sangat unik untuk di teliti lebih dalam. Di samping unsur-unsur struktural yang lain yang tak kalah menariknya untuk dikaji seperti tema, penokohan dan perwatakan, konflik, dan latar dalam novel tersebut yang saling berkaitan satu dengan lainnya, sehingga menjadikan novel tersebut enak di baca dan dinikmati.  

Novel Geni Jora karya Abidah el Khaliqy menceritakan tentang seorang perempuan yang mempunyai emosi yang tinggi seperti api, rasa cemburu, rasa cinta dan wajah cantik rupawan, berbagai prestasi, cinta dan rasa persahabatan dimiliki oleh Kejora. Ia jatuh cinta kepada seoarang laki-laki yang bernama Zakky yang berprofesi sebagai presentator makalah da’i di kampus.

            Judul dalam novel Geni Jora  menunjukkan: (1) tokoh utama, karena mengarah pada tokoh utama yaitu kejora atau Jora; (2) objek yang diceritakan, karena menceritakan objek yang ada dalam novel Geni Jora; dan (3) mengandung beberapa pengertian. Geni Jora dapat bermakna harfiah dan implisit. Secara harfiah Geni berasal dari bahasa Jawa, dalam (Moeliono, 2001:45) berarti api yang memiliki panas dan cahaya berasal dari sesuatu yang terbakar. Sedangkan Kejora atau Jora dalam (Moeliono, 2001:119) bintang Kejora mempunyai arti bintang zohrah (venus) yang biasa kelihatan besar dan terang di sebelah timur pada dini hari (bintang timur). Novel Geni Jora mempunyai arti konotatif, tokoh utama yang berperan sentral adalah Jora, emosinya dapat saja berubah sewaktu-waktu seperti api yang setiap saat dapat membakar.

Seperti namaku, Kejora, akulah dewi venus, ishtar si ladang minyak global. Permukaan wajahku dihiasi lautan petrolium seluas planet, jauh lebih besar dari ladang minyak milik Irak atau Arab Saudi.

……………….

Kejora namaku. Mataku belok, seperti boneka cantik dari negeri Antah. Dari kedua mata belok itu, keluar tatapan dingin yang membayangkan sebuah taman  penuh pisau dan gergaji, peninggalan dari seseorang yang terburu-buru mendapat giliran membuka pintu neraka. Kedua mataku selalu terpikat dengan ritual tangis, tetapi tak ada air mata yang menetes. Seluruh air mata hanyalah hujan asam sulfurik, tak pernah setetespun mencapai kesadaran batinku, pandangan mataku jauh, garang dan terlantar, seperti atmosfer yang beracun (GJ:31).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun