Mohon tunggu...
masrierie
masrierie Mohon Tunggu... Freelancer - sekedar berbagi cerita

menulis dalam ruang dan waktu, - IG@sriita1997 - https://berbagigagasan.blogspot.com, - YouTube @massrieNostalgiaDanLainnya (mas srie)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Hadiah untuk Guru (Bukan) Gratifikasi?

30 Juni 2022   15:02 Diperbarui: 30 Juni 2022   16:14 471
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Singkat cerita , belasan tahun kemudian, seorang teman mengeluhkan  guru anaknya yang pilih kasih memperlakukan siswa. Ada siswa yang kurang disiplin tapi tetap diperlakukan manis. Dan selalu menjadi juara kelas, meski hanya rangking ke 7 atau 10 besar. Padahal sehari-hari prestasinya tidak lebih baik dari siswa yang tidak masuk sepuluh besar.

Penyebabnya, orang tua siswa tersebut rajin menebar saweran  untuk para guru, bahkan untuk perbaikan taman  sekolah.

Kalau sudah seperti ini, sangat mencederai objektifitas guru dalam mengisi rapot. Bisa juga guru menjadi serba salah.

Seorang wali murid juga menganggap hadiah untuk guru adalah gratifikasi. Tapi ia juga tetap memberikan gratifikasi kepada guru, karena  kebanyakan orang tua lainnya memberi. 

Menurut ceritanya, ada keanehan di nilai ulangan anaknya. Setelah diteliti, banyak sekali jawaban benar yang disalahkan. Iseng ia mengamati hasil ulangan sahabat anaknya, justru sebaliknya. Banyak yang salah dibenarkan. Otomatis  nilainya lebih tinggi.

Usut punya usut , ternyata  ada hubungannya dengan  prinsip kuatnya yang tidak pernah mau berbagi dengan guru. Nama anaknya tak pernah tercatat sebagai penyumbang hadiah setiap bagi rapot, dari tahun ke tahun.

Lalu ia menghubungi koordinator  orang tua murid, dan ikut menyumbang. Ternyata nilai ulangan anaknya  menjadi normal. Karena ia menyadari betul bahwa anaknya memang cukup cerdas dan rajin, jawaban ulangan jarang ada yang salah.

Ada yang berpendapat,  sah-sah saja  memberikan hadiah  untuk guru. Jika orang tua murid tidak ada embel-embel udang di balik batu , harapan terselubung. Seperti pesan terselubung..., tolong anak saya nilainya di up dan diperlakukan istimewa.

Pendapat lain, sah-sah saja guru menerima hadiah dari orang tua murid,  jika guru tetap teguh  pada prinsip memperlakukan semua murid dengan objektif tanpa pandang bulu.

Tak semua orang  tua siswa bisa memberikan hadiah kepada guru saat pembagian rapot.  Banyak dari mereka merasa  minder dan  berkecil hati, jangankan memberi untuk guru, untuk keseharian penghidupan sendiri saja sudah  sulit.

Pendapat lain mengemukakan usul, bagaimana jika hadiah tersebut tak  perlu mencantumkan nama pemberi. Jika memang niat memberi benar-benar  ikhlas . Untuk membantu kesejahteraan guru. Dengan demikian guru tidak dibebani  hutang budi kepada orang tua siswa tertentu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun