Memulai Perjalanan, Menyadari Perbedaan Antara Rencana dan Kenyataan Lapangan
Pada Tanggal 1 Juli 2025, saya dan rekan saya Universitas Brawijaya memulai Program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) di Puskesmas Mojoagung, Kabupaten Jombang. Tugas utama kami sudah jelas: Menyusun dokumen renstra (RENCANA STRATEGIS) Tahun 2025-2029, sebuah tanggung jawab besar yang akan menentukan arah pelayanan dan pengembangan puskesmas selama Lima Tahun Ke Depan.
Di kepala kami, alurnya tampak rapi dan mudah: Mengumpulkan data, mengolahnya, lalu merangkainya menjadi strategi. Namun begitu tiba di lokasi, kami segera menyadari satu hal: Realita lapangan tidak selalu berjalan seturut skenario yang sudah disusun di meja kampus.
Drg. Ariany Ratnaningtyas, Kepala Puskesmas, menerima kami di ruangannya. Beliau menyampaikan sambutan yang tidak hanya menghangatkan suasana, tapi juga membuka sudut pandang baru tentang pekerjaan yang akan kami hadapi:
Menyusun renstra itu bukan sekadar menulis rencana di atas kertas. Kalian akan melihat sendiri bagaimana setiap data punya ceritanya, setiap masalah punya akarnya, dan tidak semua bisa diselesaikan dengan cepat. Di sini, kita belajar menyatukan idealisme dengan kondisi nyata.
Beliau lalu menambahkan, sambil tersenyum,
Kalau hanya mau rapi di dokumen, itu mudah. Tapi kalau mau rencana ini benar-benar hidup, kalian harus mau mendengar, mengamati, dan beradaptasi. Itu yang akan membedakan hasil kerja kalian nanti.
Kata-kata itu menjadi titik awal yang membuat kami paham, bahwa PKM ini bukan sekadar tugas lapangan biasa, ini adalah proses belajar yang menuntut kepekaan, kesabaran, dan kemampuan membaca situasi secara mendalam.
Menggali Data, Mengungkap Cerita di Balik Angka dan Arsip
Tanggal 2-3 Juli 2025, kami mulai masuk ke tahap inti dari Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) ini: Mengumpulkan dan memverifikasi data. Di ruang Tata Usaha, Puskesmas Mojoagung, kami bertemu Bu Afidah, Kepala Tata Usaha, yang langsung menjadi pintu pertama dalam perburuan dokumen renstra.
Awalnya kami kira semua arsip sudah siap dan rapi, tapi kenyataannya tidak semudah itu. Ada yang tersimpan di komputer lama, ada yang bercampur dengan laporan tahunan, bahkan ada yang masih dalam bentuk fotokopi lusuh. Kami harus belajar menyesuaikan diri dengan ritme kerja pegawai, sambil mencari cara agar proses ini tidak mengganggu aktivitas harian puskesmas.