Mohon tunggu...
MJK Riau
MJK Riau Mohon Tunggu... Administrasi - Pangsiunan

Lahir di Jogja, Merantau di Riau

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sedekah

13 Desember 2019   13:14 Diperbarui: 13 Desember 2019   13:15 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: https://id.m.wikipedia.org/wiki/Karna

sebelumnya

Sedekah

Karna berjalan terhuyung-huyung menuju istana Awangga. Gamang hati Karna jika sampai di istananya, harus berjumpa dengan istri tercinta, Dewi Surtikanti. Perseteruan Karna dengan Prabu Salya, yang nota bene adalah ayah Dewi Surtikanti, menjadi salah satu alasan Karna gamang pulang ke istana Awangga.

Namun di luar itu, masalah Karna yang ternyata merupakan anak Sulung Dewi Kunti, membuat hati Karna terbelah. Kenyataan Karna menjadi Sulung Pandawa, menjadikan situasi sulit, yang harus dihadapi Karna. Di satu sisi, Karna diminta Dewi Kunti untuk dapat menumbuhkan sense of belonging keluarga Pandawa. Sebagai kakak Sulung Pandawa,  Karna diminta ikut merasa memiliki, Melu Handarbeni, Pandawa, bahkan Karna dipandang harus ikut membela, Melu Hangrungkepi, Pandawa. Sementara Karna merasa sudah terikat Janji untuk membela Duryudana, apa pun alasannya. Karna merasa tidak sanggup menceritakan masalah besar yang dihadapinya kepada Dewi Surtikanti.

Akhirnya Karna hanya merebahkan diri di pangkuan Dewi Surtikanti. Karna merasa lega, jika sudah berdua bersama Dewi Surtikanti. Kemesraan hidup bersama Dewi Surtikanti, sesaat dapat membuat Karna melupakan segala masalah yang dihadapinya. Begitulah Allah Subhana wa Ta'ala, menciptakan hidup manusia berpasang-pasangan, untuk saling melengkapi.

Namun Karna sadar bahwa masalah besar yang dihadapinya tetap harus diselesaikan. Karna kemudian ingat nasehat Kresna, supaya Karna, Mulat Sariro Hangroso Wani, mawas diri, repositioning, Muhasabah, melihat situasi kondisi yang terjadi dan mengambil keputusan berdasarkan Opportunity Cost, untuk melangkah ke depan.

Akhirnya Karna mengambil keputusan untuk melakukan manuver. Karna akan menjalani hidup sedekah, untuk menutup kesalahan kesalahan yang telah dilakukannya serta untuk mendapat jalan terbaik dalam meniti hidup menuju Sangkan Paraning Dumadi. Mau tidak mau, Karna kemudian berterus terang kepada Dewi Surtikanti, karena akan menjalani kehidupan yang ke luar dari jalur yang selama ini dijalaninya, sebagai Raja Awangga. Karna akan menjalani hidup sedekah, dengan jalan akan memberikan segala sesuatu yang dimilikinya kepada orang yang membutuhkan, siapa pun orangnya, di mana pun tempatnya, kapan pun saatnya.

"Duh istriku Dewi Surtikanti yang tercinta. Relakan suamiku, Karna ini, akan menjalani laku, tapa sedekah." seru Karna, setelah menjelaskan panjang lebar mengenai permasalahan yang Karna hadapi.

"Duh, Kanda Karna, suamiku tercinta. Sungguh berat, pedih perih, rasa hati Surtikanti  sebagai istri, kalau harus melepaskan Kanda untuk menjalani laku tapa sedekah. Namun Surtikanti paham, kalau masalah yang Kanda Karna hadapi lebih besar dan berat dari pada, yang Surtikanti rasakan.  

Kanda Karna, berangkatlah dengan dada lapang. Surtikanti istrimu rela melepaskan Kanda Karna .. " jawab Surtikanti.

~~

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun