Mohon tunggu...
MJK Riau
MJK Riau Mohon Tunggu... Administrasi - Pangsiunan

Lahir di Jogja, Merantau di Riau

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

"Blessing in Disguies" di Gudeg Yu Jum Jogja

13 September 2018   05:11 Diperbarui: 14 September 2018   06:34 525
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sebelumnya

Blessing in Disguies di Gudeg Yu Jum Jogja

Ratih Joachim Kun bersama rombongan berhenti di Gudeg Yu Jum. Ratih tahu kalau Cecep dan Derna suka makan gudeg. Namun karena mereka akan melanjutkan perjalanan ke pantai Indrayanti, untuk berjumpa dengan Tante Wahyu, maka Ratih berpesan kepada Mahesa, ambil saja gudeg sambel goreng krecek telur pindang 6 (enam) bungkus. Nanti makannya di jalan saja. 

"Bagaimana Mami Dinda, apakah Mami Dinda setuju ?" tanya Ratih.

Mami Dinda hanya mengangguk pelan. Namun Mami Dinda tetap ikut turun dan duduk bersama Ratih, Cecep, dan Derna serta Pak Edy.  Tamu yang makan di Gudeg Yu Jum sangat banyak. jadi mereka sengaja duduk sambil menunggu pesanan nasi gudeg sambel goreng krecek telur pindang itu.

Pada saat mereka sedang santai menikmati suasana warung Gudeg Yu Jum yang ramai dengan pengunjung, tiba-tiba mereka melihat ada rombongan Tiga Dara yang baru turun dari mobil dan masuk ke warung, sambil ribut-ribut.

"Yani kamu tidak boleh terus menerus begitu. Lupakan masa lalumu dengan Joni. Segera putuskan, terima saja tawaran pemuda itu kepadamu. Kalau tidak, ada bahayanya, apalagi kalau pemuda itu sempat ketemu Sa Ri. Bisa berabe.

Yani tahu sendiri kan kerjaan Sa Ri. Rayuan mautnya dapat membuat orang mati berdiri." seru salah satu dari Tiga Dara yang hidungnya mancung.

"Eh. Jebbing, enak saja kamu. Begini, begini aku dapat mencintai secara sederhana tahu!

Kalau tidak jangan sebut namaku Sa Ri." seru salah seorang dari Tiga Dara yang menyebut namanya Sa Ri. 

"Ah, siapa pun juga tahu Sa Ri. Kalau kamu bikin status, bisa bikin panas suami orang. Apalagi kalau pemuda yang tidak berpengalaman yang mengejar Yani itu ketemu kamu, Sa Ri. Bisa patah hati nanti Yani di pantai Indrayanti."seru dara hidung mancung yang dipanggil Jebbing.  

Oh mereka, Tiga Dara ini juga akan pergi ke pantai Indrayanti, dalam hati Mami Dinda itu berucap. Apa yang akan dilakukan laki-laki teman Mahesa itu ya, kalau bertemu dengan Tiga Dara ini di pantai Indrayanti, pikir Mami Dinda.Diam diam Mami Dinda melirik Pak Edy. Mami Dinda ingin tahu, apa yang dikerjakan Pak Edy mendengar percakapan Tiga Dara yang heboh itu. Namun Mami dinda tersipu malu, karena pandangan mata mereka hampir saja berantuk. Rupanya bukan hanya Mami dinda yang ingin melihat Pak Edy, ternyata pada saat yang sama Pak edy juga ingin melihat wajah Mami Dinda. Namun begitu mereka akan bertemu pandang, lagi-lagi Pak Edy menundukkan kepala.

"Yani hati-hati kamu dengan gaya Jebbing. Dia tidak paham arti cinta sederhana." seru Sa Ri.

"Cinta sederhana. Enak saja kamu Sa Ri. Memang bisa dengan cinta sederhana dapat pinjaman mobil Alphard. Cinta sederhana 'emoh' aku." tegas Jebbing.

"Alphard minum premium. Berapa kali kita tadi berhenti di SPBU cari premium terus. Kuhitung lebih dari 10 (sepuluh) kali tadi kamu cari premium, Jebbing Alphard." balas Sa Ri.

Sejenak dara yang dipanggil Jebbing tadi diam, namun kemudian dia bertanya kepada Yani:

"Yani, siapa pemuda yang ingin mengejarmu sampai ke pantai Indrayanti itu. Profesi dia dapat menjamin Alphard tidak ?" 

"Ah, Tante Jebbing bisa saja. Teman Yani itu baru resign dari kantor tempat dia kerja. Bahkan dia sekarang buka usaha sendiri." jawab gadis yang dipanggil Yani.

"Bagaimana Yani bisa kenal dia ?" sela Sa Ri, seolah tidak mau Sa Ri kalah dengan Jebbing, pada pendekatan   kepada Yani. Kan berabe kalau mereka berdua dekat. Bisa manyun Sa Ri nanti, tidak diajak bicara  di Alphard Jebbing.

"Sebetulnya pemuda itu putera teman sosmed Yani, Tante Wahyu namanya." kata Yani. 

Mendengar hal itu, Pak Edy bersin berkali-kali. Setelah selesai bersin Pak Edy membaca bacaan Hamdallah:

"Alhamdulillahirobbilalamin."

"Yarhammukalloh." refleks Mami Dinda berdoa.

Sekilas Pak Edy mencari pemilik suara yang membalas doanya setelah bersin. Dilihatnya Mami Dinda tersenyum. Sekali ini Pak Edy tidak ingin melewatkan pandangannya begitu saja, namun hanya sesaat. 

"Yahdiikumulloh." balas Pak Edy.

"Tuan Mahesa, mBak Yani silahkan bayar di kasir." tiba-tiba terdengar suara dari karyawan Gudeg Yu Jum memberitahu.

Segera Mahesa dan Yani menyelesaikan urusannya di kasir. Kemudian secara berangsur rombongan masing-masing menuju mobilnya.

"Mahesa, tolong ikuti mobil Alphard itu. Mereka juga akan menuju pantai Indrayanti." tidak biasanya Pak Edy bicara dengan nada berharap.

"Baik, Pak Edy." jawab Mahesa.

Ratih segera menggandeng Mami Dinda dan menggapai Cecep dan Derna. Ada blessing in disguies di Gudeg Yu Jum, nih kayaknya, pikir Ratih. 

lanjut ke

   

         

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun