Mohon tunggu...
masrierie
masrierie Mohon Tunggu... Freelancer - sekedar berbagi cerita

menulis dalam ruang dan waktu, - IG@sriita1997 - https://berbagigagasan.blogspot.com, - YouTube @massrieNostalgiaDanLainnya (mas srie)

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Populasi Kucing Jalanan Tak Terkendali, Siapa Mesti Tanggung Jawab?

5 Agustus 2019   16:39 Diperbarui: 7 Agustus 2019   19:47 2142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Foto: Dokumentasi Pribadi)

Seiring berjalan waktu, Blacky tak pernah lagi datang, kucing liar yang sering mampir untuk minum di kolam dan mendapat sedekah Whiskas atau  Frieskies dari Lala putri saya, kami panggil dengan sebutan Oneng. Mungkin peranakan anggora, bulunya kuning, sedikit galak.

Oneng menghilang, datang kucing loreng abu , ada  3 sekaligus. Tapi sayang tertabrak mobil tetangga, kami namakan Unyil. Yang 2 lagi menghilang. Putri saya menangis ketika kehilangan Unyil, karena ini kucing iliar pertama yang kami ijinkan untuk masuk rumah dan tidur di kasur. Tapi tetap lebih suka berkeliaran di taman RW depan rumah.

Sejak itu, rumah kami jadi persinggahan kucing liar  yang butuh makanan dan minum. Tapi itu bukan tanpa risiko. Karena lumayan teras rumah harus rajin disikat dan dibersihkan. Jika tidak baunya tidak enak. Yup, begitulah, kata putri saya, bersedekah untuk kucing.... Mereka kan tidak salah dan butuh makan.

(Foto: Dokumentasi Pribadi)
(Foto: Dokumentasi Pribadi)
Tetangga Pembuang Kucing
Tahun 2011, ada tetangga baru yang mengontrak dekat rumah. Hadeun, mereka membawa banyak sekali kucing yang semua beranak pinak di kawasan kami. Tetapi saat kontrakannya habis, mereka pindah dengan meninggalkan puluhan kucing.

Kadang saya suka sedih, kenapa tega ya memelihara kucing banyak-banyak. Terus dengan gampang membuangnya.

Ada juga tetangga saya lainnya. Ibu Lia. Ia penyayang kucing liar. Kalau buLia ini sedekahnya jauh lebih besar dari saya dan putri saya. Ia bahkan menangkapi kucing-kucing liar untuk dibiayai strelisasi. Baik kucing betina dan jantan. Lalu dilepaskan kembali. Tetapi di depan rumahnya ia akan menyiapkan piring-piring kucing liar berisi dry food.

Tapi tetap saja ada yang aji mumpung, dengan sengaja membuang kucing dan bayinya di depan rumah Bu  Lia.....  hadeuh.... Kok bisa ya?

Solusi
Populasi kucing-kucing liar terus membludak, jadi itu tanggung jawab siapa?

Di Bandung dan seantero negeri, banyak insan berhatimulia, yang meluangkan waktu dan rumahnya untuk rumah  cat rescue yang mengurusi  kucing-kucing liar. Bahkan mereka sering tekor dan keletihan mengurusi puluhan kucing dan anjing. Banyak rumah-rumah penyelamat kucing ini kondisinya menyedihkan.

(Foto: Dokumentasi Pribadi)
(Foto: Dokumentasi Pribadi)
Salah satu cara untuk menekan populasi kucing, adalah dengan mensterilkan kucing agar tidak hamil  dan beranak. Meski tidak banyak, masih ada para penyayang hewan yang mau mendonasikan uangnya untuk  rumah-rumah penampungan kucing ini.

Tapi jumlah penyelamat kucing itu sangat terbatas. Sejumlah penyayang kucing  akhirnya mengadopsi kucing liar, dan akhirnya saya dan putri saya ikut mengadopsi  kucing. Yang otomatis harus memberi makan, minum, dan tidurnya tetap di luar atau teras rumah, saya siapkan tempat yang hangat jika malam. Karena hanya boleh masuk rumah siang hari saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun