Mohon tunggu...
Mas Nawir
Mas Nawir Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta/Penulis lepas

Vlogger Blogger Youtuber

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Dilema Gaji Buruh

19 Februari 2020   10:07 Diperbarui: 19 Februari 2020   10:08 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Instagram @mas_nawir

Makan minum, gaji  dan bonus bulanan,  sampai urusan kesehatan yang  menyita waktu dan financial. Saya sampai punya hutang di bank puluhan juta agar usaha tetap jalan dan memberi manfaat untuk karyawan. 

Tapi lagi-lagi kenaikan harga bahan baku  menjadi  kendala,  dan target penjualan tak terpenuhi karena berbagai sebab.  Akhirnya saya putuskan untuk memberhentikan mereka. 

Beberapa kendaraan saya jual dan saya ambil alihkan.  Sedangkan gerobak nganggur dan fimanfaatkan oleh para tetangga. 

Kesejahteraan para buruh memang kewajiban para pengusaha.  Tetapi bila kondisi pengusaha tak lagi bisa memberi  kesejahteraan pasti akan didemo oleh massa. 

Bila para pengusaha tak lagi punya daya,  mereka akan memberhentikan para buruh bekerja.  Dan  kalau terus didemo dan dituntut oleh para buruh,  mereka akan jengah dan memindahkan tempat usaha dengan ongkos produksi yang  lebih  murah dan situasinya lebih aman. 

Lalu bagaimana nasib para buruh? 

Saya punya tetangga yang anaknya sedang kuliah S2 di Ohio State Amerika Serikat.

Betapa bangganya saat memperlihatkan bahwa anaknya kerja paruh waktu di sebuah restoran dengan gaji perjam di saat jeda dari kuliahnya.  Bahkan pendapatannya sebagai buruh paruh waktu cukup untuk menambah bekal untuk kehidupan di sana. 

Di Indonesia pendapatan perkapita penduduk memang masih tergolong rendah.
Gaji guru honorer saja sebagaimana disebut di berbagai situs,  berkisar antara Rp.20.000- rp.35.000/jam. 

Kalau gaji buruh,  dan maksimal  waktu bekerja sudah ditentukan,  kira-kira ya sebanyak itu gaji yang  didapatkan. Tanpa pesangon,  tanpa tunjangan. 

Memang kalau jadi buruh tetap akan terjadi dilema dengan urusan gaji pokok yang  tak memenuhi standard kebutuhan rumah tangga. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun