Kita memang hidup dengan tetangga. Mereka adalah saudara-saudara kita. Merka adalah orang-orang yang mula-mula akan menolong kita saat kita mengalami kesusahan. Bukan saudara kandung kita orang berpangkat yang tinggal jauh di luar kota.
Bahkan dalam Islam banyak kisah yang melegenda dan menjadi acuan dasar bertetangga.
Seseorang yang memasak makanan hendaklah dibanyakkan kuahnya, agar tetangga yang mencium aroma masakan kita bisa ikut dibagi dan menikmati.
Kisah sepotong kepala kambing yang terus berputar dari rumah ke rumah  lalu berakhir di tangan sang pemberi pertama, karena ada tenggang rasa, mereka menganggap orang lain lebih membutuhkan.
Tetangga, baik atau buruk kelakuannya, mereka tetap tetangga kita. Tinggal bagaimana menyikapinya.
Kapan anda terakhir mengirim masakan untuk tetangga?