Mohon tunggu...
masrierie
masrierie Mohon Tunggu... Freelancer - sekedar berbagi cerita

menulis dalam ruang dan waktu, - IG@sriita1997 - https://berbagigagasan.blogspot.com, - YouTube @massrieNostalgiaDanLainnya (mas srie)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Hadiah untuk Guru (Bukan) Gratifikasi?

30 Juni 2022   15:02 Diperbarui: 30 Juni 2022   16:14 471
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemberian hadiah misalkan saja dikoordinir  sehingga semua kado  dibungkus bersama-sama, tanpa ada titipan nama siswa di dalamnya.

Perlu diakui, jauh di masa silam, guru kerap disebut pahlawan tanpa tanda jasa. Pengabdiannya mengajar  tidak diimbangi dengan  imbalan yang memadai. Betul k depannya ada perbaikan-perbaikan gaji  guru sejak reformasi. Namun masih banyak guru honorer yang kesejahteraannya terabaikan.

Padahal di pundak para guru jugalah  pendidikan anak-anak kita titipkan. Belajar dari  Malaysia, menjadi guru bukan saja terhormat, namun kesejahteraannya sudah sangat terjamin.  

Lalu apakah hadiah bagi guru  termasuk gratifikasi? Ada yang mengatakan iya, dan mengatakan bukan. Itu bentuk terimakasih tulus orang tua murid.

Di sisi lain, pemberian hadiah kepada guru, akan mencederai pendidikan anti korupsi di dunia pendidikan. Dunia pendidikan berperan penting  bukan hanya dalam mencerdaskan secara intelektual, tapi juga kecerdasan emosional dan spiritual. Keteladanan para pendidik menjadi acuan.

Kalau di dunia pendidikan saja sudah cedera dengan  gratifikasi , apalagi dengan adanya bocoran soal dan kecurangan ujian nasional, terbayang kan. Seperti apa jadinya moral dan mentalitas generasi yang terbentuk untuk masa depan.


Melarang  memberi hadiah kepada guru, selayaknya dibarengi perhatian  kesejahteraan para guru. Perbaikan nasib guru dan keluarganya dapat meredam tradisi  memberi  hadiah kepada guru. Karena guru kan sudah sejahtera.

Tidak semua guru bergembira mendapat hadiah. Kerapkali  juga bingung menolak, serba salah, kuatir orang tua murid  tersinggung jika pemberiannya ditolak.

Kembali ke pendapat, apakah  hadiah saat pembagian rapot masuk gratifikasi?

Tidak selalu, karena niat berterimakasih  tidak mengharap  balasan. Apalagi jika pemberiannya  dilakukanberamai-ramai, dan tanpa  nama pemberi dalam hadiah tersebut. 

Tapi bisa  jadi iya, apabila menimbulkan konflik kepentingan. Apabila guru menjadi tidak fair dan objektif dalam menilai hasil prestasi belajar siswanya, dan bermain-main dengan nilai rapot ujung-ujungnya.  Atau pilih kasih  dalam memperlakukan siswa siswinya. Mengistimewakan siswa  yang  terbanyak memberi gratifikasi. Bahkan siswa pemberi gratifikasi terbanyak  bisa saja diupayakan, menjadi siswa berpestasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun